Rahasia Terungkap
Kalender Sang Pencipta memiliki dua kategori hari yang tidak terdapat di dalam kalender kepausan moderen/kalender kafir, yaitu: Hari Bulan Baru dan Hari Translasi. Setelah hal ini dipahami, maka akan lebih mudah untuk memahami bagaimana waktu dihitung pada awalnya. |
Selama hampir 2.000
tahun, sebagian dari dunia barat telah mengatur waktu dengan siklus
mingguan tujuh hari yang sama. Hal ini telah menciptakan ilusi diantara orang-orang
Kristen bahwa mingguan moderen dari hari Minggu sampai
hari Sabtu telah bersiklus tanpa henti dan tanpa interupsi sejak masa Penciptaan.
Hal ini tidak benar. Negara terakhir yang secara resmi mengadopsi kalender
Gregorian moderen [kalender masehi] adalah negara Yunani pada tahun 1923, tetapi
barulah pada tahun 1949 seluruh dunia disatukan untuk menggunakan kalender ini.
Pengetahuan tentang waktu, dan bagaimana waktu itu dihitung, memungkinkan
seseorang untuk memahami makna dari Hari Bulan Baru dan Hari Translasi yang
muncul dalam metode pengatur waktu Alkitab.
“Waktu adalah sebuah perpindahan di mana kita tiba melalui perubahan [pergerakan] benda-benda”.
Fisikawan Austria, Ernst Mach (1838-1916) |
Waktu hanya bisa diukur melalui pergerakan.
Manusia berhubungan dan mengukur waktu dengan
mengacu pada gerakan. Jarum-jarum pada sebuah jam bergerak di sekitar permukaan-jam
untuk menunjukkan jam-jam, menit-menit dan detik-detik. Satu tahun ditentukan
oleh perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Satu bulan ditentukan oleh perputaran
bulan mengelilingi bumi. Satu hari ditentukan oleh perputaran bumi pada
porosnya1.
Perbedaan dalam
Perhitungan Waktu: Bingung pada Minggu-minggu
Tanpa pergerakan, waktu tidak dapat diukur. Kalender
moderen adalah sebuah kalender matahari yang mendasarkan tahunnya pada lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk berputar mengelilingi matahari. Hari didasarkan
pada berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk membuat satu putaran
lengkap pada porosnya: yaitu 24 jam. Pada kalender moderen, minggu-minggu dan
bulan-bulan tidak didasarkan pada apa pun di alam. Keduanya benar-benar seenaknya. Hal ini berbeda dengan kalender
luni-solar yang ditetapkan oleh Yahuwah pada masa penciptaan dunia.
Kalender dari masa penciptaan didasarkan sepenuhnya
pada alam. Dari tahun-tahun sampai bulan-bulan, dari minggu-minggu sampai hari-hari,
itu semua didasarkan pada pergerakan. Kata “bulan”
berasal dari kata bulan [dilangit]. Pada zaman kuno, bulan-bulan kalender selalu
didasarkan pada pergerakan bulan di langit. Pada gilirannya, minggu-minggu,
adalah bagian dari bulan, atau bulanan kalender. “Sabat Ibrani … dirayakan pada interval tujuh hari, sesuai dengan
perubahan fase bulan di langit …”2. Fakta bahwa bulanan dan
mingguan pada kalender Alkitabiah juga didasarkan pada gerakan di alam membuat
kalender luni-solar Yahuwah dan kalender matahari kepausan/kalender kafir yang
digunakan saat ini memiliki perbedaan yang sangat besar. Hal ini juga
menciptakan banyak sekali kebingungan.
Kedua kalender ini tetap melacak berapa banyak waktu
yang diperlukan oleh bumi untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi
matahari (satu tahun). Keduanya membagi tahun menjadi lebih kecil, menjadi
bagian yang lebih mudah dikelola. Tapi sampai di sini, kesamaan berakhir.
Kalender moderen memiliki panjang bulanan mulai dari 28 hari sampai 31 hari.
Bulan-bulan tidak terikat dengan apa pun di alam. Akibatnya, siklus mingguannya
berlanjut terus dan tanpa interupsi dari satu bulan, ke bulan berikutnya; dari
satu tahun, ke tahun berikutnya.
“Hari Sabat bergantung, pada periode nomaden Israel, pada pengamatan fase bulan di langit, … tidak bisa, menurut pandangan ini, menjadi sebuah hari yang tetap”.
jewishencyclopedia.com |
Di sisi lain, Kalender Sang Pencipta, mendasarkan setiap bulan kalender
pada pergerakan bulan di langit. Setiap bulan dimulai dengan hari bulan baru. Minggu, menjadi sebuah bagian
dari bulan, yang memulai kembali siklusnya pada setiap Bulan Baru. “Bulan
Ibrani adalah bulan lunar dan seperempat bagian dari periode ini –satu fase
dari bulan di langit– tampaknya telah ditentukan membentuk sebuah minggu yang
terdiri dari tujuh hari”3. Di sinilah titik yang paling sulit
untuk dipahami ketika pertama kali mulai mempelajari kalender dari masa Penciptaan:
kalender matahari moderen memiliki sebuah siklus mingguan tidak
terputus
dan Kalender dari masa Penciptaan tidak.
Bulan-bulan Baru adalah komponen yang penting dari
metode pengatur-waktu Alkitab karena bulan-bulan baru adalah titik waktu di
mana siklus mingguan dimulai kembali pada bulan itu. Kalimat “Bulan Baru”
di dalam Alkitab berasal dari kata Ibrani, Chodesh.The New Strong Exhaustive Concordance of
the Bible mendefinisikan Chodesh sebagai “bulan baru di langit; yang menjadikan sebuah bulan kalender”. The New Strong’s Expanded Dictionary
of Bible Words menguraikan hal ini, dengan penjelasan: “Chodesh dapat merujuk pada sebuah ‘bulan
kalender’, atau periode dari satu bulan baru di langit ke bulan baru di langit
berikutnya. . . . Dalam nuansa terkait kata ini merujuk tidak begitu banyak pada
sebuah ukuran waktu seperti sebuah periode waktu, atau satu bulan
kalender”4.
Dengan demikian, di dalam Alkitab, “Bulan
Baru” dapat merujuk pada:
- Hari pertama pada sebuah bulan
baru. - Periode waktu antara satu
bulan baru di langit sampai bulan baru di langit berikutnya. - Sebuah bulan kalender.
“Sama seperti bulan baru dan Sabat yang adalah hari-hari raya lunar, Paskah (dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi), Pentakosta, dan Hari Raya Bait Suci adalah perayaan solar, yaitu perayaan yang mengikuti musim-musim setiap tahun”.
A Dictionary of the Bible: Dealing With Its Language, Literature, and Contents Including Biblical Theology, 1898, Vol.1, hal. 860. |
Alkitab berisi banyak rujukan5 pada bulan
baru di langit sebagai hari di mana bulan baru kalender dimulai. Kaitan yang
sangat dekat dari bulan kalender sebagai periode waktu terkait dengan bulanan bulan
di langit dapat dilihat pada fakta bahwa ada lebih banyak lagi rujukan Alkitab6 yang menggunakan kataChodesh untuk merujuk pada sebuah
bulan kalender melebihi penggunaannya sebagai hari pertama pada sebuah bulan di
langit. Chodesh digunakan 20 kali
dalam Alkitab untuk merujuk pada hari pertama dari sebuah bulanan baru. Dan Chodesh digunakan 251 kali untuk merujuk
pada sebuah bulan kalender, atau bulanan.
Kata Ibrani lain yang menghubungkan sebuah bulan
kalender pada bulan di langit adalah yerach,
(#3391). Kata untuk “bulan” ini tidak merujuk pada sebuah bulan baru di langit, tetapi menghubungkan
satu bulan kalender dengan sebuah bulanan: “sebuah bulanan, yaitu bulan: — bulan
kalender, bulan di langit”7. Kedua kata ini menghubungkan sebuah bulan di dalam kalender pada
sebuah bulanan dari bulan di langit:
Chodesh: bulan baru di langit; bulan
kalender; bulanan.
Yerach: bulan kalender; bulanan,
bulan di langit.
Bulan-bulan Baru di langit tidak memiliki hari yang
sesuai dengan kalender Gregorian [kalender masehi] yang bulan-bulannya terpisah
dari apa pun yang ada di alam. Dengan demikian, banyak orang yang bingung apa
yang harus dilakukan pada Bulan Baru atau bagaimana merayakannya. Alkitab
mengungkapkan beberapa hal tentang perayaan Bulan Baru:
- Bulan Baru adalah hari tanpa
perdagangan. - Bulan Baru adalah hari
pengucapan syukur. - Bulan Baru adalah hari
ibadah.
Bulan Baru
adalah hari tanpa perdagangan
Orang-orang Yahudi selalu memiliki sebuah reputasi yang
sangat “baik” mengenai uang: yaitu, mengambil keuntungan dari setiap
kesempatan untuk menghasilkan uang dan tambahan bunga yang tinggi dari bangsa-bangsa
lain. Orang-orang Yahudi pada zaman Alkitab juga tidak berbeda. Ketika berada di
dalam kemurtadan, orang-orang Yahudi benci jika harus menutup toko mereka pada
hari-hari Sabat dan hari-hari Bulan Baru. Alkitab mencatat ratapan dari para pedagang
yang serakah ini:
“Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh
menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan
terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca
palsu,
Supaya kita membeli orang lemah karena uang dan
orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu bekas?”
Yahuwah telah bersumpah demi kebanggaan Yakub:
“Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan
mereka!” (Amos 8: 5-7).
Namun, pekerjaan yang dilakukan untuk bait suci
diijinkan.
Berfirmanlah Yahuwah kepada Musa: “Pada hari
yang pertama dari bulan yang pertama haruslah engkau mendirikan Kemah Suci,
yakni Kemah Pertemuan itu.
Dan Musa melakukan semuanya itu tepat seperti yang
diperintahkan Yahuwah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang
kedua, pada tanggal satu bulan itu, maka didirikanlah Kemah Suci. (Keluaran 40:
1-2, 16-17).
Hal ini dimungkinkan, tetapi tidak diketahui,
bentuk-bentuk lain dari “pekerjaan” dapat diterima untuk dilakukan
pada hari Bulan Baru. Namun, tidak ada pekerjaan yang menghasilkan pendapatan,
tidak ada perdagangan, yang boleh
dilakukan pada hari Bulan Baru maupun pekerjaan rutin lainnya yang dapat
dilakukan pada hari-hari lain.
Bulan Baru
adalah hari Pengucapan Syukur
“Pada zaman para nabi mula-mula, Bulan Baru disejajarkan dengan perayaan lunar lainnya, yaitu hari Sabat”.
Scribner’s Dictionary of the Bible, edisi 1898, hal. 521. |
Bulan Baru adalah waktu bagi keluarga untuk
berkumpul, berbagi makanan dan bersukacita atas berkat-berkat dari bulan lalu, serta
mendedikasikan diri kembali kepada Yahuwah untuk bulan yang baru. Sumber
Alkitab maupun catatan tambahan Alkitab menghadirkan Bulan Baru sebagai sebuah hari
untuk menghabiskan waktu dan berkumpul bersama dengan keluarga dan teman-teman sambil
menikmati perjamuan makan. Beberapa sumber menyatakan bahwa hari bulan baru
adalah hari di mana perempuan secara khusus dibebaskan dari banyaknya beban
pekerjaan rumah tangga. Ayat-ayat lain di dalam Kitab Suci mengungkapkan bahwa
Bulan Baru, seperti hari-hari Sabat, adalah sebuah waktu di mana orang-orang
akan pergi untuk membuat permintaan khusus dari para nabi.
Bulan Baru pada
awalnya adalah hari ibadah
Pada bagian dimana Alkitab membisu, sejarah dapat memberikan
penjelasan tambahan. Edisi mula-mula dari Universal Jewish Encyclopedia menyatakan
bahwa Bulan Baru pada awalnya adalah hari untuk beribadah:
Sabat dan Bulan Baru (Rosh Hodesh), keduanya terjadi secara berkala dan berulang
dalam perjalanan tahun. Bulan Baru masih
sama, dan hari Sabat sama seperti semula, bergantung pada siklus bulan di
langit. Kedua tanggalnya berpatokan pada periode nomaden Israel. Awalnya Bulan Baru dirayakan dengan cara
yang sama seperti hari Sabat; secara bertahap hal itu menjadi kurang
penting saat hari Sabat menjadi lebih dan lebih menjadi sekedar sebuah hari
agama dan kemanusiaan, hari untuk meditasi dan instruksi rohani, hari yang
tenang dan menyenangkan bagi jiwa8.
Hari Translasi
Hari Translasi, seperti Bulan Baru, tidak memiliki
korelasi langsung di dalam kalender matahari moderen. Namun, adalah penting untuk
memahami keduanya agar sebuah pemahaman yang jelas tentang kalender Yahuwah
dapat diperoleh.
“Hari Translasi” adalah sebuah istilah
astronomi yang tidak ditemukan di dalam Alkitab. Namun, fakta bahwa bulan
kalender Alkitab didasarkan pada siklus bulan di langit merupakan bukti yang
cukup bahwa hari-hari translasi ada di dalam kalender Alkitab. Menurut United States Naval Observatory, bulanan
memiliki panjang 29,5 hari. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap bulan
memiliki 29 hari, dan bulan tertentu memiliki 30 hari. Sebuah bulanan tidak
pernah kurang dari 29 hari atau lebih dari 30 hari. Ini adalah sebuah fakta
astronomi yang dapat dibuktikan.
Para astronom menggunakan istilah “hari
translasi” untuk menunjuk pada hari ke-30 pada sebuah bulanan. Itu terjadi
pada akhir dari siklus bulan di langit pada saat “bulan mati” yaitu ketika
bulan di langit tidak bisa terlihat.
Karena waktu itu sendiri berjalan tanpa henti,
banyak orang yang percaya bahwa sistem
yang olehnya waktu itu dihitung harus demikian juga, tidak pernah berhenti. Ini
adalah sebuah asumsi yang salah. Awalnya, semua kalender kuno adalah kalender luni-solar
dengan siklus mingguan (yang panjangnya bervariasi) dimulai kembali setiap
bulan baru. Secara kronologi tanggal dari kalender pertama yang memiliki sebuah
siklus mingguan tidak terputus ada di Babel sekitar tahun 600 SM. Sebelum waktu
itu, tidak ada kalender yang menggunakan sebuah siklus mingguan yang tidak
memiliki interupsi. Siklus mingguan dimulai kembali pada awal bulan/bulanan
atau pada awal tahun yang diikuti oleh lima hari tambahan sebagai penutup tahun
sebelumnya tetapi tidak masuk dalam siklus mingguan manapun9.
Semua waktu harus diperhitungkan. Dengan demikian, hari
translasi tidak bisa dianggap sebagai “bukan-hari” seperti yang
sarankan oleh beberapa orang. Hari-hari translasi memiliki sebuah tanggal: yaitu
tanggal 30 pada setiap bulan yang memiliki tiga puluh hari. Tanggal 30 pada
sebuah bulan, sama seperti tanggal pertama setiap bulan, adalah bukan bagian
dari siklus mingguan tujuh hari. Namun, itu dihitung dan memiliki sebuah tanggal.
Kebingungan atas hari translasi telah menyebabkan
beberapa orang menolak kalender luni-solar Alkitab. Perintah ke-empat dengan jelas
menyatakan: “Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Yahuwah, Eloahmu”.
(Keluaran 20: 9-10). Ketidakmengertian pada hari translasi telah menimbulkan
asumsi yang salah bahwa dalam sebuah bulan yang memiliki tiga puluh hari, ada
total sembilan hari antara Sabat hari ketujuh pada tanggal 29 di bulan itu dan Sabat
hari ketujuh berikutnya pada tanggal 8
di bulan yang baru. Hal ini tampaknya menjadi sebuah masalah karena rentang
waktu itu lebih besar dari interval enam hari kerja antara hari-hari Sabat yang
telah ditentukan di dalam hukum ke-empat. Namun, karena Bulan Baru adalah termasuk
jenis hari yang dikuduskan, maka tidak pernah ada lebih dari enam hari kerja di
antara hari-hari ibadah. (Sebuah bulan lunar tidak pernah memiliki lebih dari
30 hari dan tidak pernah lebih pendek dari 29 hari. Jadi, hari berikutnya setelah
tanggal 30, yaitu Bulan Baru di langit, selalu
menjadi awal dari bulan baru kalender. Ada bulan kalender yang berturut-turut
kadang-kadang memiliki 29 hari atau 30 hari sebagaimana yang ditentukan oleh
bulan di langit.)
Asumsi yang menyatakan bahwa akan ada terlalu banyak
hari kerja antara hari-hari Sabat berasal dari ketidakpahaman bahwa Bulan Baru
itu sendiri adalah sebuah hari ibadah yang memulai siklus baru empat minggu: yaitu
enam hari kerja, yang masing-masing diikuti oleh sebuah Sabat hari ketujuh. Seperti
Bulan Baru yang memulai siklus
mingguan baru untuk bulan baru, hari translasi adalah bukan bagian dari siklus
mingguan, meskipun begitu hari translasi adalah sebuah hari yang memiliki tanggal. Hari translasi, yang selalu menjadi
hari ke-30 pada sebuah bulan lunar, tidak pernah dapat dipindahkan ke bulan
berikutnya atau dihitung sebagai tanggal di bulan yang baru karena bulan depan selalu dimulai dengan hari Bulan Baru,
yang merupakan hari berikutnya setelah
hari translasi. Dengan Bulan Baru, sebuah siklus baru empat minggu dimulai.
Yang cukup menarik, kebingungan ini selalu muncul di antara orang-orang barat
yang hanya pernah mengenal kalender dengan sebuah siklus mingguan yang tidak
terputus. Di negara-negara yang menggunakan penanggalan lunar sebagai kalender
agama mereka, itu adalah sebuah konsep yang sangat mudah untuk dipahami.
Yahuwah selalu dengan jelas menentukan dengan nama
atau tanggal dari hari yang harus dirayakan secagai hari yang kudus. Dengan
demikian, semua hari yang tidak secara khusus dijadikan sebagai hari-hari raya adalah merupakan hari
kerja. Tidak akan pernah ada lebih dari enam hari kerja di antara hari-hari
istirahat, sama seperti Bulan Baru yang adalah hari istirahat.
Kategori-kategori
Hari
Kalender matahari Gregorian [kalender masehi]
memiliki kategori yang berbeda mengenai hari: hari kerja/hari
sekolah, akhir pekan (ketika kebanyakan orang berhenti bekerja), dan hari libur
nasional. Kalender Alkitabiah memiliki tiga kategori mengenai hari ibadah:
- Mingguan (Sabat hari
ke-tujuh) - Bulanan (Bulan Baru)
- Tahunan (Hari raya tahunan)
![]() |
Pentingnya Bulan Baru dapat dilihat pada fakta bahwa jumlah kurban yang ditentukan untuk Bulan Baru jauh lebih banyak dari yang ditentukan untuk perayaan mingguan, Sabat hari ketujuh! |
Banyak orang yang telah dengan yakin beribadah
dengan menggunakan kalender Alkitab merayakan perayaan mingguan dan tahunan,
tetapi perayaan bulanan yaitu Bulan
Baru sering diabaikan. Hal ini sebagian disebabkan oleh ketidaktahuan bagaimana
cara untuk merayakan Bulan Baru. Namun, pentingnya Bulan Baru dapat dilihat
pada fakta bahwa jumlah kurban yang ditentukan untuk Bulan Baru jauh lebih banyak dari yang ditentukan untuk perayaan
mingguan, Sabat hari ketujuh! Kurban yang diperlukan untuk Sabat hari ketujuh
itu hanyalah dua ekor domba yang dipersembahkan setiap hari ditambah dua ekor
domba tambahan dan sedikit persembahan berupa makanan dan minuman. Namun,
kurban untuk Bulan Baru, termasuk dua ekor lembu jantan muda, seekor domba
jantan dewasa dan tujuh ekor anak domba,
ditambah dengan sejumlah besar persembahan berupa makanan dan minuman – selain
dua ekor domba yang selalu dipersembahkan setiap hari.
Di bawah sistem kurban perjanjian lama, para imam
membakar kurban pagi dan kurban petang setiap harinya. Yahuwah telah menentukan
jenis kurban untuk setiap jenis hari yang harus dipersembahkan. Kurban harian
yang umum adalah domba. Yang lebih besar, yaitu kurban yang lebih mahal dipersembahkan
pada hari-hari raya tahunan. Jika hari-hari diurutkan berdasarkan jenis kurban tertentu
untuk hari itu, maka urutannya akan menjadi sebagai berikut, dari yang paling
biasa menjadi yang paling penting:
4. Setiap hari pada hari kerja
3. Sabat hari ketujuh
Mingguan
2. Bulan-bulan Baru
1. Perayaan Tahunan
Kalender:
Pengingat Penciptaan
Semua Ciptaan telah dirancang untuk mengungkapkan
kebenaran mengenai Sang Pencipta dan untuk mendekatkan hati dan pikiran manusia
kepada Sang Pencipta mereka dalam ucapan syukur yang diberikan secara sadar.
Kalender yang dibuat oleh Yahuwah adalah kalender yang dirancang secara ilahi
untuk hal tersebut. Sabat hari ketujuh mingguan harus dikuduskan, dikhususkan
untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Kata “Sabat” berasal dari Shabath (#7673) dan berarti “beristirahat,
yaitu berhenti bekerja”10.
Tapi bukan hanya hari-hari Sabat mingguan yang harus dikuduskan. Aslinya, hari-hari
Bulan Baru bulanan dan, tentu saja, perayaan tahunan yang sepanjang masa akan
dijadikan pengingat pada kebaikan Sang Pencipta.
Seperempat bagian dari bulan di langit memberikan
pembagian yang jelas pada bulan kalender … itulah yang paling signifikan sehingga
di bagian yang paling tua dari kitab suci Ibrani, bulan baru dan hari Sabat
hampir selalu disebutkan bersama-sama. Bulan kalender [lunar] tidak
dipertanyakan lagi menjadi pembagi waktu kudus dan waktu umum pada semua
penganut paham Ibrani; bahkan orang-orang Arab, yang
menerima mingguan pada periode akhir dari orang-orang Suriah, yang menyambut
datangnya Bulan Baru dengan acara keagamaan. … Kita tidak bisa mengatakan [dengan
pasti] kapan hari Sabat kemudian dipisahkan dari bulan kalender11.
Pertemuan kudus Yahuwah, termasuk Hari-hari Bulan
Baru, adalah waktu untuk membuat komitmen yang baru kepada Sang Pencipta; sebuah
waktu untuk mengakui pemberian Bapa dalam keluarga secara perlahan, juga
sahabat dan berkat-berkat yang lain. Bulan Baru membawa berkat bagi semua orang
yang mau menyisihkan waktu ini untuk mengakui berkat-berkat Yahuwah. Mereka
akan terus memeliharanya sepanjang kekekalan sebagai waktu untuk bersukacita di
bawah berkat Sang Pencipta penuh kasih yang tak berujung.
“Dan akan terjadi, bahwa dari satu Bulan Baru
sampai Bulan Baru berikutnya, dan dari satu Sabat sampai Sabat berikutnya,
semua manusia akan datang untuk menyembah Aku, demikianlah firman Yahuwah”.
(Yesaya 66:23).
1 http://www.articlesnatch.com/Article/What-Is-Time–/137691#.VONrLDoTvjA
2 Encyclopedia Biblica, edisi 1899, hal. 4180.
3 S.d.a., hal. 4780.
4 #2320, The New Strong’s Expanded
Dictionary of Bible Words, hal. 453.
5 1 Tawarikh 23:31; 2 Tawarikh 2:4; 2 Tawarikh 8:13;
2 Tawarikh 31:3; Ezra 3:5; Nehemiah 10:33; Yesaya 1:13-14; Hosea 2:11; Mazmur
81:3.
6 Kejadian 38:24; Keluaran 12:2; Bilangan 10:10; Hakim-hakim
11:37-38; 1 Samuel 27:7; 2 Samuel 24:13; 2 Raja-raja 23:31; Ester 2:12; Yeheskiel
39:12-14; Amos 4:7, dll.
7 New Strong’s Exhaustive Concordance of the
Bible.
8 Universal Jewish Encyclopedia, hal.
410.
9 Eviatar Zerubavel, The Seven Day
Circle, hal. 7-8.
10 The New Strong’s Expanded Dictionary of
Bible Words, hal. 833.
11 Encyclopedia Biblica, op cit.,
hal. 4178-4179.