World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Kasih Kekal | Bagian 1: Kasih Yahuwah bagi Manusia

Kasih Kekal | Bagian 1: Kasih Yahuwah bagi Manusia image 

Yahuwah adalah kasih. Pikiran-Nya, perasaan-Nya,
esensi dari sifat-Nya, dari Diri-Nya yang sesungguhnya,
Dia adalah murni, suci, kasih yang tak terukur. Setiap tindakan dari kekuatan
kreatif mengalir dari kasih yang tak terbatas dan merupakan ekspresi dari KASIH
itu sendiri.

KASIH aktif berusaha untuk berbuat baik kepada orang
lain, untuk membawa sukacita kepada orang lain. Untuk tujuan inilah, maka KASIH
menciptakan dunia yang sempurna. “Jadilah terang” bunga bunga(Kejadian 1: 3)
adalah hadiah pertama. Daratan, diairi dengan air yang terpisah, cahaya di
langit, pepohonan, bunga-bunga yang lembut, burung-burung yang menyenangkan,
hewan-hewan yang penuh kasih, semuanya adalah pemberian-kasih-Nya, direncanakan
menjadi bagian dari dunia yang sempurna yang diperuntukkan bagi umat manusia.

Ketika Sang Pencipta selesai mencipta dunia yang
sempurna, tidak ada yang sebaik itu. Melihat pemandangan itu, KASIH melihat
bahwa “semuanya itu baik.” (Lihat Kejadian 1.) Ketika dunia sudah
siap, KASIH menciptakan manusia. Bukan sebagai robot atau hamba-hamba, tetapi
sebagai anak-anak-Nya sendiri, “… Menurut gambar [Elohim] diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27, NKJV)

Yahuwah meniupkan kepada manusia
napas hidup-Nya sendiri melalui mulut-ke-mulut. Yahuwah, AKU ADALAH AKU,
berjanji untuk menjadi Elohim bagi manusia, untuk memberikan segala sesuatu
yang diperlukan, bukan hanya untuk kehidupan itu sendiri, tetapi untuk
kebahagiaan, hal-hal yang menarik, untuk kepuasan, KASIH dan Kedamaian. Ini
semua adalah salah satu anugerah terbesar, yang mengalir dari hati yang besar
dari KASIH itu sendiri.

Tapi kasih sejati
adalah lebih dari sekedar pemberian. Kasih lebih dari sekedar kata-kata. Kasih
sejati meluangkan waktu bersama yang
dikasihi itu.

Dengan gembira anak laki-laki itu meraba-rabakan jari-jari
kakinya di dalam selimut. Hari ini adalah hari ulang tahunnya! Ayahnya telah menjanjikan
kepadanya hari yang sangat istimewa. Dia melompat dari tempat tidur, dan
berlari ke ruang tamu dengan sigap. Pemandangan yang memenuhi matanya lebih
dari yang dia telah harapkan: dekorasi berwarna-warni dan balon yang banyak
telah mengubah ruangan yang biasa menjadi pemandangan yang menarik dan meriah.
Sebuah gundukan kado yang terbungkus indah semakin menjanjikan kesenangan
berikutnya.

Dengan semangat mencari si pemberi semua hal-hal yang
baik ini, anak kecil itu berlari ke dapur. Bahkan meja untuk sarapan telah diatur
terlihat sangat-istimewa dan aroma makanan favoritnya menambah liurnya. Di
sana, di atas piringnya terhampar, sebuah kartu. Tentunya kartu ulang tahun! Dengan
gembira anak itu membuka amplop itu, dan membaca:

Kasih Kekal | Bagian 1: Kasih Yahuwah bagi Manusia image

Anak itu bergoyang gembira. Dia adalah ayah terbaik di
seluruh penjuru dunia! Mungkinkah hari istimewanya dapat menjadi lebih baik
dari ini? Lalu matanya melihat kata-kata selanjutnya:

Kasih Kekal | Bagian 1: Kasih Yahuwah bagi Manusia image

anak menangisSukacita dan kegembiraan besar pada hari itu hilang.
Mata anak itu berkaca-kaca saat dia menatap hadiah-hadiah dari ayahnya. Yang
sungguh-sungguh dia inginkan adalah bersama dengan ayahnya. Semua hadiah di
dunia ini tidak bisa dibandingkan dengan kebersamaan sepanjang hari dengan
ayahnya, bermain dengan ayahnya dan ayahnya ada untuk mendengarkan apa yang dia
sampaikan.

Sebagai Bapa bijaksana, yang penuh kasih, Yahuwah
tahu bahwa semua pemberian-Nya tanpa kehadiran-Nya tidak dapat sepenuhnya
dinikmati. Dia tahu bahwa anak-anak-Nya membutuhkan perhatian-Nya melebihi
apapun yang telah Dia berikan kepada mereka, mereka ingin berinteraksi dengan KASIH
itu sendiri. Dan karena itu Yahuwah telah menyediakan melampaui pemberian
materi belaka; Dia telah melakukan lebih dari sekedar mengatakan kata-kata kasih.
Dia memberi mereka diri-Nya sendiri dengan memberi mereka waktu-Nya.

Seminggu
sekali, setiap hari ketujuh telah ditetapkan sebagai waktu khusus antara Sang Pencipta
dan anak-anak-Nya. KASIH “melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat
baik. . . Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Dan pada
hari ketujuh . . . [KASIH] telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu,
berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya
itu”. (Kejadian
1: 31-2: 2)

Yahuwah merencanakan di dalam waktu, kesempatan untuk
Dia hadir: hari Sabat setiap minggu dan hari Bulan Baru setiap bulan adalah
undangan untuk menghabiskan waktu bersama-Nya.

ayah dan anakSeorang ayah yang mengasihi anak-anaknya, menikmati
menghabiskan waktu bersama mereka. Dalam dunia sekarang ini, sebagian besar para
ayah bekerja jauh dari rumah membagi waktu dengan baik. Dia berharap agar pada
akhir pekan mereka bisa menghabiskan sepanjang hari bersama-sama, tetapi satu
hari dalam satu minggu tidaklah cukup. Ketika pekerjaan hari itu selesai, ia
bergegas pulang dan menghabiskan waktu dengan anak-anaknya sebelum tidur. Namun,
Satu hari dalam satu minggu tidak cukup bagi Yahuwah. KASIH akan datang
“dalam malam yang sejuk”1 untuk menghabiskan waktu dengan
anak-anak-Nya.

Ketika anak-anak-Nya berdosa, KASIH tidak menarik
kehadiran-Nya, namun tetap semakin dekat. Perayaan tahunan telah diberikan dan
diharuskan karena Dia tahu bahwa tanpa keharusan anak-anak-Nya yang telah
berdosa tidak akan cukup lama berhenti bekerja untuk meluangkan waktu
bersama-Nya. Mereka akan lupa bahwa sukacita terbesar mereka terpusat pada KASIH.

Kasih ilahi adalah kasih yang abadi. Mengalir dari
hati besar Yahuwah yang merupakan sumber dari segala kasih, sukacita dan
kebahagiaan. Kasih Yahuwah adalah kekuatan paling kuat di alam semesta. Ini
adalah inti dari diri-Nya yang sesungguhnya.

Anak-anak biasanya tidak suka menggosok gigi mereka.
Pedasnya pasta gigi membakar lidah mereka dan, kebenarannya, jika mereka tidak
diberitahu untuk pergi membersihkan gigi mereka, mereka tidak akan ingat untuk
melakukannya. Orang tua yang penuh kasih mengharuskan anak-anak untuk menyikat
gigi mereka karena orang tua tahu bahwa jika gigi tidak tetap bersih, anak-anak
akan mengalami rasa sakit akibat dari kerusakan gigi. Orang tua juga tahu bahwa
setiap hari menyikat-gigi diperlukan jika anak-anak ingin tetap memiliki semua
gigi mereka ketika mereka sudah besar dan orangtua tahu bahwa anak-anak mereka
ingin tetap memiliki gigi mereka ketika mereka sudah besar. Apa yang tampaknya bagi
anak-anak menjadi sebuah persyaratan yang berat, berasal dari kasih yang orang
tua rasakan pada anak-anak mereka.

Seperti halnya dengan waktu yang olehnya KASIH mengharuskan
anak-anak-Nya untuk diluangkan bersama dengan-Nya. Karena “semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Yahuwah” (lihat Roma 3: 23)
orang-orang ingin meluangkan waktu dengan Bapa surgawi mereka sama seperti anak
nakal dengan rasa bersalahnya ingin meluangkan waktu dengan orang tuanya.
Namun, KASIH tahu bahwa sukacita terbesar dan kebahagiaan anak-anak-Nya akan mereka
temukan ketika mereka menghabiskan waktu bersama-Nya, sehingga Dia mengharuskan
waktu yang diluangkan bersama-Nya dengan harapan agar anak-anak-Nya dapat
belajar untuk tidak perlu takut kepada Dia, dan agar sebaliknya mereka dapat melihat
keindahan KASIH dan sebagai balasannya mereka bertumbuh untuk mengasihi-Nya.

Manusia melihat Sabat sebagai sebuah Perintah
padahal itu adalah sebuah undangan.
Mereka melihat perayaan sebagai sebuah keharusan
padahal, dalam kenyataannya, perayaan adalah sebuah hak istimewa. Dalam sistem Ibrani, Yahuwah menyisihkan setiap tujuh-tahun
bagi anak-anak-Nya untuk meluangkan waktu bersama-Nya. Sepanjang tahun
dikhususkan untuk menjadi Sabat! Setiap lima puluh-tahun adalah waktu istirahat
istimewa-tambahan, tahun Yobel, tahun di mana budak-budak dibebaskan dan utang-utang
diputihkan.

Hanya kasih yang diberikan yang  akan membangkitkan kasih sebagai balasannya,
jadi Yahuwah menyisihkan waktu yang cukup bagi semua orang agar memiliki
kesempatan untuk berkenalan dengan-Nya, yang akan membuat mereka terpesona oleh
keindahan karakter-Nya dan belajar untuk percaya dalam kasih-Nya. Hal ini
diperlukan karena Kasih Ilahi sangat berbeda dengan kasih manusia. Kasih
manusia adalah sebuah perasaan yang
berubah-ubah dan tidak dapat dipercaya. KASIH Ilahi adalah sebuah prinsip yang tidak mengenal perubahan
dan merupakan sebuah kekuatan yang paling kuat di alam semesta.

Kasih kuat seperti maut . . . Air yang banyak tak
dapat memadamkan kasih, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun
orang memberi segala harta benda rumahnya untuk kasih, namun ia pasti akan
dihina. (Kidung Agung 8: 6, 7, KJV)

KASIH ILAHI MELAWAN
KASIH MANUSIA

pasangan bahagiaPenyair, novelis, penulis lagu dan masih banyak lagi
telah memanfaatkan kerinduan manusia yang sangat mendasar untuk dikasihi. Film
bercerita tentang orang-orang yang menemukan “kasih”; para penyanyi bersenandung
dengan lagu “Endless Love” atau sambil menangis menyanyikan “Looking
for Love in All the Wrong Places.” Semua orang di mana-mana mencari
seseorang yang akan mengasihi mereka sebagaimana adanya, dan menerima mereka
terlepas dari segala kekurangan mereka. Semua ini disebut “kasih.”

Kasih seperti ini tidak sama dengan Kasih Ilahi.
“Kasih” manusia selalu dibayangi oleh sedikit tingkat keegoisan.
Bahkan definisi kamus mengenai “kasih” dinodai oleh keegoisan: “Secara
umum merasa senang dengan; memperhatikan dengan sayang, termasuk hal-hal yang
membangkitkan rasa senang….”2

Namun kasih sejati, bersumber dari hati KASIH yang Tak
Terbatas: yaitu Yahuwah sendiri. Kasih Ilahi, bebas dari segala keegoisan,
kadang-kadang lebih tepat diterjemahkan ke dalam Alkitab berbahasa Inggris versi
King James sebagai “kebaikan.” Ini
adalah Kasih murni yang memenuhi hati Bapa:

sifat dari hati yang membuat manusia condong untuk
berpikir positif terhadap sesamanya, dan memperlakukan
sesamanya dengan baik
. . . . secara khusus merupakan rasa, kasih, kebaikan,
sayang, kelembutan,. . . kemurahan dalam menilai manusia dan tindakan mereka; watak yang membuat orang condong untuk
berpikir dan menilai dengan positif, dan untuk menempatkan pendirian terbaik
dalam kata-kata dan tindakan-tindakan yang dalam hal itu akan diterima
.3

terbuka AlkitabSeluruh Kitab Suci berisi catatan panjang
pengungkapan KASIH ilahi yang kekal. Dari awal sampai akhir, Alkitab
mengungkapkan karakter Yahuwah sebagai Kasih yang murni, bebas dari segala
tanda-tanda keegoisan.

Tulisan-tulisan yang diabadikan di dalam Alkitab
mengungkapkan sifat Kasih Yahuwah kepada makhluk yang Dia telah ciptakan.
Meskipun kita telah berdosa terhadap-Nya, dan menyakiti-Nya seperti istri yang
tidak setia kepada suami yang selalu merawatnya dengan penuh kasih (lihat kitab
Hosea), KASIH berpikir “positif” terhadap orang-orang berdosa dan
berusaha untuk “memperlakukannya dengan baik.” KASIH “condong…
untuk berpikir dan menilai dengan positif, dan untuk menempatkan pendirian
terbaik dalam kata-kata dan tindakan-tindakan yang dalam hal itu akan diterima.”4

Di sinilah jurang besar antara KASIH dan manusia telah
ditunjukkan dengan sangat jelas.

Ada perbedaan antara aksi dan reaksi. Aksi seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan. Reaksi, di sisi lain,
didasarkan semata-mata pada rangsangan fisik atau emosional. Sentuh elemen
panas di atas kompor anda, dan anda tidak akan meluangkan waktu untuk
memutuskan bagaimana anda harus bereaksi.
Anda akan segera bereaksi: anda akan segera menjauhkan tangan anda dan mungkin sambil
berkata, “Aduh!”

Untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di kedalaman
hati dan jiwa seseorang, pelajarilah reaksinya. Reaksi mengungkapkan siapa sesungguhnya
seseorang itu dengan cara yang tidak dapat ditunjukkan oleh sebuah tindakan. Berikut adalah contoh dari
seorang ibu yang defensif yang menampilkan perbedaan manusia dibandingkan
dengan Kasih Ilahi dalam bereaksi:

anak takut“Ketika
anak saya pulang dari sekolah dengan luka memar dari seorang pengganggu, saya
mengalami reaksi yang sangat kuat… dan itu bukan reaksi pengampunan yang
cepat pada seorang anak laki-laki yang telah membuat gadis kecilku menjadi memar.
Aku bereaksi dengan tenang dan dengan hati-hati menginstruksikan anak saya cara
untuk menempatkan pukulan yang kuat,yang tepat pada ulu hati agar udara keluar
dari paru-paru anak laki-laki itu sebagai tanda penghargaan kepadanya (setidaknya
menghargai kekuatannya jika tidak ada yang lain) sehingga anak laki-laki itu dapat
pergi meninggalkannya …”

Reaksi yang tidak pantas ini didasarkan pada kasih
ibu untuk anak perempuannya. . . tanpa ada kasih yang tersisa pada anak
laki-laki yang telah menyakiti anak perempuannya. Reaksi seperti ini benar-benar manusiawi dan benar-benar berlawanan
dengan reaksi Yahuwah terhadap luka atau
siksaan. Reaksi konsisten dan
seketika dari Yahuwah adalah: pengampunan. ReaksiYahuwah terhadap penghinaan pribadi dan luka menempatkan pendirian terbaik dalam
kata-kata dan tindakan-tindakan orang lain bahkan
ketika kata-kata dan tindakan-tindakan itu menimbulkan rasa sakit yang intens
dan pribadi bagi Yahuwah!

Ini adalah inti dari KASIH. Dia memberi karena Dia
mengasihi, tanpa melacak berapa banyak yang Dia telah terima sebagai imbalan.
Perasaan-Nya terluka ketika karunia-Nya diambil begitu saja, tetapi reaksi pertamanya adalah mengampuni!
Kita melihat ini dalam pengorbanan luar biasa dari Anak Tunggal-Nya, Yahushua; teladan
kita yang sempurna untuk bertindak dalam SEMUA hal!

KASIH berpikir positif pada orang lain. Tindakan KASIH dengan cara membawa
sukacita kepada orang lain dan Dia bereaksi
dengan pengampunan instan, tidak terpengaruh pada provokasi.

KASIH itu penyayang
dan mudah tersentuh oleh luka dan kesulitan orang lain.

KASIH itu baik:
Dia “bersedia untuk berbuat baik kepada orang lain, dan membuat mereka
bahagia dengan memberikan kepada mereka apa yang mereka minta, memenuhi
keinginan mereka atau membantu mereka dalam kesusahan, memiliki kelembutan atau
kebaikan alami; baik hati.”5

KASIH itu ramah:
Dia “baik, bersahabat dan bersedia untuk memaafkan pelanggaran dan
memberikan berkat tanpa pamrih….”6

tangan terbukaKASIH itu penyayang:
Dia memiliki “ketulusanan atau kelembutan hati yang membuat seseorang bersedia
mengabaikan luka, atau untuk memperlakukan orang yang salah dengan perlakuan
yang tidak layak mereka terima, memiliki sifat perasaan yang adil, dan
memaafkan pelanggaran-pelanggaran dan luka-luka dengan membiarkan orang yang
terluka, dan bersabar menerima hukuman, atau bersabar melebihi apa yang hukum
dan keadilan dapat berikan.”7

Sebagai Bapa dari semua, KASIH merasa kasihan: Dia merasa “rasa sakit
atau sedih ketika seseorang berada dalam kesulitan.”8

Di atas semua itu, KASIH itu adalah kebajikan: Dia memiliki; “sebuah
sifat untuk melakukan yang baik; menyatakan kasih kepada umat manusia dan memiliki
kerinduan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka.”9

Kasih ilahi yang murni adalah kekuatan yang paling
kuat di seluruh alam semesta dan Yahuwah sendiri adalah sumber Kasih sejati
memberikan kepada anak-anak-Nya sebuah pandangan mendalam ke dalam karakter-Nya
di pasal yang kemudian dikenal sebagai Pasal Kasih:

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku
mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan
memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna
untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
sekali tidak berguna.Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih
itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu,
percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala
sesuatu.

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir;
bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak
lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka
yang tidak sempurna itu akan lenyap.

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti
kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar,
tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal
dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti
aku sendiri dikenal.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1
Korintus 13, NKJV)

Pasal ini adalah penjabaran yang diilhamkan dari KASIH
itu sendiri. Setiap kali kata “kasih” digunakan, masukkan nama
pribadi dari KASIH itu, yaitu Yahuwah:

Yahuwah itu sabar dan murah hati; Yahuwah tidak
cemburu. Yahuwah tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Yahuwah tidak
pernah gagal.

Untuk mendapatkan perbandingan yang jelas antara KASIH
ilahi dan kasih manusia, cobalah baca kembali pasal yang sama tetapi masukkanlah
nama anda sendiri sebagai gantinya:

[masukkan nama anda di sini] itu sabar dan
murah hati; [nama anda] tidak cemburu. [nama anda] tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. [nama anda] tidak
pernah gagal.

aliran gunungAduh. Nama saya tidak cocok di tempatkan di sana. Mengapa
nama anda bisa? Hanya KASIH yang memenuhi semua parameter. Hanya karakter
ilahi-Nya yang bisa begitu
dijelaskan.

Kasih inilah,
Kasih sejati, Kasih yang murni, yang Dia, KASIH itu sendiri tawarkan kepada
anda.

Semua kasih kebapakan yang telah turun dari generasi
ke generasi melalui saluran hati manusia, semua mata air kelembutan yang telah terbuka
di dalam jiwa-jiwa manusia, hanya bagaikan rintik kecil [tetesan air] ke samudera
tak terbatas jika dibandingkan dengan KASIH tak terbatas, yang tidak perna
habis dari. . . [Yahuwah]. Lidah tidak bisa mengatakannya; pena tidak bisa
menggambarkannya. Anda mungkin merenungkan setiap hari dalam hidup anda; anda
dapat menyelidiki Kitab Suci dengan tekun untuk memahaminya; anda dapat
memanggil setiap kekuatan dan kemampuan yang. . . [Yahuwah] telah berikan,
dalam usaha untuk memahami kasih dan sayang dari Bapa surgawi; namun masih ada yang
tidak terbatas diatas. Anda dapat belajar mengenai kasih seumur hidup; namun anda
tidak pernah dapat sepenuhnya memahami panjang dan lebarnya, dalam dan tingginya
kasih. . . [Yahuwah] itu. . . .10

Kasih Tuhan
[Yahuwah]

Kasih Tuhan [Yahuwah] jauh lebih
besar
Dari yang lidah atau pena
bisa katakan;
Itu melampaui bintang
tertinggi,
dan sampai ke dasar neraka;
Pasangan yang berdosa, sujud
dengan serius,
Tuhan memberikan Anak-Nya
untuk menang;
Anak-Nya yang berdosa didamaikan-Nya,
Dan diampuni dari dosanya.

ref:
Oh, kasih Tuhan, sungguh
kaya dan murni!
Sungguh tak terukur dan
kuat!
Kokoh untuk selama-lamanya

lagu orang-orang kudus dan para
malaikat.

Dapatkah kita dengan tinta seluas
samudera,
Menulis pada kertas seluas
langit,
dengan bulu pena dari setiap
tangkai di bumi,
Dan setiap manusia menjadi
penulis;
Untuk menulis kasih Tuhan
yang ada di atas
Itu akan mengeringkan
samudera;
Dan tidak ada kertas yang
dapat memuat semuanya,
Meskipun dibentangkan dari ujung
langit sampai unjung langit.

ref:
Oh, kasih Tuhan, sungguh
kaya dan murni!
Sungguh tak terukur dan
kuat!
Kokoh untuk selama-lamanya

lagu orang-orang kudus dan para
malaikat.

Bukalah
hati anda pada KASIH. Firman-Nya telah bergema selama berabad-abad: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau. Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku
melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 1: 5; 31: 3, NKJV)

Percayalah kepada Sang Pencipta anda. Luangkan waktu
untuk mempelajari karakter-Nya. Serahkan diri anda ke dalam pemeliharaan dan
perlindungan-Nya karena Yahuwah adalah Kasih.

pria berdoa



1 Kejadian 3:8

2 LOVE, Noah Webster, American Dictionary of the English Language, 1928.

3 CHARITY, s.d.a.,
penekanan ditambahkan.

4 CHARITY, Webster, op. cit.

5 KIND, Webster, op.
cit.

6 GRACIOUS, Webster, op. cit.

7 MERCY, Webster, op. cit.

8 PITY, Webster, op.
cit.

9 BENEVOLENT, Webster, op. cit.

10 E. G. White, Testimonies
for the Church
, Vol. 5, hal. 740.

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.