World's Last Chance

Mempersiapkan Hati dan Pikiran untuk Kedatangan Yahushua Secara Tiba-tiba!

WLC Free Store: Closed!
Mempersiapkan Hati dan Pikiran untuk Kedatangan Yahushua Secara Tiba-tiba!

Paulus: Nabi Palsu? Atau Rasul Sejati?

Rembrandt's painting of Apostle Paul

“Rasul Paulus” lukisan Rembrandt, milik Galeri Seni Nasional

Yahushua tahu bahwa ketika Dia kembali ke surga,
Setan akan berusaha untuk menghancurkan Gereja Kristen yang masih muda. Dengan
ejekan, dengan kekerasan, dengan tipu daya, Setan memang mencoba untuk
menghancurkan apa yang Yahushua telah bangun.

Untuk menghadapi situasi yang sulit, Yahuwah
“memberikan rasul-rasul maupun nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Yahushua. (Lihat Efesus 4:11,
12).

Tujuan dari karunia besar ini adalah agar “kita
semua [bisa] mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak [Yahuwah],
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan.” (Efesus 4:13, 14).

Salah satu angin pengajaran yang telah tumbuh kuat
dalam keyakinan adalah bahwa Paulus itu adalah seorang rasul palsu, yang dibawa
oleh iblis untuk menghancurkan iman Kristen baru. Peringatan Paulus dalam kitab
Kisah Para Rasul diterapkan kepadanya, sebagai seorang penipu yang murtad:

“Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi,
serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan
menyayangkan kawanan itu.” (Kisah Para Rasul 20:29, NKJV).

Berbagai kata-kata, sesekali dalam konteks penuh,
dari tulisan-tulisan Paulus telah diambil di luar konteksnya dan digunakan
untuk mendukung anggapan bahwa dia adalah seorang rasul palsu, yang dibawa oleh
iblis untuk mendatangkan malapetaka pada “kawanan” orang percaya.

Ungkapan-ungkapan ini, diambil terutama dari Kitab Pertama
Korintus dan Kitab Dua Korintus yang menuduh Paulus:

  1. Membual;
  2. Mencuri;
  3. Sombong;
  4. Korupsi;
  5. Mengutuk;
  6. Berbicara BUKAN atas nama
    Yahuwah;
  7. Menggunakan tipu daya dan
    kebohongan;
  8. Menghakimi orang lain;
  9. Meremehkan Petrus, Yakobus
    dan Yohanes;
  10. Berkonsultasi dengan Setan;
  11. Memegang pendapat yang meninggikan
    dirinya;
  12. Memasukkan ide-idenya
    sendiri ke dalam Kitab Suci;
  13. Memberitakan Injil yang “lain”;
  14. Memberikan nasihat
    perkawinan yang buruk;
  15. Memberitahu para suami untuk
    mulai menjalani kehidupan tanpa pasangan kembali;
  16. Mendikte gaya rambut yang “tepat”
    untuk para lelaki;
  17. Menghakimi kelaparan, perut
    keroncongan.

Teks-teks yang tersebar ini dan potongan-potongan
ungkapan ini telah diambil di luar konteks dan digunakan sebagai
“bukti” bahwa Paulus sendiri adalah salah satu serigala yang menerkam
yang dia wacanakan untuk diwaspadai. Mengambil ayat di luar konteks harus
selalu menegakkan bendera peringatan di dalam setiap pikiran.

Klaim tersebut tidak menganggap konteks dari ayat-ayat
disekitarnya; mereka tidak mempertimbangkan lingkungan di mana Paulus
dibesarkan maupun budaya dimana dia menulis.

Gaya penulisan Paulus konsisten dengan gaya sastra
dari abad pertama Masehi. Dia menggunakan gaya penalaran “langsung dan
perumpamaan” yang biasa digunakan oleh para rohaniawan Israel pada
zamannya.

Menolak tulisan-tulisan Paulus biasanya tidak
berakhir dengan hanya memotong surat-suratnya dari Alkitab, yang mencakup 14
dari 27 kitab-kitab Perjanjian Baru. Konsistensi menuntut bahwa jika Paulus
adalah seorang rasul palsu yang surat-suratnya harus dihapus dari Alkitab, maka
dua buku yang lain yang ditulis oleh rekan-kerjanya, Lukas, juga harus ditolak
karena Lukas secara jelas mendukung Paulus sebagai rasul yang ditugaskan oleh
Yahushua untuk pekerjaan pemberitaan Injil.

Tapi itu tidak berhenti di situ. Jika Paulus adalah
penipu yang tulisan-tulisannya harus ditolak, maka otoritas para rasul lainnya
juga dipertanyakan karena rasul terkemuka, Petrus, Yakobus dan Yohanes,
menerima kerasulan Paulus:

“. . . dan setelah melihat kasih karunia yang
dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas [Petrus] dan Yohanes, yang
dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan
Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang
tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.” (Galatia 2:9).

Yakobus yang memberikan “jabat tangan
persekutuan” kepada Paulus, bukanlah Yakobus, saudara Yohanes, karena dia
sudah menjadi martir pada saat itu. Yakobus ini adalah saudara tiri-Yahushua
yang sangat dihormati dan penulis dari kitab Perjanjian Baru: kitab Yakobus.

Jika Paulus adalah seorang guru palsu, maka
orang-orang terpercaya yang berjabat tangan tanda persekutuan dengan Paulus,
juga harus dipertanyakan. Hasilnya adalah bahwa delapan kitab lagi dari sisa 11
kitab Perjanjian Baru juga harus dikesampingkan. Kitab-kitab ini adalah:

  • Injil Yohanes
  • Pertama Petrus
  • Dua Petrus
  • Yakobus
  • Pertama Yohanes
  • Dua Yohanes
  • Tiga Yohanes
  • Wahyu

Satu-satunya kitab yang kemudian akan tersisa dalam
Perjanjian Baru adalah kitab Matius, Markus dan Yudas. Namun ketiga kitab ini pula bukan tidak tergoyahkan.

Injil Matius
dan Markus mendukung Petrus dan
Yohanes sebagai orang yang ditugaskan oleh Yahuwah. Tetapi jika Petrus dan
Yohanes tidak bisa dipercaya karena telah menerima Paulus sebagai salah satu
dari mereka, maka penilaian Matius dan Markus dipertanyakan untuk menerima
Petrus dan Yohanes. Satu-satunya kitab yang akan tersisa dalam Perjanjian Baru
adalah kitab berpasal tunggal: Yudas.

Paulus: Nabi Palsu? Atau Rasul Sejati? image

Namun, bahaya nyata dalam menyisihkan tulisan-tulisan
Paulus, ditemukan dalam motivasi yang mendorong semacam tanggungjawab terhadap penulis
paling produktif dari Perjanjian Baru ini.

Seluruh sistem ekonomi Ibrani mengungkapkan rencana
keselamatan dalam nubuatan dan simbol. Ini adalah mengapa, ketika Yahushua
ingin menjelaskan misi-Nya pada malam setelah kebangkitan-Nya, “Dia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan
segala kitab nabi-nabi.” (Lukas 24:27).

Paulus dibesarkan dan dididik sebagai seorang
Farisi. Dia adalah salah seorang anggota Sanhedrin. Tradisi Israel menuntut
agar setiap calon anggota Sanhedrin pada umur 12 tahun harus telah menghafal
seluruh Taurat, yaitu kelima kitab Musa.

Pendidikan Paulus sebagai seorang Farisi membuatnya
sangat baik mengetahui mana hukum [taurat] yang sebenarnya serta bagian mana
yang hanyalah merupakan tradisi manusia. Hal ini membuat dia menjadi guru Injil
yang sangat kompeten, yang benar-benar dapat memisahkan mana Kebenaran dan mana
Tradisi.

Kecaman Paulus terhadap ritual sunat telah
menyebabkan sebagian orang menolak tulisannya dan menganggap dia sebagai pelanggar-hukum.
Tidak ada orang yang bisa melebihi kebenaran. Paulus menjunjung tinggi hukum
ilahi dan menyebut “hukum [taurat] adalah kudus, dan perintah itu juga
adalah kudus, benar dan baik.” (Roma 7:12).

Sunat merupakan salah satu peraturan. Paulus tidak
menentang sunat sebagai sebuah peraturan.
Dia hanya menjelaskan bahwa hal itu, bagaimanapun tidak akan membuat seseorang mendapatkan keselamatan.

Seluruh pengajaran dalam pelayanan Paulus adalah kebenaran oleh karena iman. Paulus
dengan jelas memahami bahwa keselamatan adalah oleh karena kasih karunia,
melalui iman, tulisan-tulisan Paulus harus dipahami dalam konteks perjuangan
melawan ajaran sesat: keselamatan karena
perbuatan
.

Semua agama palsu didasarkan pada prinsip keselamatan karena perbuatan, dalam satu
bentuk atau dalam bentuk yang lain. Bahkan agama Israel telah berubah menjadi
suatu sistem keselamatan oleh perbuatan di bawah tradisi para pemimpin yang
ditegur oleh Yahushua berulang kali.

Kebenaran karena ImanBangsa-bangsa lain [selain Israel] yang percaya,
keluar dari agama berhala, yang mudah terpikat kembali pada ajaran keselamatan karena
perbuatan yang diajarkan oleh “Orang-orang Yahudi”. Orang-orang Yahudi jenis
ini mengaku percaya bahwa Yahushua adalah Mesias, tetapi mereka memberi pengaruh
agar kembali ke tradisi manusia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan.

Mereka menolak keselamatan sebagai hadiah gratis
yang diterima ketika seseorang memilih untuk percaya pada Sang Juruselamat.

Seruan nyaring rasul Paulus kepada jemaat-jemaat
dari bangsa-bangsa lain bergema sampai pada para pencari kebenaran hari ini:

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian [Yahuwah], itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. (Efesus 2:8, 9,
KJV).

Melakukan tradisi Yahudi tidak membuat seseorang
diselamatkan. Mengenakan jumbai dan penutup kepala tidak merekomendasikan
seseorang kepada Yahuwah. Menggunakan kata-kata Ibrani yang tidak dapat
dipahami oleh orang lain tidak membuat seseorang menjadi pemelihara-hukum yang
lebih baik.

Keselamatan oleh karena perbuatan ini sangat memikat
sifat alami manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Mengadopsi tradisi Yahudi,
pakaian atau kata-kata dapat dengan mudah membuat seseorang merasa lebih unggul
dari mereka yang tidak mengadopsi tradisi yang sama.

Apakah pilihan gaya hidup berdasarkan pada Alkitab
atau hanya pada tradisi orang Yahudi semata, intinya adalah bahwa keselamatan
karena perbuatan dapat memberi makan ego seseorang tetapi tidak akan pernah membuat
siapa pun memperoleh keselamatan.

Para pemelihara-hukum akan berhati-hati dalam hal makanan dan pakaian. Tetapi untuk
menggunakan itu sebagai sebuah standar yang digunakan untuk menilai sumbangsi
seseorang, adalah menghancurkan esensi dari Hukum itu sendiri yaitu Kasih.

Orang-orang Farisi dengan ketat menjaga apa yang
harus dilakukan dan apa yang dilarang oleh Hukum, namun mereka mengabaikan kasih,
kebaikan, keadilan dan belas kasihan. Yahushua berkata kepada mereka:

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan
.” (Matius 23:23).

Ajaran keselamatan oleh karena perbuatan tidak akan pernah
menyelamatkan siapapun.

“Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di
hadapan [Yahuwah] karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman“.
(Galatia 3:11).

Setan mengetahui bahwa tidak ada manusia manapun
yang akan diselamatkan oleh karena perbuatan. Oleh karena itu Setan telah
memimpin banyak orang salah paham pada tulisan-tulisan Paulus dan menolak pengajaran
yang paling penting dan paling jelas dalam Alkitab, yaitu: kebenaran oleh karena iman.

Inilah rahasia sesungguhnya di balik penolakan
Paulus. Pemahaman Paulus yang jelas mengenai Hukum Taurat dan Tradisi membuatnya
menolak Hukum Taurat sebagai sarana bagi seseorang untuk mendapatkan keselamatan.

Paulus mengajarkan bahwa Hukum Taurat harus
dipelihara. Namun, dia mengerti bahwa itu hanya
dapat dipelihara melalui iman di dalam
Yahuwah.

Satu-satunya harapan yang dimiliki seseorang
sekarang adalah berhenti berusaha bekerja untuk membuat jalan menuju Surga.
Terimalah bahwa semua “pekerjaan Hukum Taurat” yang anda telah lakukan
tidak dapat menyelamatkan anda.

“Segala kesalehan kami seperti kain
kotor.” (Yesaya 64:6).

Pembenaran oleh karena iman berarti Yahushua menghidupi
hidup-Nya di dalam anda. Kehendak anda dibawa ke dalam keserasian yang sempurna
dengan kehendak-Nya. Hanya dengan demikianlah Hukum ilahi itu dapat dipelihara
dengan sempurna.

Paulus, seorang rasul ilahi yang ditugaskan oleh
Surga untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, memiliki sebuah pesan
hari ini bagi semua orang yang ingin diselamatkan:

Aku
telah disalibkan dengan Yahushua. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Yahushua yang hidup di
dalam aku
. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak [Yahuwah] yang
telah mengasihi aku
dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Lihat Galatia 2:19-20).

Jangan terpengaruh oleh berbagai angin pengajaran.
Berakar dan jadilah teguh di atas Firman yang ada di dalam Alkitab.

Terimalah kebenaran Yahushua dengan iman. Anda juga
dapat merasakan kenikmatan keselamatan melalui iman dalam karya Sang
Juruselamat.

tree with roots grounded in bible


Untuk pemahaman yang lebih baik mengenai
tulisan-tulisan Paulus, silahkan lihat:

Comments

Leave a Reply

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.