Serikat
Kebohongan-kebohongan
1.
2. |
Ilmu
gaib.
Hikmat
rahasia.
Kata-kata
ini adalah kata-kata yang membuat orang Kristen merasa ngeri.
Kata-kata ini mengisyaratkan dunia kegelapan. Yang membisikkan ilmu
terlarang. Pengetahuan yang diperoleh dari Pohon Pengetahuan tentang
yang Baik dan yang Jahat.
Ada
sebuah ungkapan umum dalam dunia rahasia/gaib yaitu “sebagaimana
di atas, demikianlah di bawah”. Namun kalimat ini mengungkapkan
sebuah rahasia tersembunyi, sebuah rahasia yang tersembunyi di depan
mata yang harus diketahui oleh semua orang.
Ungkapan
dan gambar ini mengungkapkan modus operandi kejahatan. Yang
menghamparkan fakta bahwa Pohon Pengetahuan tentang yang Baik dan
yang Jahat masih terus hidup dan berkembang dan menipu miliaran
orang. Dimanapun kebohongan Ular ini menyebar, di sana juga, akan ada
akar dari Pohon Pengetahuan itu.
Agenda
Setan adalah selalu untuk melakukan kudeta terhadap takhta Bapa
Yahuwah. Selama ribuan tahun, setan telah mengeluarkan kecerdasannya
yang besar untuk meraih tujuan ini. Alkitab mencatat pernyataan
sombongnya:
“Wah,
engkau sudah jatuh dari langit, hai Lusifer, putera Fajar, engkau
sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa!
Engkau
yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku
hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Yahuwah, dan aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku
hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku
hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yesaya
14:12-14)
Sebuah
pohon tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa akar, dan akar Pohon
Pengetahuan merambat kembali ke taman Eden. Akarnya kuat dan dalam.
Darinya telah tumbuh mesin kejahatan besar yang rumit yang mendasari
penipuan atas seluruh bumi dalam upaya Setan untuk mendapatkan
kembali semua hal yang pernah dia miliki di Surga.
Setan
adalah bukan seperti beberapa anak kecil, yang mencoba menyelinap
mengambil sebuah kue sebelum makan malam. Dia terlalu pintar untuk
meninggalkan jejak remah-remah yang kelihatan, yang akan mengarah
pada kebenaran. Kebohongannya terlindung di dalam kebohongan yang
lebih besar: sebuah sistem menyeluruh dari Pabrikasi dan penipuan.
Sebuah kepalsuan terjalin erat dan mendukung kepalsuan yang lain.
Kerumitannya yang besar membuat kebohongan-kebohongan itu nampak
layak dipermukaan.
![]() |
Tampilan |
Untuk
menemukan kebenaran, adalah perlu untuk kembali mengurut mulai dari
apa yang nampak, sampai pada apa yang tidak nampak. Pohon Pengetahuan
dipenuhi dengan daun hijau pengalih perhatian yang cantik. Sangat
perlu untuk menghilangkan penyamaran daun-daun palsu dan mengurut
ranting-ranting sampai ke cabang-cabang, turun ke batang besar di
bawah, yang menyembunyikan penipuan yang sangat besar di sekeliling
bawah Pohon Pengetahuan itu.
Yesuit,
dalang dibalik konspirasi
bumi bulat yang sudah berlangsung 500 tahun, dan menutupi Bumi
Datar, adalah ahli dalam menyembunyikan kebenaran di bawah beberapa
lapisan kebohongan. Sejak dari awal pembentukan mereka, para Yesuit
telah dibenarkan menipu. Mereka adalah sumber dari sejumlah besar
ragam konspirasi kejahatan disepanjang generasi.
Seiring
meningkatnya pengetahuan, sebuah kumpulan saksi yang banyak seperti
awan dan terus berkembang telah mengangkat suaranya untuk membela
kebenaran. Beberapa diantaranya telah mengungkapkan kebohongan dari
bumi bulat. Yang lainnya memperingatkan bahaya Big Pharma dan
nano-partikel yang tertanam dalam obat-obatan moderen dan makanan
siap saji yang telah melalui proses rekayasa genetika. Dan yang lain
lagi menyibak tabir yang menyembunyikan perbuatan-perbuatan kegelapan
yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan elit yang menjalankan dunia.
Seseorang
yang berdiri di salah satu sisi Pohon Pengetahuan, yang dikaruniai
dengan ketajaman ilahi untuk melihat gugusan dedaunan kebohongan yang
menyembunyikan satu penipuan, seringkali tidak memahami bahwa
kebohongan yang ditemukan oleh orang lain adalah bagian dari pohon
yang sama, dengan
agenda tipuan yang sama,
yang dilakukan oleh kelompok yang sama.
Selama
hampir 500 tahun, para Yesuit telah bekerja sama dengan makhluk
cerdas supranatural dalam sebuah konspirasi besar. Rencana jahat
rahasia ini jauh lebih besar dari apa yang pernah disadari orang
sebelumnya. Para Yesuit terlibat langsung dalam tindakan kebohongan
mengenai bumi bulat. Kebenaran tentang bumi datar, yang tertutup
walaupun adalah merupakan pengembangan kebenaran yang paling baru,
namun ada lagi kebohongan lain dari Yesuit yang juga memiliki
pengaruh langsung pada generasi akhir zaman. Dan itu tersembunyi di
depan mata. Kebohongan ini adalah sesuatu yang seringkali diterima
begitu saja, dan bahkan orang yang berpikir untuk mempertanyakannya
pun tidak ada. Namun, nasib kekekalan banyak orang bergantung pada
kebenaran yang terkubur di bawah satu penipuan besar ini: kalender
Masehi.
Sebagaimana
para Yesuit dan imam-astronom Yesuit yang terlatih telah memainkan
sebuah peran besar dalam melahirkan sebuah konsepsi palsu mengenai
bumi (dan akibatnya, alam semesta), demikianlah para Yesuit telah
melandaskan sebuah penipuan yang menyembunyikan Sabat Sang Pencipta
yang sejati dan mengalihkan peribadatan menjauh dari Bapa Yahuwah.
Serikat Yesuit bertanggung jawab langsung pada Sabat hari ketujuh
palsu yang ada saat ini, yang diikuti oleh “Hari Minggu”,
sebuah hari kebangkitan palsu.
Dunia
saat ini telah bersatu dalam menggunakan kalender Masehi sebagai alat
perhitungan waktu masyarakat. Namun, karena kehidupan masyarakat
diatur oleh pekerjaan mereka dan kalender sekolah, maka hari-hari
ibadah mereka, secara otomatis, juga diatur oleh kalender Masehi.
“Pertempuran (https://www.templeinstitute.org/archive/month_adar.htm) |
Gagasan
bahwa kalender itu dirancang oleh dan untuk para petani sehingga
mereka dapat mengetahui kapan waktu untuk menabur dan kapan waktu
untuk menuai telah sekian lama diterima begitu saja; baik secara
logika maupun fakta hal itu salah. Para petani tidak memerluhkan
sebuah kalender resmi untuk mengetahui musim-musim, dan masyarakat
primitif telah berhasil menyediakan makanan mereka sendiri selama
beberapa generasi tanpa sebuah kalender.
Adalah
fakta sejarah bahwa kalender itu dirancang untuk
menentukan waktu yang tepat dari hari-hari raya untuk menghormati
para dewa. Kalender, dengan kata lain, adalah sebuah alat keagamaan.1
Masih
tetap seperti itu. Sebuah pepatah kuno menyatakan: “Dia yang
mengendalikan kalender, mengontrol dunia.” Serikat Yesuit,
sebagai perancang kalender Masehi, dalam cara yang sangat nyata,
mengontrol hari-hari ibadah di dunia. Mereka mengontrol dan mengatur
waktu-waktu ibadah semua orang yang menentukan hari-hari ibadah
mereka dengan kalender ini. Ironisnya, itu mencakup semua dari tiga
agama yang diturunkan dari Abraham:
-
Orang-orang
Yahudi beribadah pada hari Sabtu, hari ketujuh dalam mingguan
moderen; -
Orang-orang
Katolik, Ortodoks dan kebanyakan orang Protestan beribadah pada hari
Minggu untuk menghormati hari kebangkitan Kristus, sementara
beberapa orang Protestan beribadah pada hari Sabtu sebagai Sabat
hari ketujuh; -
Orang-orang
Muslim pergi ke masjid untuk melakukan ibadah shalat Jumat, yang
pada awalnya, sebenarnya adalah hari ketujuh dalam sebuah minggu.
(Lebih lanjut tentang ini akan dibahas nanti).
Ibadah
didefinisikan sebagai: “tindakan memberi penghormatan ilahi
kepada Yang Mahatinggi; atau penghargaan dan
penghormatan yang diberikan kepadanya dalam kegiatan-kegiatan
rohani”.2
Oleh karena itu, siapa saja yang mengontrol kalender, sedang
mengontrol (atau melaksanan kuasa atau
mempengaruhi dengan kekuasaan perihal3)
peribadatan.
Katolik
Roma secara terbuka menyatakan bahwa kontrol mereka secara menyeluruh
atas peribadatan adalah tanda atau lambang kekuasaan mereka:
-
“Hari
Minggu … adalah murni ciptaan Gereja
Katolik“. American Catholic
Quarterly Review, Januari 1883. -
“Hari
Minggu … adalah hukum Gereja Katolik sendiri …” American
Sentinel (Catholic), Juni 1893. -
“Hari
Minggu adalah ketetapan Katolik dan pengakuan untuk menaatinya hanya
dapat dipertahankan dengan menggunakan prinsip-prinsip Katolik …
Kitab Suci dari awal sampai akhir tidak mengandung satu ayatpun yang
mengijinkan pemindahan hari ibadah umum mingguan dari hari terakhir
ke hari pertama”. Catholic Press,
Sydney, Australia, Agustus 1900.
Ini
adalah sebuah penipuan yang tersembunyi di depan mata karena hal ini,
hari Sabtu dianggap sebagai Sabat hari ketujuh Alkitab dan hari
Minggu menjadi hari kebangkitan Kristus.
-
“Tentu
saja Gereja Katolik mengakui bahwa perubahan itu (Sabat Sabtu ke
hari Minggu) adalah tindakannya … Dan tindakan ini adalah sebuah
tanda kekuasaan gerejawi dan otoritasnya dalam urusan agama”.
(H. F. Thomas, Kanselir Kardinal Gibbons.) -
“Hari
Minggu ditetapkan, bukan berdasarkan pada Kitab Suci, tetapi pada
tradisi, dan ini adalah jelas sebuah lembaga Katolik. Karena tidak
ada ayat Alkitab yang menuliskan pemindahan hari istirahat dari hari
terakhir ke hari pertama dalam sebuah minggu, Orang-orang Protestan
harus memelihara Sabat mereka pada hari Sabtu dan dengan demikian
membuat Katolik dengan sepenuhnya memiliki hari Minggu”.
(Catholic Record, 17
September, 1893).
Ini
adalah sebuah kesalahan yang tersembunyi di depan mata.
Sebuah
kebohongan yang tersembunyi di depan mata biasanya menjadi yang
paling efektif. Hal itu tidak dipertanyakan atau dianalisis dengan
kristis. Keberadaannya diterima begitu saja. Kalender moderen adalah
salah satu penipuan yang tepat seperti itu.
Asumsi
yang dibuat menyatakan bahwa karena waktu
terus berlanjut, maka siklus mingguan juga selalu terus berlanjut.
Lebih jauh, diasumsikan bahwa mingguan moderen yang dimulai pada hari
Minggu dan berakhir pada hari Sabtu adalah selalu
seperti itu.
Dibutuhkan
sangat sedikit penggalian untuk mengungkap bahwa fakta-fakta
bertentangan dengan asumsi ini. Negara terakhir yang mengadopsi
kalender Masehi adalah Turki, pada tahun 1927, menyusul Yunani, yang
telah mengadopsinya pada tahun 1923. Namun penggunaannya secara
universal barulah terjadi setelah komunis mengambil alih China
setelah Perang Dunia II.4
Nicolaus
Copernicus, sarjana Katolik yang teori-teorinya mengenai bumi bulat
digunakan oleh Yesuit untuk memajukan agenda akhir zaman mereka, pada
awalnya didekati oleh komisi kepausan pada awal abad keenam belas.
Mereka menginginkan pandangannya tentang reformasi kalender. Awalnya,
ia keberatan untuk menjawab.
Copernicus
telah diminta oleh komisi kepausan pada tahun 1514 untuk mengemukakan
pandangannya, dan keputusannya adalah, bahwa pergerakan matahari dan
bulan belum cukup diketahui untuk mencoba melakukan reformasi
kalender. Komisi itu bertujuan untuk membuat penilaian yang pasti
dalam konsili pada sesi kesepuluh. Meskipun hal ini ditunda dari
tahun 1514 ke tahun 1515, namun tidak ada kesimpulan yang dicapai.
Setelah Konsili Lateran kemajuan yang patut dipertimbangkan dibuat.
Copernicus telah berjanji untuk melanjutkan pengamatan pada matahari
dan bulan dan dia melakukannya selama lebih dari sepuluh tahun lagi.
Hasilnya dimuat dalam karya abadinya “De Revolutionibus Orbium
coelestium” (thn. 1543) yang memampukan Erasmus Reinhold untuk
menghitung Tabel Prutenic (Wittenberg, thn. 1554), yang
kemudian menjadi landasan reformasi Gregorian.5
Menurut Ensiklopedi Katolik,
Aloisius Lilius adalah “kepala perancang” dari kalender
Masehi/Gregorian. Lilius adalah seorang dokter Katolik Roma dan
profesor kedokteran. Naskahnya tentang reformasi kalender telah
disampaikan kepada Kuria Romawi pada tahun 1576, oleh saudaranya,
Antonius. Ide-idenya telah digunakan oleh seorang imam-astronom
Yesuit, yaitu Christopher Clavius, untuk kalender baru itu. Kalender
itu sendiri dinamai atas nama Paus
Gregorius XIII. Kalender ini adalah benar-benar sebuah perangkat
kepausan.
Walaupun
dunia saat ini telah bersatu dalam menggunakan kalender Masehi, namun
ketika pertama kali diperkenalkan, pada awalnya kalender ini secara
luas ditolak oleh negara-negara Protestan sebagai sebuah institusiKatolik. Sebuah dekrit
kepausan, Inter Gravissimas, diterbitkan pada tanggal 24 Februari
1582, memerintahkan pendeta Katolik untuk menerimanya dan mendesak
para raja Katolik untuk melakukan hal yang sama. Pada saat itu, hanya
negara-negara Katolik yang menerimanya seperti Italia, Spanyol,
Portugal, Polandia dan sebagian besar wilayah Prancis. Butuh waktu
hampir 350 tahun sebelum semua negara mengadopsi kalender Paus ini.
Harus
dipahami dengan jelas bahwa kalender paus yang digunakan di seluruh
dunia pada saat ini adalah sebuah alat untuk mengontrol
agama.
Katolik
sendiri mengakui: “Reformasi kalender itu dari awal terkait
dengan konsili umum, yaitu. konsili Nicea (thn. 325), konsili
Constance (1414-1418), konsili Basle (1431), konsili Lateran Kelima
(1512-1517), dan konsili Trent (1545-1563)”.6
Orang-orang
biasanya tidak mengaitkan perayaan rohani dengan astronomi, tapi
sebenarnya ada sebuah kaitan erat diantara keduanya. Dari sejak awal,
Yesuit telah mendominasi bidang astronomi dan bidang lain yang
terkait erat dengan ilmu pengetahuan. Bahkan teori Big Bang
diciptakan oleh seorang imam Yesuit terlatih, bapa Georges Lemaitre.
Pengetahuan tentang astronomi sangat penting bagi Yesuit untuk
dimiliki karena tanpa itu mereka tidak bisa melakukan reformasi
kalender karena pengukur-waktu selalu
tergantung pada pergerakan benda-benda langit.
Kalender
Masehi/Gregorian, sama seperti semua cabang lain di Pohon
Pengetahuan, telah dikandung dengan satu motif utama: untuk
menyembunyikan kebenaran dan menciptakan kepalsuan. Ini memberikan
lebih banyak “daun” samaran yang tersembunyi, sehingga para
pencari kebenaran akan teralihkan dalam upaya mereka untuk mengungkap
kebenaran.
Pengalihan
dari kalender Julian ke kalender Masehi/Gregorian sering dinyatakan
sebagai bukti tak terbantahkan bahwa hari Sabtu pastilah
hari Sabat yang Alkitabiah. Alasannya tampak sederhana. Ketika
kalender Julian dialihkan ke kalender Masehi/Gregorian yang telah
direvisi, tidak ada hari dalam satu minggu
yang hilang. Hari Kamis, tanggal 4 Oktober,
diikuti oleh hari Jumat, tanggal 15 Oktober. Hanya bilangan tanggal
yang diubah karena 10 tanggal dibuang dari kalender. Itu saja.
Ini
adalah fakta. Dan dari fakta ini, sebuah asumsi yang salah diambil:
karena tidak ada gangguan terhadap hari dalam mingguan ketika
kalender Masehi diperkenalkan, maka siklus mingguan moderen adalah
tetap dan tidak berubah sejak masa penciptaan. Perhitungan yang tidak
benar ini membuat pengalihan yang menyembunyikan kebenaran: Hari
Sabat, seperti yang dikuduskan oleh para leluhur, para rasul, dan
Yahushua, ditentukan dengan kalender yang berbeda, dengan siklus
mingguan yang berbeda, yang tidak sejajar dengan hari Sabtu sebagai
hari ketujuh dalam sebuah minggu.
Perubahan
kalender ini terjadi lebih dari 430 tahun yang lalu. Besarnya
kebohongan itu sendiri telah menjadi sebuah pembenaran besar yang
nyata. Hal ini muncul untuk membuktikan asumsi bahwa sebuah siklus
mingguan yang tidak terputus telah berlangsung dari sejak masa
penciptaan tanpa jeda sama sekali. Para pencari kebenaran hanya
merujuk pada transisi halus dari kalender Julian ke kalender
Gregorian [kalender masehi] ini dan mereka
tidak menyelidikinya lebih lanjut.
Namun,
kalender Masehi hanya merupakan sebuah lapisan penipuan yang lain.
Dengan mengupas lapisan ini, seseorang akan menyingkap… kalender
Julian pasca-Nicea: kalender dengan sebuah siklus mingguan tidak
terputus dan dengan itu para peneliti telah diyakinkan bahwa mereka
telah menemukan kebenaran!
Untuk
menemukan kebenaran tentang hari yang dijadikan oleh Sang Pencipta
sebagai hari ibadah, adalah perlu untuk melihat kembali dedaunan
cantik yang berkamuflase, melihat ranting-ranting kesalahan dan
memperhatikan tempatnya menempel dan terus menggali lebih jauh.
Kalender Masehi kepausan didasarkan pada kalender Julian kafir.
Astronom Yesuit, Christopher Clavius sendiri mengakui hal ini.
Clavius
… menegaskan bahwa kalender Julian murni berakar pada agama
berhala dan tidak memiliki hubungan apapun dengan penanggalan yang
Alkitabiah… Dalam bukunya, Romani Calendarii
A Gregorio XIII P.M. Restituti Explicato,
Clavius mengungkapkan bahwa ketika kalender Julian dibuat
menjadi kalender gerejawi Gereja pada Konsili Nicea, Gereja dengan
sengaja menolak penanggalan Alkitab dan sebagai gantinya mengadopsi
penanggalan kafir.7
Selanjutnya,
mingguan moderen, dari hari Minggu sampai hari Sabtu, dapat
ditelusuri kembali ke belakang, dari masa transisi kalender pada thn.
1582, sampai ke Konsili Nicea. Mingguan, seperti yang ada sekarang,
telah ditetapkan pada masa itu.
Nama-nama
kafir dari mingguan planet telah diabadikan dalam kalender yang
digunakan di antara bangsa-bangsa yang disebut Kristen. Setiap kali
kita melihat kalender itu, kita memiliki di depan kita sebuah
pengingat tetap akan penggabungan dari agama berhala dan Kekristenan
yang terjadi sebagai akibat dari kemurtadan rohani yang besar….8
Sebelum
Konsili Nicea, ada perbedaan cara penggunaan kalender Julian pada
setiap wilayah yang ada di seluruh Kekaisaran Romawi. Mingguan planet
tidak berasal dari orang-orang Yahudi atau mingguan pada masa
Penciptaan, sebagaimana yang telah diasumsikan oleh orang-orang
Kristen. Sebaliknya, mingguan planetari ini berasal dari agama-agama
misteri Persia.
Tidak
diragukan lagi bahwa kisah penyebaran orang Iran [Persia] memiliki
hubungan dengan penerimaan kekafiran secara umum, terhadap mingguan
yang hari Minggunya dijadikan sebagai hari yang suci. Nama-nama yang
kita gunakan terhadap enam hari yang lain, tanpa mewaspadainya,
berasal dari apa yang digunakan oleh orang Mithrais pada waktu yang
sama ketika mereka mendapatkan banyak pengikut di provinsi Barat, dan
satu tidak gegabah dalam membangun sebuah hubungan yang kebetulan
antara kemenangan dan fenomena bersamaan.9
Perhatikan
bahwa bahkan mingguan moderen dapat ditelusuri berasal dari agama
berhala.
Tampaknya
bila beberapa orang rohani yang jenius memiliki kontrol atas dunia
kafir telah memerintahkan hal-hal itu agar mingguan planetari kafir
harus diperkenalkan hanya pada waktu yang tepat untuk sekte penyembah
matahari yang paling populer sepanjang masa untuk datang dan
meninggikan hari Matahari sebagai sebuah hari yang berada di atas dan
lebih suci dari hari yang lain. Tentunya ini bukan kecelakaan.10
Pada
saat itu diintegrasikan ke dalam kalender Julian, mingguan itudimulai dari hari
Sabtu (dies Saturnior
“Hari dewa Saturnus”) dan berakhir pada hari Jumat (dies
Veneris atau “hari dewa Venus”)!
Ini kemudian berubah setelah Mithraisme sudah memperoleh semakin
banyak pengikut dan mempengaruhi orang-orang Kristen awal.
“Pengutamaan yang diberikan lebih dahulu kepada dies
Solis [hari dewa Matahari] juga pasti
memberikan kontribusi terhadap pengakuan umum hari Minggu sebagai
hari libur. Ini terkait dengan fakta yang lebih penting, yaitu,pengadopsian mingguan ini oleh semua
negara-negara Eropa“.11
Ini tidak berarti bahwa orang-orang Eropa awal tidak memiliki
mingguan, tapi itu artinya mereka menggunakan jenis mingguan yang
berbeda.
Orang-orang
Mithrais ingin memulai mingguan pada hari Minggu, untuk menghormati
dewa matahari mereka, Mithras. Banyak orang-orang Kristen awal
melupakan Sabat
lunar hari ketujuh yang ditentukan dengan kalender
Alkitab, mulai beribadah pada hari Minggu, juga. Hal ini
dilakukan seolah-olah untuk menghormati kebangkitan Yahushua pada
hari pertama dalam suatu minggu. Tertullian, seorang apologis Kristen
dari abad kedua, mencoba untuk menjelaskan penerimaan hari ibadah
kafir yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, Tertullian menyatakan:
![]() |
Potongan batu ini menunjukkan sisa-sisa fasti kalender Julian awal. Mingguan dengan delapan hari asli dapat jelas dilihat, seperti yang ditunjukkan oleh hari-hari pada tiap minggu yang diwakili oleh huruf A sampai H. |
Yang
lain, tentunya lebih berbudaya, berpikir bahwa Matahari adalah dewa
orang Kristen, karena diketahui bahwa kita berdoa ke arah timur dan
membuat perayaan pada hari Matahari. Apakah yang anda lakukan masih
kurang? Tidak sebagian besar dari anda, dalam kepura-puraan menyembah
benda-benda langit, terkadang menggerakkan bibir anda ke arah
matahari terbit. Anda tentunya merupakan orang-orang yang juga
menerima Matahari dimasukkan ke dalam daftar tujuh hari, dan lebih
menyukainya dari antara hari-hari lainnya. . . .12
Ketika
kalender kembali diatur, ketika cabang Pohon Pengetahuan ditelusuri
ke belakang, bukti arkeologis mengungkapkan tanpa keraguan bahwa
mingguan moderen berasal dari agama-agama misteri kafir. Kalender
Julian tidak mendapatkannya dari mingguan Alkitab. Kalender
Julian mula-mula memiliki delapan
hari per minggu, bukan tujuh. Adalah wajar bahwa mingguan pada
kalender Julian adalah aslinya terdiri dari delapan hari per minggu.
Mingguan pada kalender Republik Romawi juga memiliki delapan hari per
minggu, dan itulah mingguan yang terbiasa digunakan oleh orang-orang
Romawi.
Orang-orang
Yahudi pada masa Yahushua tidak menggunakan mingguan delapan hari
Julian untuk kalender mereka. Mereka masih menggunakan kalender Musa,
kalender luni-solar yang sama yang telah diwariskan dari masa
Penciptaan. Para rasul dan orang-orang Kristen awal semuanya
beribadah pada Sabat hari ketujuh berdasarkan kalender Alkitab,
meskipun pada abad kedua, beberapa orang Kristen telah cukup
terpengaruhi dengan Mithraisme untuk beribadah pada hari Sabtu atau
hari Minggu dari mingguan planetari kafir.
Keanekaragaman
dari hari-hari ibadah ini, di mana beberapa orang beribadah pada
Sabat lunar hari ketujuh kalender Alkitabiah, dan orang lain pada
hari Sabtu, dan yang lain lagi pada hari Minggu, berlangsung sampai
Konsili Nicea. Pada saat itu, kalender kuno telah dikesampingkan
untuk tujuan keagamaan. Konsili memutuskan bahwa untuk selanjutnya
kalender Julian kafir itu yang akan digunakan untuk menentukan semua
perayaan keagamaan. Deklarasi sepihak ini bisa ditegakkan karena
Konsili ini didukung oleh kekuatan kekaisaran Konstantin Agung.
Para
sarjana Yahudi mengakui dampak dari konsili Nicea terhadap kalender
Alkitab kuno. The Jewish Publication Society of America menerbitkan
karya monumental Heinrich Graetz: History of
the Jews. Dalam catatannya tentang Konsili
Nicea, Graetz menyatakan:
“Bulan (Universal |
Pada
Konsili Nicea benang terakhir yang menghubungkan Kekristenan dengan
sumber induknya akhirnya terputus. Perayaan Paskah Easter telah
diadakan sampai sekarang dan telah dirayakan hampir sama dengan
Paskah Passover Yahudi, dan memang pada hari
yang dihitung dan ditetapkan oleh Sanhendrin
di Yudea untuk perayaan tersebut; tapi di waktu-waktu kemudian
pelaksanaannya telah diatur sendiri
bersama-sama tanpa menggunakan kalender Yahudi.13
Hal
ini jauh lebih signifikan daripada yang disadari oleh kebanyakan
orang saat ini -termasuk oleh Yahudi awam. Kalender yang ditetapkan
oleh Bapa Yahuwah pada masa Penciptaan memang memiliki mingguan
dengan tujuh hari. Namun, cara minggu-minggu itu bersiklus
benar-benar berbeda.
Kalender
Alkitabiah, sama seperti semua kalender
kuno yang diwariskan dari sejak sebelum air bah, adalah
luni-solar. Ini berarti bahwa bulanan dimulai dengan memperingati bulan
baru. Bahkan, kata “bulan” aslinya berasal dari kata
“bulan [di langit]”. Hari pertama setiap bulan adalah
sebuah hari ibadah. Minggu kerja dimulai pada hari kedua pada setiap
bulan. Perbedaan
terbesar antara kalender masa Penciptaan dan kalender
Julian/kalender Masehi [Gregorian] adalah bahwa kalender
Julian/kalender Masehi memiliki siklus mingguan tidak terputus. Pada
kalender Alkitabiah, siklus mingguan dimulai baru setiap bulan.
Akar
tunggang dari kejahatan besar yang sangat kompleks ini, tentu saja,
adalah “naga, si ular tua, yaitu Iblis dan Setan”. (Wahyu
20:2). Sama seperti sebuah pohon memiliki banyak ranting, yang muncul
bercabang-cabang dari batang pohon itu, demikian juga, sistem pada
akar pohon. Bahkan, sistem akar dapat sangat besar, sangat dalam, dan
sangat luas, karena akar itu menopang seluruh pohon yang terlihat di
atas tanah.
Yang
bercabang-cabang muncul dari akar tunggang setan, adalah semua yang
non-manusia, kekuatan jahat yang bekerja dengan dia. Yang
bercabang-cabang muncul dari mereka ini, adalah kelompok manusia
tertentu, yang terinspirasi oleh setan, yang bekerja untuk memajukan
tujuan si Ular. Alkitab menyebut mereka sebagai “Orang-orang
Kenamaan”. Kejadian 6: 4 menyatakan: “Pada waktu itu
orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya,
ketika anak-anak Elohim menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan
perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah
orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang
kenamaan”.
![]() |
Pohon |
“Orang-orang
Kenamaan” ini adalah bukan
hamba yang rendah hati dari Yang Maha Tinggi. Ayat berikutnya
melanjutkan dengan menyatakan: “Dan Yahuwah melihat bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan
hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”
“Orang-orang
Kenamaan” ini adalah bukan, dan tidak akan pernah menjadi
orang-orang saleh. Disepanjang sejarah bumi, manusia tidak akanmenjadi Orang-orang
Kenamaan sebelum mereka bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan jahat.
Orang-orang Kenamaan dibuat terkenal dan dimajukan oleh setan untuk
menyanggupkan mereka melanjutkan agendanya.
Sepanjang
sejarah, mereka telah menjadi penggerak-dan-pengguncang; orang-orang
yang bekerja di balik layar.
Sebutan mereka bermacam-macam. Mereka telah disebut pontifises;
Freemason; Illuminati; Bilderbergers; Klub Roma. Mereka telah disebut
sebagai golongan “elit” dan, untuk dengan istilah yang
lebih baik, “kekuatan-yang-akan”. Salah satu kelompok yang
paling kuat dan berpengaruh dari kelompok-kelompok Orang-orang
Kenamaan ini adalah Serikat
Yesus, yang juga dikenal dengan sebutan Yesuit.
Selama
hampir 500 tahun, para Yesuit telah bekerja
untuk memajukan agenda si Ular. Dari sejak awal, mereka telah
berada di bawah instruksi langsung makhluk pintar yang jahat melalui
“Latihan Rohani” dari pendiri mereka, lgnatious Loyola.
A.
Mereka mengemas dan melakukan kebohongan mengenai sebuah bumi bulat
di dalam alam semesta yang luas untuk mengatur panggung dunia
menghadapi tipuan
akhir zaman;
B.
Mereka merancang Kalender Masehi/Gregorian untuk menambahkan lapisan
penipuan lain untuk menyembunyikan kebenaran tentang kalender
Alkitabiah dan hari Sabat lunar asli masa Penciptaan. Niat mereka
adalah untuk menguburnya sedemikian dalamnya sehingga kebenaran ini
tidak akan pernah terungkap dan dipulihkan, dan mengatur semua orang
untuk menerima Tanda
Binatang.
Orang-orang
Kenamaan mengetahui dari sumber-sumber okultisme kapan pengetahuan
itu akan meningkat. Mereka menginginkan agar pengetahuan itu
disediakan untuk diri mereka sendiri. Untuk merahasiakan itu dari
orang banyak, mereka memulai sebuah kampanye untuk “membodohi”
warga masyarakat umum yang pintar. Kampanye ini dimulai dengan
pembentukan serikat Yesuit pada saat yang sama
ketika kebenaran ilahi sedang dipulihkan melalui Reformasi Protestan.
Yesuit dikenal di seluruh dunia untuk tiga hal: 1) semangat
misionaris kejam mereka; 2) kehadiran mereka di bidang astronomi; 3)
sistem pendidikan mereka.
Agenda
Yesuit di balik bumi bulat dan kalender palsu dapat dilihat oleh
siapa pun yang bersedia mempelajari bukti-bukti:
Bumi
Bulat: Keyakinan pada sebuah bumi bulat
meletakkan dasar untuk dilakukannya tipuan akhir: Kedatangan
Kedua palsu yang dimaksudkan untuk menipu seluruh bumi sesaat
sebelum Kedatangan Kedua Yahushua yang sebenarnya.
Kalender
Masehi/Gregorian: Penciptaan kalender
Masehi/Gregorian pada abad yang sama ketika
Gereja Katolik mendirikan serikat Yesuit dan mengumumkan teori bumi
bulat, membentuk satu lapisan penipuan lagi.
Ini menekankan asumsi bahwa siklus mingguan moderen yang tidak
terputus selalu ada. Dengan demikian, bukti apapun yang menunjukkan
bahwa hari Sabtu bukanlah hari Sabat Alkitab akan segera ditolak
sebagai sesuatu yang tidak mungkin.
Kedua
kesalahan ini telah begitu mapan dalam pengetahuan umum sehingga
keduanya sekarang disebut “pengetahuan dasar”. Dengan kata
lain, keduanya diterima tanpa pertanyaan dan dianggap sebagai fakta
itu sendiri. Untuk mempertanyakan bentuk bumi atau meragukan hari
Sabtu sebagai hari Sabat Alkitab akan membuat sang penanya menjadi
sasaran ejekan, tertawaan dan penolakan. Ejekan ini akan menghadirkan
tekanan yang akan ditanggung oleh siapapun yang berani berfikir
secara mandiri. Hal ini secara jelas memiliki dampak untuk mencegah
orang banyak mendapat keuntungan dari peningkatan pengetahuan yang
Surga telah sediakan.
Yesuit,
melalui para misionaris mereka, melalui kehadiran mereka yang
berpengaruh dalam dunia ilmiah, dan melalui sekolah-sekolah dan
universitas-universitas mereka, memiliki peran aktif dalam membentuk
pemikiran generasi ke generasi. Ketika seseorang membandingkan
bacaan, tulisan dan kemampuan matematika rata-rata lulusan kelas 8 di
Amerika dari awal abad ke-20, dengan masyarakat umum di Amerika pada
saat ini, menjadi nyata bahwa agenda para elit untuk membodohi
masyarakat telah sangat berhasil. Rentang perhatian orang, kemampuan
mereka untuk fokus, sampai alasan dari pertanyaan sampai efeknya,
sampai menerapkan konsep yang mereka pelajari untuk hidup mereka, itu
semua sudah sangat berkurang, mereka dapat dengan mudah dikendalikan
oleh “kekuatan-yang-akan”.
Rata-rata
orang tidak lagi memiliki kemampuan untuk duduk, dan fokus cukup lama
melakukan penelitian secara menyeluruh pada satu perihal tertentu.
Mereka dengan cepat menjadi bosan. Topik tersebut akan dikesampingkan
sekalipun belum pernah diselesaikan. Beberapa orang memiliki
kemampuan untuk membuat kesimpulan berdasarkan besaran
bobot bukti. Sangat sedikit yang pernah berhasil memindahkan
informasi praktis baru ke dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan
cara bagaimanapun yang berdampak. Pemikiran yang kritis telah hilang
dan itu juga, merupakan bagian dari rencana utama Yesuit.
Tanpa
kemampuan berpikir kritis, orang-orang akan mencari otoritas luar.
Alih-alih mempercayai kemampuan mereka sendiri untuk sampai pada
kesimpulan logis, mereka malahan akan berpaling pada para sarjana
yang dihormati, pendeta atau imam mereka, bahkan media yang
dikendalikan negara, untuk memberitahu mereka apa yang benar dan apa
yang harus percaya. Dengan demikian “kekuatan-yang-akan” dapat
mengontrol perilaku
publik karena mereka mengendalikan pikiran
mereka melalui arus informasi yang diperbolehkan untuk mencapai
massa.
Inilah
waktu terakhir yang baik untuk mengurai kebenaran dari kesalahan. Ini
adalah waktu terakhir untuk mengetahui apa yang anda percaya dan,
lebih lagi, mengapa.
Anda harus tetap berfikiran terbuka, itu adalah hal yang sangat
penting saat anda mempelajari setiap
topik baru. Jangan menjadi korban dari informasi yang bias! Seorang
pendeta Inggris dan filsuf Kristen, William Paley menyatakan dengan
baik bahwa: “Ada sebuah prinsip yang menjadi sebuah penghalang
terhadap semua informasi yang merupakan bukti untuk menentang semua
argumen-argumen dan yang akan selalu berhasil membuat seorang manusia
tetap berada dalam kebodohan kekal. Prinsip
itu adalah menghina sebelum melakukan penyelidikan“.
![]() |
William |
Tetap
berfikiran terbuka berarti bahwa anda bersedia untuk menerima
kesimpulan apapun yang Roh Kudus ungkapkan sebagai kebenaran, apapun
itu, tanpa terkecuali. Adalah tidak mungkin untuk mendapatkan
kebenaran jika anda memulai pembelajaran anda dengan berusaha untuk
membuktikan salah sebuah ide yang baru. Itu mungkin salah. Tapi di
sisi lain, hal itu mungkin saja benar! Jangan membuat prasangka dalam
pikiran anda dan jangan langsung menolak apa yang anda selidiki
dengan berusaha untuk menyalahkan hal itu sebelum anda mengetahui
semua bukti yang terungkap.
Jangan
takut untuk bertanya. Bapa Yahuwah menciptakan otak manusia agar
manusia dapat berfikir logis. Dia mengajak: “Marilah,
baiklah kita berperkara!”.
(Yesaya 1:18). Memang akan menakutkan jika kita membuka pikiran
seseorang untuk menerima kemungkinan bahwa apa yang telah anda yakini
adalah benar, yang pada kenyataannya, itu adalah kesalahan. Namun,
BapaYahuwah telah berjanji untuk menjaga yang telah dipercayakan
pada-Nya. Kata-kata Rasul Paulus dapat menjadi kesaksian bagi semua
orang yang mempercayakan keselamatan jiwa mereka kepada Bapa: “aku
tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa
memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga
hari-Nya”. (2 Timotius 1:12)
Karena
ujian yang terakhir adalah mengenai ibadah, maka adalah sangat
penting untuk mengetahui hari ibadah yang benar. Untuk menentukan
hari ibadah yang benar, maka kita perlu menggunakan kalender yang
benar. Jika anda hanya mengganti pihak berwenang yang akan anda
dengar, (katakanlah, dari seorang imam Katolik Roma ke seorang
pendeta Protestan) anda dapat disesatkan lagi. Para pemimpin rohani,
yang menerima gaji dari sebuah organisasi keagamaan yang mengajarkan
ibadah pada hari Sabtu atau hari Minggu kalender Masehi/Gregorian,
akan selalu berkepentingan untuk memelihara teologi tradisional.
Tidak
cukup hanya mengganti pihak yang berwenang. Anda harus pergi ke
sumber segala hikmat, Sang Pencipta, untuk diri
anda sendiri. Percayailah Dia untuk
mengajarkan kepada anda apa yang benar ketika angin kebenaran dan
kesalahan meniup kencang menerpa jiwa anda.
Yesuit
adalah Orang-orang Kenamaan zaman moderen. Dengan makhluk cerdas
supranatural, mereka telah membuat dua penipuan terbesar yang pernah
dilakukan pada umat manusia: keyakinan pada bumi bulat; dan asumsi
bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat Alkitabiah dan hari Minggu adalah
hari kebangkitan Yahushua. Kedua keyakinan ini adalah kesalahan yang
berbahaya karena keduanya membuat dunia menerima tipuan akhir zaman
Setan dan membuat dunia menerima Tanda Binatang.
Ada
sebuah janji di antara kata-kata terakhir yang diucapkan kepada nabi
Daniel, yaitu: “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala
firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir
zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan
pengetahuan akan bertambah“. (Daniel
12:4). Orang-orang Kristen selalu menafsirkan ayat ini sebagai sebuah
rujukan pada kecanggihan teknologi. Dan tentu saja, teknologi telah
maju pesat dalam 120 tahun terakhir ini.
Namun,
peningkatan pengetahuan yang diberikan kepada generasi akhir zaman
adalah jauh lebih besar dan lebih penting daripada teknologi belaka.
Peningkatan pengetahuan ini mengacu pada paparan dari semua
kebohongan yang telah diajarkan sebagai kebenaran.
Pasal
ketiga dari kitab Yoel mengacu pada hasil yang didapat daripeningkatan
pengetahuan ini: setiap jiwa di bumi memiliki sebuah keputusan untuk
diambil sebelum penghakiman terakhir.
Bergeraklah
dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan
berkumpullah ke sana! Bawalah turun, ya Yahuwah, pahlawan-pahlawan-Mu
Baiklah
bangsa-bangsa bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku
akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru.
Ayunkanlah
sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh
tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak
kejahatan mereka.
Banyak
orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari Yahuwah
di lembah penentuan! (Yoel 3:11-14, KJV)
Orang
banyak saat ini berada di lembah penentuan. Ilmu Pengetahuan dan
agama-agama terorganisir, keduanya telah dibangun di atas beberapa
lapisan kebohongan. Hari besar Yahuwah sudah dekat dan setiap jiwa
yang hidup saat ini dihadapkan dengan keputusan: “Apakah saya
akan mengikuti kebenaran yang tidak enak? Atau berpegang teguh pada
kebohongan yang nyaman”? Ingat: tidak
mengetahui kebenaran tidak mengubah fakta mengenai kebenaran itu.
Untuk
mengikuti kebenaran apapun
harganya, butuh pengorbanan. Dibutuhkan komitmen. Menerima
kebenaran yang tidak populer akan membuat seseorang mendapat cemohan
dari orang-orang yang berpegang teguh pada kebohongan. Hal ini juga
dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang dan bahkan pernikahan
seseorang. Inilah pilihan yang harus diputuskan yang dihadapi oleh
setiap individu di bumi, memilih antara Kebenaran Atau kebohongan.
Kebohongan
tampaknya nyaman. Masuk akal. Mudah. Ini adalah pemahaman dasar yang
di atasnya keyakinan-keyakinan lain telah dibangun. Tapi sekarang,
saat kebenaran telah dipulihkan, saat pengetahuan telah meningkat,
adalah sangat penting bagi tujuan kekal anda untuk mengungkap
kebohongan dan menerima kebenaran, tidak peduli seberapa banyak yang
akan menertawakan anda, atau seberapa tidak nyaman dampaknya terhadap
kehidupan anda.
Terimalah
kebenaran apapun harganya. Keabadian kebahagiaan menanti semua orang
yang merelakan prasangka-prasangka mereka dan mengijinkan Bapa
Yahuwah untuk memimpin mereka pada kebenaran-Nya.
1 Zecharia
Sitchin, When Time Began, (Santa
Fe, New Mexico: Bear & Co., Publ., 1994), hlm. 198, penekanan
diberikan.
2 Noah
Webster, American Dictionary of the
English Language, ed. 1828,
penekanan diberikan.
3 Lihat The
American Heritage Dictionary of the English Language,
Edisi ke-4.
4 China
telah mengadopsi kalender Masehi/Gregorian pada tanggal 1 Januari
1912. Namun, tak lama kemudian, Cina jatuh ke dalam kekacauan politik
di mana berbagai wilayah dari Cina menggunakan kalender yang berbeda.
Sistem kalender Masehi barulah dipakai secara terpadu setelah
Republik Rakyat China didirikan pada tahun 1949.
5 http://www.newadvent.org/cathen/09247c.htm
6 S.d.a.
7 eLaine
Vornholt & Laura Lee Vornholt-Jones, “ ‘Continuous
Weekly Cycle Theory’ Proven False By Julian Calendar.”
8 R.
L. Odom, Sunday in Roman Paganism,
hlm. 202.
9 Franz
Cumont, Textes et Monumnets Figures
Relatifs aux Mysteres de Mithra, (Brussels:
H. Lamertin, 1899), Vol. I, hlm. 112.
10 Odom,
hlm. 157.
11 Franz
Cumont, Astrology and Religion among the
Greeks and Romans, hlm. 163.
12 Tertullian, Ad
Nationes, Book 1, Chapter 13 in J. P.
Migne, Patrologiæ Latinæ Cursus
Completus, (Paris, 1844-1855), Volume 1,
columns 369-372.
13 Lihat
Heinrich Graetz, History of the Jews,
Vol. II, hlm. 563-564, Penekanan diberikan.