Berulang-ulang
kali, orang-orang yang tidak percaya seperti para atheis dan agnostik
telah menyatakan serangkain tuduhan menentang Yahuwah dan melawan
firman-Nya,
Tuhan
dalam Perjanjian Lama adalah maniak genosida! Dia dengan
sewenang-wenang telah menumpas banyak bangsa di dalam Perjanjian Lama
tanpa alasan yang jelas! Dia benar-benar bukan Tuhan yang pengasih!
Ayat-ayat
berikut ini sering dikutip untuk mendukung tuduhan aneh ini. Di sini,
Yahuwah memerintahkan orang-orang Israel untuk menumpas secara
menyeluruh tujuh bangsa:
Apabila
Yahuwah, Elohimmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana
engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa
dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang
Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang
lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, dan Yahuwah, Elohimmu, telah
menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah,
maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau
mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani
mereka. Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu
perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun
anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab
mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku,
sehingga mereka beribadah kepada dewa-dewa lain. Maka murka Yahuwah
akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan
segera. Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah
mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu
remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung
mereka kamu bakar habis. (Ulangan 7:1-5).
![]() |
Bangsa-bangsa |
Tujuh
bangsa yang ditumpas:
- Orang
Het - Orang
Girgasi - Orang
Amori - Orang
Kanaan - Orang
Feris - Orang
Hewi - Orang
Yebus
Pada
ayat berikut ini, Yahuwah membuat sebuah perbedaan yang jelas antara
bangsa-bangsa yang harus dihancurkan (bangsa-bangsa Kanaan) dan
bangsa-bangsa yang akan beroleh belas kasihan.
Nyatakan
Belas Kasihan:
Apabila
engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah
engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima
tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka
haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi
bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau
berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan
engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah Yahuwah,
Elohimmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau
membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya
perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni
seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang
dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Yahuwah, Elohimmu,
boleh kaupergunakan. Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala
kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk
kota-kota bangsa-bangsa di sini. (Ulangan 20:10-15).
Tumpas
Seluruhnya:
Tetapi
dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Yahuwah, Elohimmu,
kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun
yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het,
orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus,
seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Yahuwah, Elohimmu, supaya
mereka jangan mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian,
yang dilakukan mereka bagi dewa-dewa mereka, sehingga kamu berbuat
dosa kepada Yahuwah, Elohimmu. (Ulangan 20: 16-18)1.
Mengapa
Yahuwah membuat sebuah perbedaan antara bangsa-bangsa Kanaan dan
bangsa-bangsa lain? Mengapa Dia memerintahkan supaya mereka ditumpas
sepenuhnya? Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa penyembahan berhala
yang ditularkan oleh orang-orang Kanaan (Ul. 7:4) adalah sebuah
alasan yang mendasarinya, tapi ada alasan yang lebih besar di sini
melibihi yang dapat terlihat. Untuk memahami gambaran lebih besar
yang ada di sini, kita harus kembali ke zaman Nuh. Kitab Kejadian
pasal 6 memegang kuncinya:
Ketika
manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi
mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Elohim melihat,
bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka
mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang
disukai mereka. . . . Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi,
dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Elohim menghampiri
anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan
anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman
purbakala, orang-orang yang kenamaan. (Kejadian 6:1-2,4).
Makna
sebenarnya dari ayat ini telah lama terkubur, dan sering diabaikan
oleh para sarjana dan juga oleh orang-orang yang mempelajari Alkitab.
Untuk membuka arti dari ayat-ayat ini, pertama kita harus menentukan
siapa yang disebut dengan “anak-anak Elohim” itu.
“Anak-anak Elohim” dalam bahasa Ibrani adalah B’nai
HaElohim. Kata-kata ini ditemukan hanya dalam tiga ayat lain lagi
dalam Kitab Perjanjian Lama. Ketiga ayat ini terdapat dalam Kitab
Ayub.2
Pada
suatu hari datanglah anak-anak Elohim
menghadap Yahuwah dan di antara mereka datanglah juga Iblis. (Ayub
1:6).
Pada
suatu hari datanglah anak-anak Elohim
menghadap Yahuwah dan di antara mereka datang juga Iblis untuk
menghadap Yahuwah. (Ayub 2:1).
Maka
dari dalam badai Yahuwah menjawab Ayub: “Siapakah dia yang
menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak
berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan
menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Di manakah engkau,
ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau
mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?
Bukankah engkau mengetahuinya? –Atau siapakah yang telah
merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya
dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu
bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semuaanak-anak Elohim
bersorak-sorai? (Ayub 38:1-7).
Dalam
semua ayat-ayat di atas, penulis3
menyatakan dengan jelas bahwa “anak-anak Elohim” adalahpara malaikat. Lalu
kemudian apa yang Musa katakan kepada kita dalam kitab Kejadian pasal
6? Dengan jelas telah dinyatakan, Musa mengatakan kepada kita bahwa
para malaikat tinggal bersama [kawin] dengan para perempuan dan bagi
mereka lahirlah anak-anak bertubuh raksasa (Ibrani: Nefilim).
Bagi sebagian orang ini mungkin terdengar aneh, tapi itulah yang
ayat-ayat ini katakan.
Peristiwa-peristiwa
aneh yang tercatat dalam kitab Kejadian pasal 6 telah dipahami oleh
sumber-sumber kerabian kuno, serta oleh para penerjemah Septuaginta,
sebagai peristiwa yang merujuk pada para malaikat pemberontak yang
berkembang biak menghasilkan keturunan campuran [hibrida] yang aneh
dengan perempuan manusia – yang dikenal dengan nama “Nefilim”.
Hal ini juga yang menjadi pemahaman dari para pemimpin gereja
mula-mula. Peristiwa-peristiwa aneh ini juga bergema dalam
legenda-legenda dan mitos-mitos dari setiap kebudayaan kuno yang ada
di atas bumi, seperti kebudayaan: Yunani kuno, Mesir, Hindu,
Kepulauan di Laut Selatan, Indian Amerika, dan hampir di semua
kebudayaan-kebudayaan yang lain.4
Sebelum
melangkah lebih jauh, mari kita secara singkat membahas beberapa
masalah yang ada pada penafsiran “Keturunan Set” yang
populer mengenai kitab Kejadian pasal 6.
Teori
Keturunan Set berpendapat bahwa “anak-anak Elohim” adalah
keturunan Set dan “anak-anak perempuan manusia” adalah
keturunan Kain. Teori ini menyatakan bahwa melalui perkawinan campur
antara keturunan Set sebagai keturunan orang benar dan keturunan Kain
sebagai keturunan orang jahat, dunia menjadi rusak sampai tidak bisa
dibenahi lagi. Akibatnya, Yahuwah terpaksa membinasakan dunia dengan
air bah dan memulai baru dengan Nuh, Orang Benar itu, dan
keluarganya.
Masalah
#1: Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang
menyebut keturunan Set sebagai “anak-anak Elohim” (B’nai
HaElohim). B’nai
HaElohim digunakan secara khusus untuk
merujuk pada para malaikat dalam Kitab Perjanjian Lama. Kitab Ayub
pasal 38 secara khusus telah menjelaskan bahwa B’nai
HaElohim adalah para malaikat, karena manusia
mana yang sudah hadir pada saat Yahuwah meletakkan dasar bumi?
Maka
dari dalam badai Yahuwah menjawab Ayub: . . . Di manakah engkau,
ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau
mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?
Bukankah engkau mengetahuinya? –Atau siapakah yang telah
merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya
dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu
bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua
anak-anak Elohim [B’nai HaElohim]
bersorak-sorai? (Ayub 38:1-7).
Tidak |
Tidak
ada preseden Alkitab yang dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa
“anak-anak Elohim” dalam kitab Kejadian pasal 6 adalah
keturunan Set.
Penafsiran
“Anak-anak laki-laki Set dan anak-anak perempuan Kain”
bersifat memaksa dan mengaburkan pertentangan tata bahasa yang
dimaksudkan antara anak-anak laki-laki Allah dan anak-anak perempuan
Adam. Ini adalah upaya untuk menyalahkan pandangan lain pada teks ini
yang banyak mengemuka pada abad-abad sebelumnya mengenai pemahaman
teks Ibrani di antara para rabi dan para sarjana gereja mula-mula.
Pertentangan bahasa kamus dengan jelas dimaksudkan untuk membangun
perbedaan antara “para malaikat” dan perempuan Bumi.
Jika
teks itu dimaksudkan untuk membedakan “anak-anak laki-laki Set
dan anak-anak perempuan Kain”, mengapa tidak langsung berkata
seperti itu? Set bukan Allah, dan Kain bukan Adam. (Mengapa bukan
“anak-anak laki-laki Kain” dan “anak-anak perempuan
Set?” Tidak ada dasar untuk membatasi teks ini pada salah satu
kelompok dari keturunan Adam. Lebih jauh, tidak ada disebutkan di
sana anak-anak perempuan Elohim).
Dan
bagaimana penafsiran “Keturunan Set” memberi peran pada
penyebab nyata Air Bah, yang merupakan penyebab utama dalam teks itu?
Seluruh pandangan telah dibuat pada serangkaian asumsi tanpa adanya
dukungan yang Alkitabiah. . . .
Upaya
untuk menerapkan istilah “Anak-anak Elohim” dalam sebuah
arti yang lebih luas tidak memiliki dasar tekstual dan mengaburkan
ketepatan penggunaan pengartiannya. Ini terbukti adalah asumsi yang
bertentangan dengan keseragaman penggunaan istilah Alkitab.5
Hal
lain yang perlu dipertimbangkan di sini adalah bahwa Alkitab bahkan
tidak mengatakan bahwa keturunan Set adalah keturunan orang-orang
benar.
Lahirlah
seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos.
Waktu itulah orang mulai memanggil nama Yahuwah. (Kejadian 4:26).
Walaupun
ayat di atas sering dikutip untuk membuktikan bahwa Set dan
keturunannya adalah orang-orang benar, ada dua persoalan berbeda yang
timbul dari pernyataan ini: (1) Ayat ini mengatakan “waktu
itulah orang mulai
memanggil nama Yahuwah”. Ayat ini tidak mengatakan “waktu
itulah keturunan Set
mulai memanggil nama Yahuwah”. (2) Selain itu, banyak para
sarjana yang telah menyatakan bahwa ayat ini tidak diterjemahkan
dengan akurat. Sebuah terjemahan yang lebih akuratnya adalah seperti
ini: “Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu
dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai mencemarkan nama Yahuwah”.
Tidak
boleh ditutup-tutupi bahwa banyak orang terkemuka telah menyatakan
bahwa הוחלhuchal,
yang kita terjemahkan sebagai “mulai”, harus diartikan sebagai
“mulai mencemarkan”, atau “kemudian pencemaran dimulai”, dan
dari masa ini mereka menandai asal mula penyembahan berhala. Sebagian
besar doktor-doktor Yahudi berpendapat seperti ini, dan Maimonides
telah membahasnya sedikit di dalam tulisannya: Treatise
on Idolatry; karena bagian ini membuat
penasaran, dan memberikan catatan yang paling mungkin dari asal-usul
dan perkembangan penyembahan berhala . . . (Adam
Clarke’s Commentary on the Bible).
Kitab
Yaser [Kitab Orang Jujur], yang direkomendasikan oleh Alkitab sendiri
(Yosua 10:13; 2 Samuel 1:18), menguatkan pemahaman ini.
Dan
Set hidup seratus lima tahun, dan dia memperanakkan seorang anak; dan
Set menamainya Enos, dia berkata, karena pada waktu itu anak-anak
manusia telah mulai bertambah banyak, dan menghinakan diri dan jiwa
mereka dengan melanggar dan memberontak menentang [Elohim]. Dan pada
zaman Enos inilah anak-anak manusia terus memberontak dan melawan
kehendak [Elohim], untuk meningkatkan kemarahan [Yahuwah] terhadap
anak-anak manusia. Dan anak-anak manusia pergi dan mereka melayani
allah-allah lain, dan mereka melupakan [Yahuwah] yang telah
menciptakan mereka di bumi: dan pada masa itu anak-anak manusia
membuat patung-patung dari kuningan dan besi, kayu dan batu, dan
mereka sujud dan melayani mereka. Dan setiap orang membuat dewanya
dan mereka sujud kepada mereka, dan anak-anak manusia meninggalkan
[Yahuwah] disepanjang hidup Enos dan anak-anaknya; dan kemarahan
[Yahuwah] dinyalakan dalam catatan perbuatan-perbuatan dan
kekejian-kekejian yang mereka lakukan di bumi. (Yaser 2:2-5).
Masalah
#2: Sama sekali tidak ada alasan untuk
percaya bahwa “anak-anak perempuan manusia” adalah rujukan
khusus untuk keturunan Kain. Secara konteks, “anak-anak
perempuan manusia” hanya menunjukkan perempuan duniawi, yaitu
anak-anak perempuan yang lahir bagi manusia karena mereka mulai
berkembang biak di bumi.
Ketika
manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi
mereka lahir anak-anak perempuan, maka
anak-anak Elohim melihat, bahwa anak-anak
perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu
mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa
saja yang disukai mereka. (Kejadian 6:1-2).
Masalah
#3: Sama sekali tidak ada alasan untuk
percaya bahwa perpaduan keturunan Set dan keturunan Kain akan
menghasilkan orang-orang raksasa
[Nefilim].
Perkawinan
orang tua yang memiliki pandangan keagamaan yang berbeda-beda tidak
akan menghasilkan keturunan yang tidak wajar. . . . Karena perkawinan
yang tidak alamilah yang menghasilkan makhluk-makhluk tidak normal
yang menjadi alasan utama penghakiman Air Bah.
Ketidakadanya
kepalsuan tersebut pada riwayat manusia dalam kasus Nuh juga dicatat
di dalam Kejadian 6:9: riwayat keluarga Nuh secara khusus tidak
bercela.6
Masalah
#4: Perjanjian Baru membenarkan pemahaman
bahwa para malaikat entah bagaimana telah melakukan perkawinan dengan
para perempuan pada zaman Nuh, bahkan menyatakan penghakiman pada
mereka karena dosa besar ini. Dalam ayat-ayat berikut, Petrus
mengatakan bahwa sebelum air bah, para malaikat berdosa dan akibatnya
dilemparkan ke neraka [Yunani: Tartarus]
untuk menunggu penghakiman.
Sebab
jikalau Yahuwah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat
dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian
menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka
sampai hari penghakiman; dan jikalau Yahuwah tidak menyayangkan dunia
purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu,
dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia
orang-orang yang fasik; (2 Petrus 2:4-5).
Dalam
ayat-ayat berikut, Yudas menggemahkan kesaksian Petrus mengenai para
malaikat yang telah berdosa. Yudas membandingkan dosa para malaikat
ini dengan Sodom dan Gomora, yang menyatakan secara tegas bahwa
mereka dengan cara yang sama “melakukan percabulan” dan mengejar
“kepuasan-kepuasan yang tak wajar”.
Dan
bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas
kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka,
dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman
pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota
sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan
mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan
api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. (Yudas 1:6-7).
Masih
banyak lagi yang dapat dikatakan tentang ini, tapi menjelaskannya
lebih jauh akan menjadi berlebihan. Hanya intinya di sini adalah
bahwa “anak-anak Elohim” dalam kitab Kejadian pasal 6
adalah para malaikat pemberontak, bukan manusia (keturunan Set).
Bersikeras mempertahankan bahwa “anak-anak Elohim” adalah
sebenarnya “anak-anak Set” hanya akan menjadi kesalahan
berdasarkan teks itu. Jika kita mau menjadi para pelajar Alkitab yang
jujur, maka kita harus membiarkan Alkitab berbicara untuk dirinya
sendiri. Dalam hal ini, sama seperti dalam semua pembelajaran lain,
kita harus tanpa prasangka
mengikuti bukti ke mana pun bukti itu mengarah.
Dalam Bagi |
Dalam
pandangan mereka yang menganggap Alkitab dengan serius, pendapat yang
mendukung “Pandangan Malaikat” adalah menarik. Bagi mereka
yang dengan senang hati mau membebaskan diri mengambil penjelasan
langsung dari teks itu, tidak akan ada sanggahan yang terbukti pada
akhirnya.7
Catatan:
Beberapa keberatan muncul pada penafsiran serbuan para malaikat dalam
kitab Kejadian pasal 6 dengan alasan bahwa “malaikat tidak bisa
kawin”. Ayat-ayat ini ditampilkan untuk mendukung keberatan ini,
meskipun, ayat-ayat ini berkaitan khusus untuk para
malaikat yang ada di surga dan perkawinan
(Matius 22:30; Markus 12:25; Lukas 20:34-36). Alkitab tidak
mengatakan bahwa “malaikat-malaikat pemberontak yang tidak taat,
yang meninggalkan tempat kediaman mereka”, (Yudas 1:6) adalah
tidak mampu berkembang biak.
Sekarang
mari kita lihat pengertian yang lebih besar dari pemahaman ini dan
bagaimana kaitannya dengan perintah Yahuwah untuk menumpas
bangsa-bangsa Kanaan.
Secara
|
Karena
Alkitab tidak menyebutkan adanya serbuan malaikat yang kedua9,
maka harus disimpulkan bahwa gen Nefilim kemungkinan besar berhasil
selamat dari air bah melalui para isteri dari anak-anak Nuh yang
ikut naik ke atas Bahtera. Setelah air bah, gen Nefilim muncul
kembali ketika keluarga Nuh mulai menyebar dan berkembang biak di
bumi. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan bangsa-bangsa Nefilim yang
berkembang di tanah Kanaan di zaman Musa dan Yosua. Walaupun dalil
ini mungkin mengejutkan bagi banyak orang, namun ini adalah sebuah
pengambilan keputusan yang paling masuk akal berdasarkan bukti
Alkitab.
Urutan
Peristiwa-peristiwa dalam Kitab Kejadian pasal 6 dan Setelah Air Bah:
(1)
Malaikat pemberontak kawin dengan manusia (perempuan duniawi).
“Pada |
Ketika
manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi
mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak
Elohim [malaikat-malaikat] melihat, bahwa
anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil
isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai
mereka. Berfirmanlah Yahuwah: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi
umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.” Pada waktu ituorang-orang raksasa [Nefilim]
ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika
anak-anak Elohim [malaikat-malaikat] menghampiri anak-anak perempuan
manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka;
inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang
yang kenamaan. (Kejadian 6:1-4).
Karena
banyak malaikat [Elohim] yang tinggal bersama dengan perempuan, dan
melahirkan anak-anak yang terbukti jahat,
dan menjadi pembenci semua hal yang baik, karena keyakinan yang
mereka memiliki pada kekuatan mereka sendiri; kebiasaannya adalah,
bahwa orang-orang ini melakukan
perbuatan-perbuatan yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh para
raksasa menurut sebutan orang-orang yang berbahasa Yunani.
(Flavius Josephus, Antiquities of the
Jews, Buku 1, Bab 3, 1.3.1, http://www.biblestudytools.com/history/flavius-josephus/antiquities-jews/book-1/chapter-3.html)
Pemahaman
bahwa para malaikat pemberontak yang kawin dengan perempuan sebelum
air bah (Kitab Kejadian pasal 6) adalah hal yang lazim di abad
pertama, seperti yang dapat dilihat dalam kutipan Flavius Josephus
di atas. Jadi bukan nanti pada abad ke-5 ketika penafsiran “Keturunan
Set” mengenai kitab Kejadian pasal 6 mulai mengambil alih.
Barulah
setelah pada abad ke-5 Masehi penafsiran “malaikat” dalam
kitab Kejadian pasal 6 ini menjadi semakin dipandang sebagai sesuatu
yang memalukan pada saat diserbu oleh para kritikus. . . .
Celsus
dan Julian yang murtad telah menggunakan keyakinan “malaikat”
lama untuk menyerang Kekristenan. Julius Africanus telah memaksakan
penafsiran Keturunan Set sebagai sebuah wilayah yang lebih nyaman.
Cyril dari Alexandria juga menolak kebenaran penafsiran umum
“malaikat” dan menggantinya dengan penafsiran “garis
keturunan Set”. Agustinus juga menganut teori Keturunan Set dan
dengan demikian menjadi jaya pada abad pertengahan.10
(2)
Sebagai sebuah dampak dari serbuan malaikat yang disebutkan dalam
Kejadian 6:1-4, hati manusia menjadi tak terelakkan didiami pikiran
jahat.
Ketika
dilihat Elohim, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
maka menyesallah Yahuwah, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya. (Kejadian 6:5-6).
(3)
Yahuwah mengatakan bahwa Dia harus membinasakan manusia dari muka
bumi.
Berfirmanlah
Yahuwah: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan
itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang
melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku
telah menjadikan mereka.” (Kejadian 6:7).
Perhatikan
bahwa Yahuwah mengatakan bahwa Dia juga harus menghancurkan “hewan
dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara”.
Mengapa binatang yang demikian banyak juga harus dibinasakan? Kitab
Yaser [Kitab Orang Jujur] mengatakan bahwa setelah “para hakim
dan para penguasa” (sepertinya yang dimaksudkan adalah para
malaikat) mencuri “anak-anak perempuan manusia” dari
suami-suami mereka, orang-orang mulai mencampur berbagai jenis hewan
yang berbeda bersama-sama. Akibatnya, hewan-hewan sekalipun menjadi
rusak.
Dan
para hakim dan para penguasa mereka mendatangi anak-anak perempuan
manusia dan mengambil istri-istri mereka dengan paksa dari suami
mereka sesuai dengan pilihan mereka, dan anak-anak manusia pada zaman
itu mengambil dari ternak-ternak di bumi, binatang-binatang di padang
dan burung-burung di udara, dan mengajarkan pengawinan silang
hewan-hewan11 dari
satu jenis dengan jenis yang lain, dengan tujuan membangkit amarah
[Yahuwah]; dan [Elohim] melihat seluruh bumi dan bumi itu sudah
rusak, sebab semua makhluk telah sedemikian rusak di bumi, semua
manusia dan semua hewan-hewan. (Yaser 4:18).
Klik
Gambar12
untuk membesarkan.
Manusia,
hewan hibrida, dan Simera di dalam Alkitab? (Video non-WLC)
Hal
ini menjelaskan penggunaan kalimat “segala jenis” yang
disampaikan Musa berulang kali ketika merujuk pada hewan-hewan yang
naik ke atas bahtera. Hewan-hewan ini secara genetik masih murni,
masing-masing berdasarkan jenis mereka sendiri sebagaimana yang
Yahuwah maksudkan, dan sebagaimana ketika Dia menciptakan mereka pada
mulanya. (Kejadian 1:20-25).
Tetapi
dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan
masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu
dan isterimu dan isteri anak-anakmu. Dan dari segala yang hidup, dari
segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke
dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan
engkau; jantan dan betina harus kaubawa. Dari segala
jenis burung dan dari segala
jenis hewan, dari segala
jenis binatang melata di muka bumi, dari
semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara
hidupnya. (Kejadian 6:18-20).
Pada
hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh,
dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan
dia, ke dalam bahtera itu, mereka itu dan segala
jenis binatang liar dan segala
jenis ternak dan segala
jenis binatang melata yang merayap di
bumi dan segala jenis
burung, yakni segala yang berbulu bersayap. (Kejadian 7:13-14).
Bukan
hanya hewan-hewan yang memasuki Bahtera yang secara genetik murni,
tetapi Alkitab juga memberitahu kita bahwa Nuh juga secara genetik
adalah murni.
(4)
Nuh dinyatakan murni secara genetik.
Tetapi
Nuh mendapat kasih karunia di mata Yahuwah. Inilah riwayat Nuh: Nuh
adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang
sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Elohim. (Kejadian
6:8-9).
Kata
yang diterjemahkan sebagai “tidak bercela” dalam ayat di
atas adalah tamiym
[H#8549]. Dalam konteks, kata ini tampaknya menjadi rujukan bukan
hanya pada sifat dan perbuatan Nuh, tetapi juga kemurniannya secara
genetik. Domba Paskah dan lembu betina merah, misalnya, harus tamiym
(tidak cacat fisik), sama seperti semua korban penghapus dosa. (Lihat
Keluaran 12:5, Bilangan 19:2, dan Imamat 4:3).
Tidak
adanya kepalsuan tersebut pada riwayat genetik manusia dalam kasus
Nuh juga didokumentasikan dalam Kejadian 6:9: silsilah keluarga Nuh
secara khusus tidak bercela. Istilah tamiym, yang digunakan,
digunakan untuk tubuh fisik.13
Kata
Ibrani tamim
berarti tidak bercela,
dan adalah sebuah kata teknis untuk tubuh dan kesempurnaan fisik, danbukan secara moral.
Karena itu digunakan pada hewan untuk kemurnian
kurban. Hal ini diartikan tidak
bercela dalam Keluaran 12:5; 29:1. Imamat
1:3,10; 3: 1,6; 4:3,23,28,32; 5:15,18; 6:6; 9:2,3; 14:10; 22:19;
23:12,18. Bilangan 6:14; 28:19,31; 29: 2,8,13,20,23,29,32,36.
Yehezkiel 43:22,23,25; 45:18,23; 46:4,6,13. Tidak
bercela. Bilangan 19:2; 28: 3,9,11;
29:17,26. Tidak bercela.
Mazmur 119:1. Hal ini menunjukkan bahwa Kejadian 6:9 tidak berbicara
tentang kesempurnaan moral Nuh, tapi menyampaikan kepada kita bahwa
hanya dia dan keluarganya saja yang memelihara keturunan mereka dan
menjaganya agar tetap murni, terlepas dari kerusakan yang terjadi
yang diakibatkan oleh malaikat-malaikat yang memberontak. [Penekanan
asli]14
(5)
Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki yang murni secara genetik.
Nuh
memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. (Kejadian
6:10).
Menurut
Kitab Yaser, Nuh mengambil salah satu dari anak perempuan Henokh
untuk menjadi istrinya.
.
. . Nuh pergi dan mengambil seorang istri, dan dia memilih Naama anak
perempuan Henokh, yang berusia lima ratus delapan puluh tahun. Dan
Nuh berumur empat ratus sembilan puluh delapan tahun, ketika dia
mengambil Naama menjadi istrinya. (Yaser 5:15-16).
Mengingat
Henokh tidak diragukan lagi adalah merupakan orang benar (Kejadian
5:18-24), adalah wajar untuk menyimpulkan bahwa istri Nuh (anak
perempuan Henokh) adalah secara genetik murni dan, dampaknya,
demikian pula pada anak-anak Nuh.
(6)
Telah dinyatakan bahwa bumi dan semua makhluk telah menjadi rusak.
Adapun
bumi itu telah rusak di hadapan Elohim dan penuh dengan kekerasan.
Elohim menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua
makhluk menjalankan hidup yang rusak di bumi. (Kejadian 6:11-12).
(7)
Yahuwah mengatakan bahwa Dia akan membinasakan semua makhluk.
Berfirmanlah
Elohim kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup
segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka,
jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. (Kejadian
6:13).
(8)
Noah diperintahkan untuk membangun sebuah Bahtera.
Buatlah
bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat
berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari
dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta
panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai
sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah
bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas. Sebab sesungguhnya Aku
akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang
hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan
mati binasa. (Kejadian 6:14-17).
(9)
Alkitab menyebutkan para isteri anak-anak Nuh untuk pertama kalinya.
Tetapi
dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan
masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu
dan isterimu dan isteri anak-anakmu. (Kejadian 6:18).
Sangat
penting untuk dicatat di sini bahwa Musa tidak menyebutkan para
isteri anak-anak Nuh sampai setelah:
- Ditetapkan
dengan jelas bahwa semua makhluk telah menjadi rusak. (Kejadian
6:11-12) - Yahuwah
mengatakan bahwa Dia akan membinasakan semua makhluk. (Kejadian
6:13) - Nuh
diperintahkan untuk membangun sebuah Bahtera. (Kejadian 6:14-17)
Ini
sangat menunjukkan bahwa para isteri anak-anak Nuh tidak murni secara
genetik. Mereka mungkin membawa setidaknya sebuah bakat gen Nefilim.
Hal ini dibuktikan dengan tiga fakta: (1) Orang-orang raksasa muncul
kembali setelah air
bah, tanpa serbuan malaikat kedua. (2) Nuh secara genetik murni, dan
bukti kontekstual menunjukkan bahwa anak-anaknya juga. (3) Tidak
adanya penyebutan para istri sampai setelah
dinyatakan bahwa semua makhluk telah menjadi rusak. (Kitab Yaser
menguatkan pemahaman ini dengan mengatakan kepada kita bahwa para
istri tidak dipilih sampai setelah
Bahtera dibangun. Lihat Yaser 5:33-35).
Sekali
lagi, sementara proposisi ini mungkin datang sebagai kejutan bagi
banyak orang, itu adalah kesimpulan paling masuk akal berdasarkan
bukti Alkitab.
[Catatan:
Membawa gen Nefilim (seperti gen manapun) tidak menjamin bahwa gen
itu akan diteruskan kepada keturunannya. Dalam kasus anak-anak Ham,
terutama Kanaan, itu jelas terbawa. Catatan sejarah menunjukkan bahwa
anak Yafet, Magog, mungkin juga telah mewarisi gen ini. Namun, tidak
ada bukti, bahwa gen ini diwujudkan dalam keturunan Sem. Hal ini juga
penting untuk dicatat di sini bahwa seseorang tidak dapat mengaku
bersalah pada apa yang dilakukan oleh orang tua mereka. Para isteri
anak-anak Nuh tidak akan secara otomatis dihakimi jika mereka
terlahir dengan bakat DNA Nefilim].
(10)
Yahuwah membanjiri dunia. (Lihat kitab Kejadian pasal 7-8).
(11)
Orang-orang raksasa (Nefilim) muncul kembali setelah air bah.
Orang
Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het,orang Yebus danorang Amori
diam di pegunungan, orang Kanaan
diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.
Kemudian
Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya:
“Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita
pasti akan mengalahkannya!”
Tetapi
orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita
tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari
pada kita.”
Juga
mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri
yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami
lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dansemua
orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi
perawakannya.
Juga
kami lihat di sana orang-orang raksasa [Ibrani: Nefilim; kata yang
sama yang digunakan Musa dalam Kejadian 6:4], orang Enak yang berasal
dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang,
dan demikian juga mereka terhadap kami.”
(Bilangan 13: 29-33).
Perhatikan
bahwa bangsa-bangsa “raksasa” (Nefilim) yang tercantum di
sini semuanya adalah bangsa Kanaan (yang berarti bahwa mereka semua
berasal dari cucu Nuh, Kanaan) dan adalah orang-orang yang
diperintahkan Yahuwah agar ditumpas habis oleh orang Israel. Walaupun
hanya empat dari tujuh bangsa Kanaan yang disebutkan di sini oleh
para mata-mata, namun dapat dipahami bahwa tiga bangsa yang lain
(orang Girgasi, orang Feris, orang Hewi) juga termasuk, karena mereka
adalah bagian dari Kanaan. Sangat mungkin bahwa para mata-mata tidak
menyebutkan nama orang Girgasi, orang Feris, orang Hewi karena alasan
rute yang mereka lalui ketika mereka mengintai negeri itu. Para
mata-mata datang melalui padang gurun Zin di sebelah selatan dan
kemudian melanjutkan perjalanan ke utara sampai yang paling jauh di
Rehob.
Mereka
pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun Zin
sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat. Mereka berjalan
melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai
dan Talmai, keturunan Enak. (Hebron didirikan tujuh tahun lebih
dahulu dari Soan di Mesir). Ketika mereka sampai ke anak sungai Eskol
[lembah Eskol], dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan
setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka menggandarnya; juga
mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara. Tempat itu dinamai
orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur yang dipotong orang
Israel di sana. Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari
pengintaian negeri itu. (Bilangan 13:21-25)
Klik
gambar untuk membesarkan.
Walaupun
bangsa-bangsa Kanaan bukan satu-satunya bangsa orang-orang raksasa
(Nefilim), namun mereka adalah bangsa yang paling besar dan paling
banyak menduduki wilayah melebih suku-suku kecil manapun.
Berikut
ini adalah beberapa dari suku-suku para raksasa lain yang disebutkan
dalam Alkitab:
-
Fosil
Raksasa Irlandia yang ditemukan selama kegiatan penambangan di negara
bagian Antrim, Irlandia (sekitar tahun 1876): Dia memiliki tinggi
12’2″ dan memiliki enam jari kaki pada kaki kanannya. Alkitab
menyebutkan tentang raksasa (Refaim) dengan 6 jari. “Lalu
terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi
perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam:
dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan
raksasa. [H#7498: râphâ‘]”.
(2 Samuel 21:20; Lihat juga 1 Taw. 20:6).Orang Refaim:
Istilah “Refaim” muncul dalam Alkitab untuk secara umum
digunakan untuk menyebut semua suku-suku orang Kanaan.15
Og, orang Amori, raja Basan, yang menjadi sisa-sisa orang Refaim:
“Kemudian beloklah kita dan maju ke arah
Basan. Dan Og, raja Basan, dengan seluruh tentaranya maju mendatangi
kita, untuk berperang di Edrei. . . . Hanya Og,
raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang-orang raksasa
[H#7497: râphâ’].
Sesungguhnya, ranjangnya adalah ranjang dari besi; bukankah itu
masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya [13.5
kaki16] dan empat
hasta [6 kaki] lebarnya, menurut hasta biasa. (Ulangan 3:1,11).Anak-anak Israel, atas perintah Yahuwah,
menumpas setiap kota di Basan dan semua penduduknya.
-
Orang
Enak: Orang Enak adalah keturunan Enak,
anak Arba (Yosua 15:13; 21:11) dan tinggal di bagian selatan Kanaan.
Anak-anak Israel, di bawah komando Yosua, menumpas banyak orang Enak
dan kota-kota mereka. Namun, beberapa orang, melarikan diri ke Gaza,
Gat, dan Asdod. (Yosua 11:21-23). Daud dan anak buahnya kemudian
mengalahkan beberapa orang Enak dari Gat, yang paling menonjol
adalah Goliat. (1 Samuel 17:3-7; 2 Samuel 21:20-22).
-
Orang
Zuzims (Orang Zamzummim): Orang Zuzims,
dianggap oleh banyak komentator Alkitab sama dengan Orang Zamzummim,
berdiam di daerah Amon kuno. Yahuwah menumpas orang Zuzims sehingga
anak-anak dari Lot bisa memiliki tanah ini. (Ul. 2:19-21).
-
Orang
Emim: Orang Emim berdiam di daerah Moab
kuno. Yahuwah menumpas orang Emim sehingga anak-anak dari Lot bisa
memiliki tanah ini. (Ul. 2:10-12).
-
Orang
Hori: Orang Hori (Orang Horim) berdiam
di daerah Edom kuno. Yahuwah menumpas orang Hori sehingga anak-anak
Esau bisa memiliki tanah ini. (Ul. 2:12, 21-22).
Menurut International
Standard Bible Encyclopedia, “Kemungkinan mereka [orang
Refaim, orang Enak, orang Zamzummim, dan orang Emim] adalah semua
kelompok yang sama, diberi nama yang berbeda oleh berbagai suku yang
perna bertemu dengan mereka”. Keterkaitan antara Alkitab dan
wilayah pendudukan orang Hori dengan suku-suku lain menunjukkan bahwa
mereka juga adalah bagian dari sebuah kelompok yang lebih besar.
Catatan:
|
(12)
Yahuwah mengatakan kepada orang Israel untuk membinasakan
bangsa-bangsa Nefilim, sambil menunjukkan belas kasihan kepada
bangsa-bangsa lain.
Nyatakan
Belas Kasihan:
Apabila
engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah
engkau menawarkan perdamaian kepadanya. Apabila kota itu menerima
tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka
haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi
bagimu dan menjadi hamba kepadamu. Tetapi apabila kota itu tidak mau
berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan
engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah Yahuwah,
Elohimmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau
membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya
perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni
seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang
dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Yahuwah, Elohimmu,
boleh kaupergunakan. Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala
kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk
kota-kota bangsa-bangsa di sini. (Ulangan 20:10-15).
Tumpas
habis bangsa-bangsa Nefilim:
Tetapi
dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Yahuwah, Elohimmu,
kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun
yang bernafas, melainkan kau tumpas sama sekali, yakni orang Het,
orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus,
seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Yahuwah, Elohimmu, supaya
mereka jangan mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian,
yang dilakukan mereka bagi allah mereka, sehingga kamu berbuat dosa
kepada Yahuwah, Elohimmu. (Ulangan 20:16-18).
Apabila
Yahuwah, Elohimmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana
engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa
dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang
Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang
lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, dan Yahuwah, Elohimmu, telah
menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah,
maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau
mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani
mereka. Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu
perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun
anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab
mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku,
sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka Yahuwah akan
bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera.
Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka
haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan,
tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka
kamu bakar habis. (Ulangan 7:1-5).
![]() |
Sebuah |
Menjaga
garis keturunan…
Perlu
dicatat Yahuwah memberi perintah yang jelas untuk tidak menikah
dengan bangsa-bangsa Nefilim:
Janganlah
juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah
kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan
mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki. (Ulangan 7:3).
Ini
jelas menunjukkan bahwa Bapa Yahuwah menjaga garis keturunan yang
darinya Mesias akan datang. Dia benar-benar melarang orang Israel
untuk hidup bersama dengan bangsa-bangsa Kanaan. Bukti lain yang
menarik dari kesimpulan ini ditemukan dalam fakta bahwa garis
keturunan duniawi Yahushua datang melalui perkawinan Yehuda dengan
menantu perempuannya, Tamar, bukan melalui anak yang dia dapat dari
istri Kanaannya!
Di
situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu
ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan
menghampirinya. . . . Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri
Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang
yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira,
sahabatnya, orang Adulam itu. Ketika dikabarkan kepada Tamar
[menantu perempuan Yehuda]: “Bapa
mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu
domba-dombanya,” maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya,
ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke
Enaim yang di jalan ke Timna, . . . Ketika Yehuda melihat dia,
disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi
mukanya. Lalu berpalinglah Yehuda
mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu . . . maka ia
menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya.
. . . Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak
kembar dalam kandungannya. Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak
itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya
dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu
keluar.” Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah
saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya
engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres.
Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah
berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah. (Lihat
Kejadian 38).
Inilahsilsilah Yahushua Yang Diurapi,
anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres
dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron
memperanakkan Ram, . . . (Matius 1:1-3; Lihat juga Lukas 3:33).
Salah
satu bukti pamungkas dari niat Yahuwah untuk mencegah garis keturunan
Israel dari pencemaran gen Nefilim Kanaan ini ditemukan dalam
pengumpulan orang Israel ke tanah Mesir di mana, mereka terisolasi,
sehingga mereka bisa bertambah kuat dan bertambah banyak jumlahnya.
Lebih dari 400 tahun sebelum peristiwa Keluaran, Yahuwah menyatakan
kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi orang asing di negeri
lain (Mesir), tapi akan kembali ke sana (Kanaan) ketika “kedurjanaan
orang-orang Amori” sudah genap.
Firman
Yahuwah kepada Abram: “Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa
keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan
kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya,
empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak
mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan
membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada
nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu
telah putih rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke
sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang
Amori itu belum genap“. (Kejadian
15:13-16, penekanan diberikan).
Segera
setelah firman ini, kita membaca bahwa Yahuwah membuat perjanjian
dengan Abraham di mana Dia berjanji untuk memberikan tanah yang
diduduki oleh orang-orang Amori dan Nefilim lain untuk keturunannya.
Ketika
matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah
perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara
potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah Yahuwah mengadakan
perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah
Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang
besar itu, sungai Efrat: yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang
Kadmon, orang Het, orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang
Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu.” (Kejadian 15:17-21).
Tampaknya
di sini bahwa Bapa Yahuwah juga membiarkan bangsa-bangsa Kanaan
(Nefilim) bertambah kuat dan bertambah banyak jumlahnya, sehingga
pada waktu-Nya yang sempurna, Dia bisa membasmi keturunan pemberontak
ini dan menunjukkan keperkasaan diri-Nya melalui tangan bangsa Israel
yang tetap setia.
Perintah |
Kesimpulan:
Perintah
Bapa untuk menumpas bangsa-bangsa Kanaan bukanlah sebuah tindakan
yang sewenang-wenang. Jauh dari melakukan genosida secara acak,
penumpasan orang-orang Kanaan adalah sebuah tindakan yang menjadi
tanda dari pemeliharaan yang tak tertandingi dan kasih yang tanpa
pamrih. Jika Bapa Yahuwah membiarkan kekafiran bangsa-bangsa Nefilim
terus berlanjut tanpa hambatan, maka seluruh bumi sekali lagi akan
menjadi rusak, dan garis keturunan Sang Mesias yang dijanjikan akan
tercemar, sehingga akan menjadi mustahil bagi
kita untuk dapat terselamatkan.
Masuk
akal mengapa [Yahuwah] mungkin telah membiarkan kode genetik
mikroskopis (yaitu sisa dari informasi genetik) untuk bertahan hidup
— cukup lama bagi umat-Nya untuk memusnahkan mereka. Mengapa?
Karena. . . melalui tindakan kepahlawanan dari orang-orang Ibrani
maka seluruh dunia setelah Air Bah menjadi takut kepada mereka dan
kepada YHVH, [Elohim] mereka – [Elohim] Yang Benar dari Abraham,
Ishak dan Yakub. [Yahuwah] mendapat kemuliaan melalui orang-orang
pilihan-Nya dan bangsa baru “Pembantai raksasa” ini berdiri
sebagai sebuah kesaksian bagi semua bangsa lain akan kekuatan dan
kebenaran yang luar biasa dari Sang Pencipta langit dan bumi Yang
Hidup.
Tetapi
sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan
mereka di atas sotoh dan
berkata kepada orang-orang itu: “Aku tahu, bahwa [Yahuwah] telah
memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu
telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar
menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa [Yahuwah] telah
mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan
keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang
Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og,
yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami
dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab [Yahuwah
Elohimmu], ialah [Elohim] di langit di atas dan di bumi di bawah.
(Yosua 2:8-11)
Ketika
anda mempertimbangkan apa yang bangsa kecil ini lakukan pada semua
kebudayaan besar dari orang-orang raksasa setelah Air Bah, sangat
mudah untuk melihat mengapa [Yahuwah] “mengijinkan” gen
Nefilim bertahan hidup — cukup lama untuk dilenyapkan oleh umat-Nya.
Dengan demikian, [Yahuwah] menunjukkan kepada dunia dan kepada
malaikat pemberontak apa yang manusia dalam hubungan yang benar
dengan-Nya dapat lakukan.18
Pujilah
nama Yahuwah yang tak tertandingi sekarang dan selamanya. Dia
yang mengetahui kesudahan sesuatu dari sejak awal adalah adil dan
benar dalam segala jalan-Nya!
Masih
|
Kitab
Henokh
Banyak
orang yang berpendapat bahwa Kitab Henokh adalah sebuah sumber yang
dapat dipercaya untuk mengetahui lebih dalam serbuan malaikat. WLC
tidak menganjurkan atau menyangkal kemungkinan ini, tapi WLC telah
berusaha untuk menunjukkan dari Alkitab saja bentuk sebenarnya dari
kontroversi kitab Kejadian pasal 6. Walaupun Kitab Yaser secara
periodik telah digunakan dalam penelitian ini untuk memberi
penjelasan pada beberapa poin, itu sama sekali tidak diperlukan untuk
membuktikan realitas serbuan malaikat dan dampaknya. Alkitab sendiri,
dengan tak terbantahkan adalah cukup.
Zaman
Nuh
Sebab
sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. (Matius 24:37).
Bila
dilihat dalam terang yang baru ini, dampak dari peringatan nubuatan
ini membuat maknanya menjadi lebih besar.
Pada
zaman Nuh, semua makhluk telah rusak karena tindakan keji dan
terlarang dengan melakukan perkawinan silang antara jenis-jenis
yang tidak sama. Nefilim/orang-orang raksasa (Kejadian 6:4) dan
simera (Yaser 4:18) dihasilkan dari penggabungan haram dan
kecanggihan pemberontakan. Hari ini, kita kembali melihat perbuatan
menjijikkan ini! “Para ilmuwan” sudah terlalu berani
memanipulasi dan merusak gen manusia dan hewan; mereka, tanpa merasa
bersalah, mengawinkan apa yang Yahuwah sebut “sangat baik”
pada mulanya. (Kejadian 1:31). Sesungguhnya,
kita sedang hidup di “zaman Nuh”.
Berikut
adalah sedikit contoh dari banyaknya usaha-usaha mengerikan yang
dilakukan oleh ilmu pengetahuan moderen.
- Tikus
dengan telinga manusia - Tikus
dengan otak manusia - Simera
manusia-babi - Tomat
dengan gen ikan - Telur
kelinci dengan sel manusia - Tanaman
tembakau dengan gen kunang-kunang - Domba
berhati manusia – 15% Simera manusia-hewan
Bukan
hanya penggabungan manusia dan hewan yang telah menjadi praktek umum,
tapi GMOs (Genetically Modified Organisme),
atau makhluk hidup yang secara genetik sudah dimodifikasi, telah
dengan cepat menjadi standar produksi pangan dan bahan konsumsi. GMOs
sudah pasti menjadi sebuah penghinaan terhadap Yahuwah! Manusia, yang
melakukan ini yang dikenal dengan sebuatan palsu “ilmu
pengetahuan,” menyombongkan diri bahwa mereka dapat menjadikan
lebih baik apa yang Yahuwah sudah nyatakan “sangat baik”
adalah merupakan tanda yang jelas dan masuk akal dari zaman di mana
kita hidup.
Banyak
orang yang mempelajari Alkitab dan para peneliti Nefilim hari ini
yang yakin bahwa kita akan melihat kembalinya
Nefilim di hari-hari terakhir. Hal ini tentu saja mungkin terjadi,
dan semua hal dapat dipertimbangkan, bahkan bila itu hanya
kemungkinan. “Dan seperti di zaman Nuh, demikian pulalah halnya
kelak pada hari-hari Anak Manusia”. (Lukas 17:26). Semoga
Yahuwah memperkuat hati kita dan memberikan kita hikmat di hari-hari
mendatang.
*
Semua kutipan Kitab Suci berasal dari KJV dengan pemberian Nama-nama
Suci.
1 Orang
Girgasi tidak terdapat dalam daftar kitab Ulangan pasal 20 tentang
bangsa-bangsa orang Kanaan, tetapi termasuk di dalam kitab Ulangan
pasal 7, Yosua 3:10, dan Yosua 24:11.
2 “Anak-anak
Elohim” (B’nai HaElohim)
ditemukan dalam 5 ayat kitab Perjanjian Lama: Kejadian 6:2; Kejadian
6:4; Ayub 1:6; Ayub 2:1; Ayub 38:7
3 Musa
secara umum diberi kredit sebagai penulis kitab Ayub.
4 Chuck
Missler, Textual Controversy: Mischievous
Angels or Sethites?, http://www.khouse.org/articles/1997/110/.
5 S.d.a.
6 S.d.a.
7 S.d.a.
8 Yahushua,
sebagai penggenapan lambang “Domba Yahuwah,” harus tanpa
cela. “Anak domba [paskah]mu itu harus jantan, tidak
bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing”.
(Keluaran 12:5) “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama
seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”. (1
Petrus 1:18-19).
9 Beberapa
orang telah berpendapat bahwa ada serbuan malaikat yang kedua, yang
berarti bahwa malaikat-malaikat mengawini para perempuan baik sebelum
dan setelah air bah. Namun, bukti menunjukkan bahwa kejadian ini
hanya terjadi sekali. Untuk mengetahui lebih banyak, silahkan
baca Archon Invasion: The Rise Fall and
Return of the Nephilim oleh Rob Skiba,
hlm. 31-64.
10 Chuck
Missler, Textual Controversy: Mischievous
Angels or Sethites?, http://www.khouse.org/articles/1997/110/.
11 Legenda-legenda
simera (makhluk yang mengandung perpaduan gen yang berbeda, misalnya
penggabungan manusia dengan hewan, hewan yang berbeda jenis
digabungkan menjadi satu, dll.) adalah kisah yang terkenal
disepanjang sejarah yang tercatat. Walaupun banyak orang yang
mengabaikan kisah-kisah ini dan menganggapnya sebagai dongeng belaka,
kebenarannya adalah bahwa simera adalah (dan sangat mungkin) sesuatu
yang nyata. (Jasher 4:18; 36:32; 61:25) “Human,animal hybrids and Chimeras in the Bible?“
12
(1) “Simera Arezzo” terbuat dari tembaga adalah salah satu
contoh terbaik dari karya seni orang Etruria kuno. (400 SM)
(2)
“Sentaur…” oleh Laurent Marqueste (Orang Perancis,
1850–1920). Marble, 1892. Di Taman Tuileries, Paris.
(3) Sphinx
Raksasa di Giza
(4) Patung Simera pada Fontaine Saint Michel,
Paris, France.
(5) Griffon Mesir
(6) Vase Griffon,
trefoil-mouth oinochoe, 420SM-400SM, Dibuat di: Attica (Eropa,
Yunani, Attica (Yunani))
(7) Theseus berkelahi dengan Minotaur
oleh Étienne-Jules Ramey (French, 1796–1852). Marble, 1826. Di
Taman Tuileries, Paris.
(8) Obelisk Hitam Shalmaneser III adalah
sebuah relief batu nisan hitam Neo-Syria dari Nimrud (Kalhu kuno), di
bagian utara Iraq, memperingati tindakan-tindakan Raja King
Shalmaneser III (bertakhta 858-824 SM). Tampilan detil dari dua
cetakan plester yang berbeda.
(9) Shedu Sirya
13 Chuck
Missler, Textual Controversy: Mischievous
Angels or Sethites?, http://www.khouse.org/articles/1997/110/.
14 Dr.
E. W. Bullinger, Appendixes To The
Companion Bible, Lampiran
26, http://www.markfoster.net/rn/companion_bible_appendices.pdf.
15 Adalah
mungkin bahwa “Rafa adalah bapa-suku dari Refaim, sebuah suku
kuno dengan ketinggian yang sangat tinggi, yang mana hanya sedikit
keluarganya yang masih tersisa bahkan di zaman Musa.” Keil &
Delitzsch, Commentary on the Old
Testament, Volume 2, Joshua, Judges, Ruth, 1 and 2 Samuel,
2006, hlm. 680.
16 Tempat
tidur Og sekitar 13.5 kaki panjangnya dan sekitar 6 kaki lebarnya.
Ini adalah sebuah perkiraan tradisi berdasarkan hitungan 18” hasta.
17 Flavius
Josephus, Antiquities of the Jews,
Book 1, Chapter 9,
1.9.1, http://www.biblestudytools.com/history/flavius-josephus/antiquities-jews/book-1/chapter-9.html
18 Rob
Skiba, Archon Invasion: The Rise, Fall and
Return of the Nephilim, 2012, hlm. 157-158.