World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Hari Sabat Lunar │ Dalam Pembelaannya Bagian 1

Dan mereka menyembah naga
itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah
binatang itu, . . . dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya,
yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam
kitab kehidupan Anak Domba.” (Wahyu 13:4-6,8, KJV)

Nubuatan ini tercatat dalam
kitab terakhir dalam Alkitab, merupakan pengungkapan penglihatan atas masa
depan yang sudah sangat dekat. Nubuatan menerapkan bahwa pertentangan akhir
antara kekuatan Baik dan kekuatan Jahat akan berkisar pada peribadatan.

Fakta
bahwa pertempuran atas tokoh tokoh penyembahan yang sangat menonjol di dalam
nubuatan pertentangan akhir, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berbeda,
peperangan dua kepercayaan, dalam wilayah peribadatan yang sebelumnya bukan
berada dalam tingkatan Agama Dunia.

Pertikaian
ini hanya dapat terjadi pada hari untuk beribadah, karena melalui hari
beribadah kesetiaan seseorang dinyatakan kepada sosok ilahi yang dia sembah.
Yahuwah sendiri menekankan hari di mana Dia akan disembah ketika Dia
menasehati:

Hari
ke-tujuh adalah hari Sabat dari Yahuwah Elohimmu. (Lihat Keluaran 20:8-10)

Pada
tahun-tahun sekarang, bertambahnya terang mengenai Sabat telah mengungkapkan
kebenaran yang telah lama dilupakan: fakta bahwa Sabat hari ketujuh Alkitabiah
tidak dapat ditemukan dengan menggunakan kalender kafir. Hanya dengan
menggunakan kalender Ibrani kuno, kalender Penciptaan, dapatlah ditemukan hari
Sabat yang sebenarnya.

Beragam
bantahan bermunculan terhadap kebenaran baru yang mengagetkan ini. Sejumlah
besar orang bergegas pergi kepada para pendeta mereka dengan hasrat besar untuk
meminta keterangan: apakah hal ini benar? Yang lain dibuat bingung oleh
pertentangan-pertentangan yang nyata. Banyak artikel dan video telah diproduksi
mengaku untuk menunjukkan “kesalahan” dari kepercayaan hari Sabat lunar.

Pemeriksaan
yang seksama dari Alkitab mengungkapkan kebenaran. Dalam terang Kitab Suci, “bukti-bukti”
yang menentang hari Sabat Lunar ditemukan tidaklah selaras dengan Alkitab,
sejarah dan cara bagaimana Yahuwah bekerja.

Berikut
ini adalah 10 bantahan umum yang muncul menentang hari Sabat Lunar Alkitabiah dan
masing-masing Jawabannya.

BANTAHAN
#1:
“Jika hari Sabat lunar itu benar, mengapa kita belum perna mendengar
sebelumnya? Ini tidak mungkin benar karena Tuhan tidak akan membiarkan hari
Sabat untuk benar-benar hilang dan dilupakan!!”

JAWAB:
Karena hari Sabat sangat penting, inilah anggapan yang dibuat banyak orang. Namun
ini adalah anggapan yang salah. Alkitab sendiri menubuatkan bahwa hari Sabat
yang sejati akan dilupakan.

Yahuwah menjadi seperti
seorang seteru; Ia melanda kemah-Nya seperti kebun, menghancurkan tempat
pertemuan-Nya. Yahuwah menjadikan orang lupa akan perayaan-perayaan yang telah
ditetapkan dan akan hari-hari Sabat di Zion. (Lihat Ratapan 2:5-6, KJV)

Ketika
kebenaran tidak dipupuk sebagaimana seharusnya, Yahuwah meniadakannya untuk
melindunginya. Ketika Kekristenan mula-mula berkompromi, menganut kekafiran,
Yahuwah sendirilah yang menyebabkan hari-hari Sabat dilupakan.

“Aku akan menghentikan
segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya – dan
segala perayaannya.” (Lihat Hosea 2:11)

Tetapi
janji-Nya adalah bahwa pada akhir sisa masa, kebenaran akan dipulihkan:

“ Karena umat-Ku telah
melupakan Aku . . . mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni
jalan-jalan dari dahulu kala . . . 
(Yeremia 18:15, KJV)

Beginilah firman Yahuwah:
“Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan
yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian
jiwamu mendapat ketenangan. (Lihat Yeremia 6:16)

Engkau akan membangun
reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan
oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok
yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat
dihuni”.

Engkau akan membangun
reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan
oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok
yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat
dihuni”. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak
melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat
“hari kenikmatan” . . . (Yesaya 58:12-13, NKJV)

BANTAHAN
#2:
“Siklus
mingguan telah berlangsung tidak terputus sejak Penciptaan. Hari Sabtu adalah
hari ketujuh dalam suatu minggu, jadi tentulah merupakan hari Sabat yang
sebenarnya!”

JAWAB: Waktu itu sendiri
memang berlangsung terus menerus. Namun, ada beberapa cara yang berbeda untuk
mengukur kesinambungan waktu itu. Sebuah siklus mingguan yang tidak terputus
tidak terdapat dalam susunan kalender sampai orang-orang Babel memakainya
beberapa ratus tahun sebelum Juruselamat lahir. Semua kalender kuno memiliki
siklus mingguan yang dimulai baru sebulan sekali setiap hari Bulan Baru, atau
tahunan pada penghujung tahun lama.

Pada kalender yang siklus
mingguannya dimulai baru setiap bulan, hari-hari pada minggu itu selalu jatuh
pada tanggal yang sama dalam kalender. Ketika siklus mingguan dimulai lagi pada
bulan baru, hari ketujuh pada setiap minggu selalu berada pada hari ke 8, 15,
22, dan 29 dari suatu bulan.

Kalender Sang Pencipta 

Alkitab mendukung susunan kalender
ini. Sangat berpengaruh bahwa setiap saat dalam Alkitab sebuah tanggal
diberikan untuk Sabat hari-ketujuh, baik secara langsung, maupun secara
konteks, ia selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22, & 29. Ini mengukuhkan
bahwa kalender Alkitab menggunakan bulan lunar di mana hari-hari setiap minggu
selalu jatuh pada tanggal yang sama dalam suatu bulan.

BANTAHAN
#3:
“Bulan diciptakan pada hari ke-empat! itu tidak mungkin menentukan hari
Sabat karena bulan belum diciptakan sampai hari ke-empat dari minggu Penciptaan!”

JAWAB: Perdebatan ini serupa dengan perdebatan yang menentang hari Sabtu seperti
halnya perdebatan yang menentang Sabat lunar. Hari Sabtu ditemukan hanya pada
kalender Julian yang baru ada kemudian, sebuah kalender kafir, dan pada
kalender Gregorian moderen, sebuah kalender kepausan. Kedua kalender ini, baik
kalender Julian maupun kalender Gregorian adalah keduanya kalender matahari.
Jika benda-benda penerang yang diciptakan pada hari ke-empat tidak dapat
digunakan sebagai penentu waktu, maka hari Sabtu harus dibubarkan juga, karenakalender Gregorian berdasarkan matahari.

Faktanya,
baik matahari dan bulan diciptakan oleh putusan Penguasa dari Penciptaan.
Mereka tercipta ketika fikiran Yahuwah membayangkan dan berfirman agar mereka
terwujud. Yahuwah menciptakan usia di dalam segala hal. Adam tidak diciptakan
dari janin atau dari bayi yang baru lahir, tetapi seorang manusia dewasa.
Begitu juga dengan burung-burung dan hewan-hewan tidak diciptakan mulai sebagai
telur atau sebagai bayi hewan yang buta dan tak berdaya.

Sama
seperti seorang pembuat jam mengatur jam pada waktu yang benar, Sang Pencipta
memposisikan bulan sesuai tempatnya untuk melacak semua waktu yang berlangsung
dengan teliti. Ketika Yahuwah menciptakan matahari, Dia menempatkannya pada
lokasi yang tepat, jarak yang tepat dengan bumi diperlukan untuk memberikan
temperatur yang sesuai; tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Dia dengan
seksama dan penuh pertimbangan menempatkan bulan pada posisi yang tepat sesuai
kebutuhan dengan maksud untuk menjalankan sistem penentu waktu milik-Nya.

BANTAHAN
#4:
“Pendeta saya mengatakan bahwa kalender Luni-solar digunakan hanya untuk
hari-hari raya, BUKAN untuk hari Sabat!”

JAWAB: Alkitab mengajarkan hanya satu cara perhitungan waktu: kalender luni-solar.
Kejadian 1:14 (KJV) menyatakan:

“Jadilah benda-benda
penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda
penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan musim-musim yang tetap dan
hari-hari dan tahun-tahun’.

Kata
“musim-musim” berasal dari kata bahasa Ibrani, “Mo’ed”.

Mo’ed, mo’adah: sidang,
perkumpulan raya; penetapan, tanda. . . [Yahuwah] bertemu orang Israel di sana
pada waktu tertentu untuk mengungkapkan kehendak-Nya. Ini adalah istilah umum
untuk waktu perkumpulan ibadah umat. . . [Yahuwah].” (Lihat #4150,
“Lexical Aids to the Old Testament,” Key-Word Study Bible.)

bulan sabit“Mo’ed” juga diartikan
dengan “musim-musim” di dalam Mazmur 104:19 (KJV)

“Dia yang telah membuat
bulan menjadi penentu musim-musim [mo’adah].

Hal
ini dengan jelas menetapkan bahwa bulan diciptakan untuk mengungkapkan tujuan
perhitungan waktu-waktu beribadah.

Hari-hari
raya Yahuwah semuanya diuraikan dalam Imamat 23. Hari raya yang paling pertama
disebut adalah Sabat hari ke-tujuh!

Yahuwah berfirman kepada
Musa: “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka:
Hari-hari raya [mo’adah] yang ditetapkan Yahuwah yang harus kamu maklumkan
sebagai waktu pertemuan kudus, waktu perayaan [mo’adah] yang Kutetapkan, adalah
yang berikut. Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari
yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan
kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi Yahuwah di
segala tempat kediamanmu. (Lihat Imamat 23:1-3)

Alkitab
tidak memberikan dua kalender, satunya untuk hari Sabat mingguan, dan satunya
untuk hari-hari raya tahunan. Lebih lanjut, harus diingat bahwa ketika bulan
ditunjuk untuk menetapkan waktu-waktu peribadatan, satu-satunya “hari raya”
dalam minggu Penciptaan hanyalah hari raya mingguan: Sabat hari ketujuh.

BANTAHAN
#5:
“Yohanes 7-9 membuktikan kadang-kadang hari Sabat mingguan jatuh selain
dari tanggal 8, 15, 22, atau 29. Dalam bagian ini hari Sabat jatuh pada tanggal
23 sesudah hari terakhir hari raya pondok daun pada tanggal 22!”

JAWAB: Yohanes 7 sampai 9 adalah satu dari banyak bukti yang menguatkan hari Sabat
lunar. Ia dengan jelas menghubungkan Sabat hari ketujuh dengan tanggal 22 dari
bulan yang ketujuh. Kisah ini berawal dari sebuah pernyataan yang dibuat
Juruselamat pada hari ke-enam minggu itu:

Dan pada hari terakhir,
yaitu pada puncak perayaan itu, Yahushua berdiri dan berseru: “Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (Lihat Yohanes 7: 37)

Hari raya yang dimaksud di
sini adalah hari raya pondok daun karena pada ayat dua dari Yohanes pasal 7
menyatakan:

Ketika itu sudah dekat hari
raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. (Yohanes 7:2)

Hari raya pondok daun
adalah sebuah perayaan yang berlangsung selama tujuh hari, yang langsung
diikuti oleh Sabat hari ketujuh, di mana dalam Imamat 23 disebut sebagai
“pertemuan kudus”.

“Katakanlah kepada
orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada
hari raya Pondok Daun bagi Yahuwah tujuh hari lamanya. Tujuh hari lamanya kamu
harus mempersembahkan korban api-apian kepada Yahuwah, dan pada hari yang
kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban
api-apian kepada Yahuwah. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu
melakukan sesuatu pekerjaan berat. (Imamat 23: 34, 36)

Raya Pondok Daun Kalender
Hari raya Pondok Daun, dirayakan selama tujuh hari,
dimulai pada tanggal 15 dan berakhir pada tanggal 21.

Hari raya Pondok Daun
selalu dimulai pada hari ke-limabelas dari bulan yang ke-tujuh, atau hari
ke-limabelas setelah hari bulan baru. Hari raya itu berlangsung tujuh hari
lamanya, berakhir pada tanggal 21 bulan itu. Maka esok harinya adalah Sabat
hari ke-tujuh.

Yohanes 7 sampai 9
mendukung ini. Alkitab mengatakan bahwa Yahushua berdiri dan berseru “pada hari
terakhir, hari besar dari perayaan itu”. Hari terakhir dari perayaan itu adalah
tanggal 21. Sesudah Yahushua berbicara kepada orang banyak:

Lalu mereka pulang,
masing-masing ke rumahnya, tetapi Yahushua pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi
benar Ia berada lagi di Bait Yahuwah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia
duduk dan mengajar mereka. (Lihat Yohanes 8:1-2)

Sang Juruselamat
menghabiskan malam itu di bukit Zaitun, subuh pada pagi berikutnya, pada hari
Sabat,  Dia kembali ke rumah ibadah. Pada
kesempatan inilah orang Yahudi berusaha melempari-Nya dengan batu karena
penghujatan. Namun:

Yahushua menghilang dan
meninggalkan Bait Yahuwah. Waktu Yahushua sedang lewat, Ia melihat seorang yang
buta sejak lahirnya. (Lihat Yohanes 8: 59, 9:1)

Hati Sang Juruselamat yang
penuh kasih tidak dapat berpaling untuk tidak menolong jiwa yang membutuhkan
ini.

Setelah Ia mengatakan
semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu
mengoleskannya pada mata orang buta tadi . . . 
Adapun hari waktu Yahushua mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu,
adalah hari Sabat. (Lihat Yohanes 9: 6,14)

Sejumlah orang beranggapan
bahwa hari Sabat ini mestinya jatuh pada tanggal 23 dari bulan ke-tujuh. Namun
anggapan yang salah ini berdasar pada ketidaktepatan pengertian dari “hari
terakhir, hari besar itu” dari hari raya Pondok Daun. Sebagaimana dijelaskan
dalam Imamat 23, hari terakhir dari hari raya Pondok Daun adalah tanggal 21
dari bulan yang ke-tujuh, karena perayaan itu hanya tujuh hari yang dimulai
pada tanggal 15, suatu hari Sabat mingguan. Jauh dari membantah hari Sabat
lunar, Yohanes 7 sampai 9 justru mendukungnya!.

BANTAHAN
#6:
“Tapi dimana
hal yang menjelaskan tentang kalender di dalam Alkitab? Dapatkah anda
memberikan saya sebuah ayat, hanya satu ayat, yang menjelaskan bagaimana
kalender itu berfungsi!”

JAWAB: Itu keliatan seperti
sebuah permintaan yang masuk akal. Tetapi apakah hal itu sesuai dengan Alkitab?
Ada sejumlah hal di dalam Alkitab tidak dapat dibuktikan hanya dari sebuah
ayat. Lebih lagi, prinsip-prinsip dalam mempelajari Alkitab yang benar
ditentukan dalam Firman sebagai:

“Karena perintah harus
berada di atas perintah, aturan di atas aturan, baris demi baris, ayat demi
ayat, sebagian di sini dan sebagian di sana.” (Yesaya 28:10, KJV)

Murid
Alkitab harus bertanya: apakah bukti yang berbobot? Ketika semua ayat
dikumpulkan bersama untuk topik tersebut, apakah kesimpulan dari itu?

tangan dilipat beristirahat di buka AlkitabAdalah
tidak mungkin untuk membuktikan bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat di dalam
Alkitab. Bukti yang kuat dengan jelas mendukung hari Sabat dihitung dari Bulan
Baru, hari Sabat lunar.

Tidak
ada satupun ayat dalam Alkitab menjelaskan bentuk kalender luni-solar karena
hal itu merupakan pengetahuan umum! Semua bangsa awalnya menggunakan kalender
luni-solar.

Sebuah
anggapan umum dibuat banyak orang yaitu siklus mingguan kalender Julian pada
abad pertama sebelum dan sesudah masehi adalah identik dengan siklus mingguan
moderen. Di mulai pada hari Minggu, dan berakhir pada hari Sabtu. Bukti sejarah
dan arkeologi menetapkan tanpa keraguan bahwa siklus mingguan awal kalender
Julian adalah delapan hari dalam seminggu. Ketika siklus mingguan kafir
akhirnya diterima pada abad-abad awal sesudah masehi, siklus ini dimulai pada
hari Saturn [Sabtu] dan diakhiri pada hari Venus, atau moderennya disebut hari
Jumat.

Kemungkinan
menemukan pennjelasan atas kalender Julian diantara tulisan-tulisan gereja
nenek moyang mula-mula adalah sedemikian mustahil. Sebagaimana para penulis
Alkitab menganggap bahwa para pembaca Alkitab mengetahui kalender luni-solar,
begitupun dengan orang Kristen kafir menganggap bahwa para pembacanya
mengetahui kalender Julian karena kalender itulah yang digunakan saat itu.

BANTAHAN
#7:
“Jika orang Yahudi pada masa Kristus memelihara hari Sabat yang salah, Dia
pasti sudah memperbaikinya. Oleh karena Dia tidak melakukannya, kita dengan
aman menganggap bahwa mereka telah memelihara hari Sabat yang benar.”

JAWAB: Adalah benar bahwa Sang Juruselamat sudah pasti akan memperbaiki bangsa Israel
jika mereka beribadah pada hari yang salah. Fakta bahwa Dia tidak melakukannya
adalah bukti bahwa pada masa itu mereka beribadah pada hari Sabat yang benar.
Bukti tambahan bahwa bangsa Israel memelihara hari Sabat yang benar selama masa
Juruselamat di bumi ditemukan pada kenyataannya: hari Sabtu tidak ada dalam
kalender Julian Romawi pada saat itu. Kalender Julian pada masa itu memiliki
delapan hari dalam seminggu. Bangsa Israel tetap beribadah dengan menggunakan
kalender Musa, bukan kalender para penakluk Romawi mereka!

BANTAHAN
#8:
“Sabtu adalah hari Sabat yang sebenarnya. Itulah hari orang Yahudi beribadah
dan mereka tidak perna kehilangan hari Sabat.”

JAWAB: Adalah benar bahwa orang Yahudi saat ini beribadah pada hari Sabtu. Juga benar
bahwa mereka tidak perna kehilangan konsep Sabat hari ketujuh. Namun atas
pengakuan mereka sendiri, mereka dengan sengaja mengesampingkan kalender
Alkitab yang dihitung dengan Bulan Baru.

“Bulan
baru adalah tetap, dan hari Sabat pada awalnya adalah bergantung pada siklus
lunar . .. .“ (“Holidays,” Universal Jewish Encyclopedia, hal. 410.)

“Menyatakan
bulanan yang baru melalui pengamatan bulan baru, dan tahun baru dari datangnya
musim semi, hanya dapat dilakukan oleh kelompok Sanhendrin. Pada masa
pemerintahan Hillel II [Abad ke-empat sesudah masehi] . . . orang Romawi
melarang penerapan ini. Hillel II kemudian dipaksa membentuk kalender yang
tetap  . . . “ (“The Jewish
Calendar; Changing the Calendar,” www.torah.org.)

Rabbi Louis FinklesteinRabi
Louis Finklestein, seorang sarjana terkenal dari seminari theologi Yahudi
Amerika, secara tegas mengatakan:

“Kalender
Yahudi sekarang ini telah ditetapkan pada abad ke-empat” (Louis Finklestein)

Maemonides,
seorang sarjana Yahudi abad pertengahan, dan kebanyakan ahli kronologi Yahudi
menyetujui bahwa: “Kalender
moderen Yahudi berdasarkan atas perpaduan gerakan bulan dan matahari, kalender
yang benar telah dikesampingkan” (Maimonides, Kiddusch Ha-Hodesch)

Fakta
bahwa orang Yahudi hari ini beribadah pada hari Sabtu bukanlah bukti bahwa hari
Sabtu itu adalah Sabat hari ke-tujuh menurut Alkitab dan seharusnya tidak
digunakan sebagai bukti apapun kecuali perubahan sebuah kalender.

BANTAHAN
#9:
“Pada kalender lunar, anda kadangkala memperoleh delapan atau sembilan hari
diantara hari-hari Sabat, hal ini keliru karena hari Sabat selalu muncul
setelah tujuh hari.”

JAWAB: Perintah ke-empat mengatakan bahwa hari Sabat datang sesudah enam hari bekerja:

Alkitab terbukaenam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat Yahuwah, Elohimmu.” (Lihat Keluaran 20:9-10)

Tidak
perna ada lebih dari enam hari bekerja setiap minggunya pada kalender yang
benar.

“Hari Bulan Baru masih tetap, dan hari Sabat
awalnya bergantung pada siklus bulan. . . awalnya Hari Bulan Baru dirayakan
sama seperti hari Sabat, secara perlahan ini menjadi kurang penting, dan hari
Sabat menjadi sekedar hari agama dan kemanusiaan, untuk meditasi agama dan
instruksi, untuk perdamaian dan kegembiaraan jiwa”. (Universal Jewish
Encyclopedia, “Holidays”, hal. 410)

Bulan
Baru seringkali disejajarkan dengan hari Sabat di dalam Alkitab:

Beginilah firman Adonai
Yahuwah: Pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap ke sebelah timur haruslah
tertutup selama enam hari kerja, tetapi pada hari Sabat supaya dibuka; pada
hari bulan baru juga supaya dibuka. (Lihat Yeheskiel 46:1)

Karena semua bulan baru
adalah hari beribadah, maka tidak perna ada lebih dari enam hari bekerja sampai
pada hari beribadah berikutnya. Pada kalender matahari moderen, bulan baru
bahkan tidak diperhatikan, biarlah setiap individu saja yang membuatnya sebagai
hari beribadah! Sementara itu, bulan baru, hari beribadah yang membentuk dasar
dari penentu-waktu Alkitabiah, akan tetap dipelihara di dunia yang baru sampai
selama-lamanya!

Dari satu Bulan Baru kepada
Bulan Baru berikutnya, dan dari satu hari Sabat kepada hari Sabat berikutnya,
maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,
firman Yahuwah. (Lihat Yesaya 66:23)

Jika
kita akan menyembah Sang Pencipta pada Bulan Baru sampai selama-lamanya,
haruskah kita tidak menyembah-Nya pada hari-hari itu sekarang?

BANTAHAN
#10:
“Hari Sabat lunar begitu sukar dipahami, kebenaran harusnya begitu
sederhana sehingga anak kecilpun dapat memahaminya. Tuhan tidak akan membuat
ujian iman dari sesuatu yang sukar dipahami.”

JAWAB: Bukan gagasan baru, ataupun kesulitan untuk memahami adalah alasan-alasan yang
kuat untuk menolak sesuatu hal dan menganggapnya sebagai sebuah kesalahan. Sang
Juruselamat sendiri berdoa:

“Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Penguasa langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Lihat Matius 11:25-26,
KJV)

Faktanya adalah anak-anak
seringkali lebih mudah mengerti kalender Alkitabiah dari pada orang dewasa!
Bahkan anak-anak yang sangat kecil pun dapat menghitung sampai tujuh. Kesulitan
datang ketika mereka diharuskan untuk mengingat nama-nama kafir yang ganjil
untuk hari-hari dan bulan-bulan.

Topik tentang perbedaan
kalenderlah yang sebenarnya sulit dipahami oleh orang-orang dewasa, karena
mereka telah menghabiskan begitu banyak tahun bersama kalender Gregorian.
Sebuah cara berbeda dalam menghitung waktu, adalah pada awalnya amat susah
untuk mereka pahami.

Namun, kesukaran bukanlah
bukti bahwa Hari Sabat lunar adalah keliru, hal itu hanyalah memperkuat
kebenaran dari Alkitab, sebagaimana dinubuatkan:

Ia akan mengucapkan
perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus
milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah kalender dan hukum. (Daniel
7:25, terjemahan Knox)

Orang tenggelam dalam pikirannyaPokok masalah ini terlalu
penting untuk diwakili oleh bahasan orang lain, mau dia itu pendeta atau imam.
Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mempelajari sendiri
kebenaran-kebenaran Alkitab. Yahuwah telah berjanji untuk mengirimkan “Roh
Kebenaran” untuk menuntun semua orang yang ingin mengetahui kebenaran,
mendalami kebenaran itu. Mohon pelajarilah topik penting ini untuk dirimu
sendiri. Pelajarilah dengan fikiran terbuka – fikiran dengan keinginan untuk
mematuhi, jika Roh Suci meyakinkan anda bahwa hal itu adalah benar.

Kutipan dari perkataan
Winston Churchill berkata:

“Kebanyakan orang, kadang
dalam hidup mereka, secara kebetulan terantuk kepada kebenaran. Kebanyakan dari
mereka melompat berdiri, menepiskan diri mereka dari hal tersebut, dan bergegas
pada urusan mereka seperti tidak terjadi apa-apa.” (Winston Churchill)

Kebenaran terlalu penting
untuk ditepiskan. Ketika kebenaran itu diperkenalkan, seseorang memiliki
kewajiban menentukan untuk dirinya sendiri apakah hal itu benar atau tidak, dan
jika itu benar, turutilah kebenaran itu.

“Ketika seseorang yang
berbuat salah tanpa disadari mendengar kebenaran, dia akan berhenti menjadi
salah, atau berhenti menjadi jujur.” (Richard Humpal)

Maukah anda menetapkan diri
untuk mempelajari kebenaran?

Maukah anda menuruti
kebenaran itu ketika anda menemukannya?

Takdir abadi anda dapat
bergantung pada keputusan yang anda buat: menerima perkataan orang lain
mengenai apa kebenaran itu . . . atau mempelajarinya bagi diri anda sendiri.


Klik di sini untuk menonton videonya!

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.