World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Hari Sabat Lunar │ Dalam Pembelaannya Bagian 2

Kebenaran
tidak perna bertentangan dengan dirinya sendiri. Ketika semua hal disekitar
membingungkan dan kacau, Kebenaran berdiri sendiri dan tak tergoyahkan.

Alkitab terbukaDalam
kekacauan yang membingungkan dari banyaknya pendapat-pendapat yang berlawanan, pengakuan-pengakuan
berbeda melawan hari Sabat lunar yang Alkitabiah telah dibuat. Kebanyakan
penyebabnya disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengertian akan
kebenaran.

Setiap
orang yang telah menghidupi kesalahan dan tradisi,  itu diwarisinya dari kekafiran Kekristenan. Namun,
Kitab Suci mengungkap rahasia-rahasia itu kepada setiap Pencari Kebenaran. Supaya
tidak perlu lagi tinggal dalam kebingungan dan kesalahan.

Berikut
ini adalah 7 bantahan umum yang muncul menentang hari Sabat Lunar Alkitabiah dan
masing-masing Jawabannya.


BANTAHAN
#1:
“Para Pemelihara Sabat Lunar tidak menghitung beberapa hari dalam
setiap minggu. Kalender mereka penuh hari-kosong!”

JAWAB:
Tidak ada hal yang disebut sebagai “hari kosong”. Semua waktu harus
diperhitungkan dan kalender luni-solar Alkitab tidak meninggalkan waktu
sedikitpun. Kalender Solar [matahari] dan kalender luni-solar [bulan-matahari]
keduanya menggunakan pergerakan matahari untuk menghitung tahun. Karena
satu tahun matahari adalah 365,25 hari panjangnya, waktu tambahan
diperhitungkan pada kalender Gregorian atau kalender masehi dengan menambahkan
kedalamnya satu hari kabisat. “hari kabisat” itu adalah hari ke 29
pada bulan Februari dan terjadi setiap empat tahun.

Pada
kalender matahari, panjangnya bulan-bulan berlangsung terus dan tidak terhubung
dengan apapun di alam. Tetapi kalender luni-solar yang Alkitabiah, dipihak
lain, menggantungkan bulanannya pada siklus bulan dilangit. Sebuah bulanan,
seperti tahun matahari, tidak terdiri dari angka bulat dan berisi 29,5 hari. Karena
itu, beberapa bulan memiliki 29 hari dan bulan lain memiliki 30 hari.

Bulanan
yang terdiri dari 30 hari, hari ke 30-nya adalah sebuah hari
“translasi”. Ini adalah istilah astronomi dan mengacu pada sebuah
periode waktu. Ketika bulan di langit tidak dapat dilihat, sebelum siklus
bulanan yang baru dimulai. Hari translasi itu muncul diantara hari Sabat
terakhir diakhir bulan dan hari bulan baru pada bulan berikutnya. Ini bukanlah
bagian dari sebuah minggu tetapi ini juga BUKAN sebuah hari “kosong”.
Ini adalah sebuah tanggal dalam siklus bulanan.

BANTAHAN
#2:
“Pada kalender lunar, Hari Sabat mengambang pada setiap bulan. Hari
Sabat mingguan jatuh pada hari-hari yang berbeda setiap minggu. Kadang-kadang
itu ada di hari Senin, dan pada bulan depan berubah ke hari Rabu dan setelah
itu ke hari Kamis. Tidak perna konsisten.”

Hari Sabat Lunar │ Dalam Pembelaannya Bagian 2 imageJAWAB: Perbedaan paling mencolok antara kalender Gregorian dan kalender Alkitabiah
terletak pada siklus mingguannya kalender Gregorian sama seperti pendahulunya
kalender Julian memiliki siklus minggu yang bersambung terus menerus. Tetapi
kalender Alkitabiah sama seperti kalender-kalender kuno yang lain tidak seperti
itu.

Hanya
perbedaan dalam siklus mingguan ini yang membuat hari Sabat lunar nampak
mengambang dari bulan ke bulan dalam kalender Gregorian.

Kalender
Alkitabiah sangat stabil. Karena siklus mingguan dari kalender Alkitabiah
dimulai baru setiap bulan baru, tanggal-tanggal dalam setiap bulan selalu
jatuh pada hari yang sama setiap minggunya.

Ini
tidak terjadi dalam kalender matahari Gregorian. Sabat-hari ketujuh mengambang
dari tanggal ke tanggal pada setiap bulannya sepanjang tahun.

Bukannya
mengambang, Hari Sabat sejati yang alkitabiah sangat konsisten dan selalu jatuh
pada tanggal 8, 15, 22, dan 29 dalam bulanan bulan.

BANTAHAN
#3:
“Hari Bulan Baru bukanlah merupakan hari Sabat karena Alkitab
memberikan beberapa contoh dari orang-orang yang melakukan perjalanan atau
pekerjaan pada Hari Bulan Baru!”

JAWAB: Adalah benar bahwa Alkitab memberikan contoh-contoh dari  orang-orang yang melakukan perjalanan atau
pembangunan bait suci pada hari Bulan Baru. Hal ini karena hari Bulan Baru
bukanlah Sabat-hari ketujuh. Beberapa jenis pelarangan untuk tidak melakukan
perjalanan dan memasak pada Sabath-hari ketujuh tidak berlaku di hari Bulan
Baru.

Namun,
hari Bulan Baru adalah hari beribadah. Itu adalah waktu perkumpulan keluarga. Waktu
untuk bergembira dan mengucap syukur untuk semua berkat-berkat pada bulan yang
lalu dan membaharui komitmen ketaatan untuk bulan yang akan datang. Hari Bulan
baru dengan sendirinya masuk kedalam kelompok hari beribadah.

Hal
ini ditunjukkan dalam catatan jumlah korban bakaran yang dibutuhkan yang
terdaftar dalam Ulangan pasal 28 dan 29.

Hari-hari
yang jumlah korban bakarannya paling sedikit adalah hari kerja biasa. Sabat-hari
ketujuh membutuhkan lebih banyak korban bakaran melebihi hari kerja biasa. Hari
Bulan Baru memiliki kebutuhan korban bakaran yang jauh lebih banyak lagi dari Sabat-hari
ketujuh. Hanya hari raya tahunan yang membutuhkan lebih banyak korban bakaran
dari pada hari Bulan Baru.

Kitab
Suci menyatakan hari Bulan Baru sebagai hari beribadah di masa depan dalam
kekekalan:

Dan
akan datang waktunya, dari satu hari Bulan Baru ke hari Bulan Baru berikutnya,
dan dari satu hari Sabat ke hari Sabat berikutnya, semua mahkluk akan datang
menyembah-Ku, firman Yahuwah. (Lihat Yesaya 66:23)

Semua
orang yang rindu untuk beribadah kepada Sang Pencipta akan melakukannya pada
waktu-waktu yang sudah Dia tetapkan: waktu mingguan, bulanan dan tahunan yang
telah dirancang untuk peribadatan.

BANTAHAN
#4:
“Ide hari Sabat lunar ini bertentangan dengan dirinya sendiri! Jika
teori ini benar, itu berarti bahwa Keluaran akan terjadi dalam hari Sabat
lunar, ini melanggar Sabat.”

JAWAB: Adalah benar bahwa orang-orang Israel meninggalkan Mesir pada tanggal 15 bulan
yang pertama. Namun mereka tidak melanggar Sabat, karena jam-jam kudus telah
selesai ketika mereka pergi.

Alkitab
menyediakan dua catatan penting yang menunjukkan waktu Keluaran.

Bilangan
33:3 menyediakan tanggal waktu Keluaran:

“Mereka
berangkat dari Rameses pada bulan yang pertama, pada hari yang kelima belas
bulan yang pertama itu, pada hari sesudah Paskah berjalanlah orang Israel keluar,
oleh tangan yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir.” (Bilangan
33:3, NKJV)

Ulangan
16:1 mengungkap bahwa itu terjadi pada malam hari:

Ingatlah
akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi Yahuwah Elohimmu, sebab dalam bulan
Abib itulah Yahuwah Elohimmu membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam.
(Lihat Ulangan 16:1)

Tanggal
waktu Keluaran adalah tanggal 15 bulan Abib, bulan yang pertama, pada hari
sesudah Paskah. Dalam bulanan bulan, tanggal 15 adalah selalu merupakan
Sabat-hari ketujuh. Namun, orang-orang Israel pergi pada waktu malam, setelah
jam-jam kudus hari Sabat telah berlalu.

Harus
diingat bahwa Yahuwah adalah pemberi-Hukum. Karena kebenaran tidak perna
bertentangan dengan dirinya sendiri, Yahuwah yang adalah kebenaran itu sendiri,
tidak akan melanggar hukum-Nya sendiri.

BANTAHAN
#5:
“Hari Sabtu selalu menjadi Sabat-hari ketujuh. Pada faktanya, banyak
kata ‘Sabat’ telah dibakukan dalam banyak bahasa dan itu selalu menunjuk pada
Sabtu-hari ketujuh.”

JAWAB: Fakta bahwa kata “Sabat” muncul dalam banyak bahasa tidak membuktikan
bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat yang Alkitabiah. Semua ini membuktikan
tersebar luasnya kekafiran Kekristenan. Hari “sabtu”, seperti siklus
mingguan yang tidak perna berhenti, adalah tambahan yang masih baru di dalam
kalender.

Ketika
Julius Cesar membuang kalender luni-solar dari Republik Roma dan mengadopsi
kalender ketat matahari, kalender Julian, memiliki minggu yang terdiri dari
delapan hari, dirancang dari A sampai H.

republik kalender Romawi
Rekonstruksi Fasti Antiates, satu-satunya kalender Republik Romawi yang masih ada.
(Palazzo Massimo Alle Terme, ed. Adriano La Regina, 1998.)

Setelah
sekte Mithraisme dari Persia bertambah populer di Roma, minggu planetari kafir
diadopsi. Ini adalah minggu yang memiliki tujuh hari yang diawali oleh dies
Saturni, atau hari Saturnus. Hari kedua dalam sebuah minggu adalah dies Solis,
atau hari Matahari. Hari ketiga dalam sebuah minggu adalah dies Lunae, atau
hari bulan. Sebuah minggu berakhir di dies Veneris, atau hari Venus yang
menjadi hari Jumat moderen.

Pengadopsian
Roma dari Mitraisme menjadi penyebab utama ditinggalkannya minggu-delapan hari
Julian, dan mengadopsi minggu-tujuh hari planetari.

“Tidak
diragukan lagi bahwa penyebaran Orang-orang Iran [Persia] mengambil bagian
secara umum dalam adopsi ini, orang-orang kafir,  dari mingguan yang hari Minggunya dijadikan
hari yang suci. Nama hari yang kita sebut ini, tanpa sadar, pada enam hari yang
lain, digunakan pada waktu yang sama dimana sekte Mithraisme mendapatkan banyak
pengikut di wilayah-wilayah Barat, dan pelan-pelan membangun hubungan dalam
kemenangan dan kebersamaan menjadi sebuah fenomena.” (Robert L. Odom, Sunday
in Roman Paganism, hal. 157)

mithra statue
Patung Mithra Romawi

Mithraisme
adalah sekte penyembah matahari. Akibatnya, Hari Matahari menjadi hari yang
penting dan semakin penting.

“Pengutamaan
dies Solis [hari matahari] memberikan pengaruh langsung pada penerimaan secara
umum hari Minggu sebagai hari raya. Hal ini berhubungan dengan fakta yang lebih
penting lagi, ketika seluruh negara-negara Eropa mengadopsi model minggu
ini.” (Franz Cumont, Astrology and Religion Among the Greeks and Romans,
hal. 163).

The
seven day planetary week was named after the planetary gods.

Tujuh
hari minggu planetari diberi nama berdasarkan nama-nama dewa planet.

Dan
minggu model ini tersebar ke seluruh Eropa, nama-nama harinya dalam setiap
minggu juga tersebar bersamanya.

Banyak
bahasa sekarang yang menunjukkan Pengaruh katholik Roma dengan memberi nama
hari pertama dalam sebuah minggu, hari Minggu, “hari Tuhan” dan hari
Sabtu, hari ketujuh suatu minggu, hari “Sabat”. Namun, nama-nama itu
BUKAN nama asli dari hari-hari dalam setiap minggu.

“Pengaruh
ilmu perbintangan  bahkan lebih jelas
disampaikan disekitar pinggiran kekaisaran Roma, di mana orang-orang Kristen
datang beberapa saat kemudian.  Inggris,
Belanda, Breton, Welsh, dan Cornish, menjadi wilayah berbahasa eropa
satu-satunya yang mematenkan sampai hari ini nama asli dari planet-planet
menjadi nama dari ketujuh hari dalam setiap minggu, semua yang dibicarakan ini
terlepas dari pengaruh orang-orang Kristen selama abad pertama dari zaman kita,
ketika minggu ilmu perbintangan telah tersebar diseluruh kekaisaran.”
(Eviatar Zerubabel, The Seven Day Circle: The History and Meaning of the Week,
hal. 24).

Hari
Sabtu, sama seperti kalender Julian diadopsi pada abad pertama masehi, adalah
sepenuhnya kafir. Ini bukanlah Sabat-hari ketujuh yang sejati menurut Alkitab,
memberinya nama hari “Sabat” tidak berarti dapat merubah itu menjadi
hari Sabat Alkitabiah yang sebenarnya.

“Nama-nama
kafir dari minggu planetari telah dipatenkan di dalam kalender dan digunakan
diantara negara-negara yang disebut Kristen. Setiap kali kita melihat kepada
kalender yang sudah kita punya sebelumnya, itu menjadi pengingat yang tetap
pada penggabungan kekafiran dan kekristenan yang terjadi karena kemurtadan
agama yang besar – yang “murtad” seperti kata rasul Paulus, yang
muncul pada abad-abad pertama gereja Kristen dan membuat pertentangan aliran
dan kepercayaan Babel moderen yang mengaku berada di dalam Kristus.”
(Robert L. Odom, Sunday in Roman Paganism, hal. 202).

BANTAHAN
#6:
“Siklus bulanan membuat seseorang memutuskan Sabat-hari ketujuh yang
tidak perna terputus yang telah berlangsung dalam perjalanan sejak dari minggu
Penciptaan.”

JAWAB: Ini adalah sebuah asumsi yang didasarkan pada tradisi yang sudah lama
dilakukan, bahwa mingguan memiliki siklus mingguan yang tidak perna dihentikan
sejak dari Penciptaan. Namun, minggu-minggu moderen bersumber langsung dari
kekafiran. Dari nama-nama hari dalam sebuah minggu, sampai kepada siklus
mingguan yang berlangusng terus-menerus, kekafiran asli dari minggu moderen
dapat dilacak. (Kesalahan dari siklus mingguan terus menerus lebih lanjut
ditunjukkan oleh International Date Line buatan manusia.)

Satu-satunya
kemiripan dengan minggu Alkitab adalah jumlah harinya dalam satu minggu. Minggu
moderen dan minggu masa penciptaan adalah keduanya terdiri dari tujuh hari. Namun,
minggu moderen adalah penipuan setan yang secara khusus dirancang untuk
memalsukan minggu Alkitabiah.

Minggu
planetari telah dibakukan kedalam format moderen, diawali dari hari Minggu dan
diakhiri dengan hari Sabtu, pada konsili Nicea di pertengahan abad ke-empat
masehi.

Konstantin“Pada
tahun 321 Masehi, Konstantin, kaisar Roma . . . melalui undang-undang sipil
membuat “pengudusan hari Matahari”, dan sebagai hari “yang telah
dikuduskan”, menjadi hari istirahat mingguan dari kekasairan. . .
penerapan pemeliharaan hari Minggu mendapat pengakuan resmi sebagai hari
ketujuh dalam sebuah minggu dan diperkenalkan serta dimasukkan ke dalam
kalender resmi Roma. Orang-orang Roma meneruskan kalender ini kepada kita
semua,oleh karena itu kita tetap memiliki gelar-gelar planetari kuno pada
hari-hari dalam setiap minggu.” (Robert L. Odom, Sunday in Roman Paganism,
hal. 244).

“Peribadatan
palsu memerlukan sebuah kalender palsu dan Konsili Nicea mewujudkan itu.
Kalender yang Alkitabiah telah digantikan dengan kalender matahari kafir, dan
mingguan planetari menggantikan mingguan Alkitabiah yang berdasarkan pada
bulan”. (eLaine Vornholt & L.L Vornholt-Jones, Calender Fraud, hal.
53)

“Mingguan
planetari ini adalah mingguan palsu, mingguan Alkitabiah yang benar telah
ditetapkan oleh Sang Pencipta pada permulaan sejarah bumi. Di dalam mingguan
palsu ini kekafiran kuno membuat “pengudusan hari matahari”,
orang-orang kafir memisahkannya dari enam hari yang lain karena berhubungan
dengan kesucian dari Matahari, penguasa dari semua planet-planet yang ada . . .
sama seperti hari Sabat yang sejati yang terhubung dengan mingguan alkitabiah,
begitupun Sabat palsu (hari Sabtu) yang aslinya adalah kafir juga membutuhkan
siklus mingguan. Hal ini kita temukan dalam mingguan planetari, yaitu saudara
kembar matahari, dan kedua aturan palsu ini terhubung bersama . . . .   ” (Robert L. Odom, Sunday in Roman
Paganism, hal. 243-244).

BANTAHAN
#7:
“Pertentangan antara pemelihari hari Minggu dan pemelihara hari Sabat
adalah selalu pada hari yang secara umum dikenal sebagai hari
“Sabtu”. Tidak ada catatan mengenai pertentangan antara hari Minggu
dan pengambangan Sabat, tidak perna ada catatan dari orang-orang Kristen yang
perna menggunakan kalender yang berbeda.”

JAWAB: Hal ini tidak benar dan catatan sejarah membuktikan itu. Perpindahan dari
beribadah dengan kalender Alkitabiah kepada penerimaan secara penuh kalender
kafir adalah bukan kejadian yang muncul dalam satu malam atau bahkan dalam
sepanjang hidup seseorang. Ini adalah proses penyebaran kompromi selama ribuan
tahun. Sejak beberapa orang Kristen mulai murtad, dengan memeluk beberapa
bagian dari kekafiran, orang-orang Kristen yang lain tetap kokoh berdiri di
atas kebenaran, dan tidak tergoyahkan dalam situasi yang sulit.

“Dalam
setiap langkah menuju kemurtadan, perlahan bentuk penerimaan penyembahan
matahari, yang berlawanan dengan penerimaan pemeliharaan hari Minggu itu
sendiri, telah ada protes yang terus menerus dari orang-orang Kristen yang
benar. Mereka yang tetap taat kepada Kristus [Sang Juruselamat] dan pada
kebenaran firman yang murni dari [Yahuwah] tetap memelihara hari Sabat
berdasarkan taurat, berdasarkan firman [Elohim] yang telah menetapkan perintah
ke-empat hari Sabat sebagai materai-Nya, Sang Pencipta langit dan bumi, yang
membedakan-Nya dari semua allah-allah lain. Ini adalah dasar dari protes
melawan setiap bentuk penyembahan terhadap matahari. Tetapi orang-orang lain
tetap berkompromi, khususnya yang tinggal di Timur, mereka menguduskan keduanya
sekaligus; hari Sabat dan hari Minggu. Tetapi di Barat, dibawah pengaruh
Roma  dan dibawah kepemimpinan gereja dan
keuskupan Roma, hanya hari Minggu yang diadopsi dan dikuduskan.” (A. T. Jones,
The Two Republics, hal. 320-321).

Kompromi
yang menyebar diantara orang-orang Kristen yang sebagian beribadah di dua hari
sekaligus yaitu di hari Sabat lunar dan di hari Minggu, yang lain di hari Sabtu
dan di hari Minggu, dan beberapa yang hanya di hari Minggu saja, menyebabkan
kebingungan besar diantara orang-orang Mithraist yang kafir.

Tertullian,
seorang penulis Kristen mula-mula, mengakui fakta ini. Dia dengan jelas
menyatakan bahwa orang-orang Kristen yang beribadah di hari Sabtu sebagai hari
ketujuh pada suatu minggu adalah mereka yang menyimpang dari kebiasaan orang-orang
Israel yang mereka telah tolak.

“Kita
telah ditaklukkan kepada orang-orang Persia [Mithraist], mungkin . . . karena
alasan ini, saya mengira, karena kita dikenal beribadah menghadap ke timur  . . . Juga, jika kita menguduskan hari Minggu
untuk sebuah perayaan (dengan alasan bukan untuk menyembah Matahari), kita
menjadi sama dengan mereka yang menguduskan hari Sabtu, mereka juga telah
menyimpang dari cara dan kebiasaan orang-orang Yahudi yang mereka telah
tolak.” (Tertullian, Apologia)

mithra statue
Sebuah kalender menempel yang ditemukan di Permandian Titus menggambarkan hari Sabtu (atau dies Saturni – hari Saturnus) sebagai hari pertama mingguan planetari kafir (dibangun thn 79-81 M)

Kebiasaan
beribadah pada hari Sabtu, hari ketujuh pada suatu minggu yang telah diubah
dari hari pertama menjadi hari terakhir pada suatu minggu, didasarkan pada
kebiasaan orang-orang Israel yang beribadah pada Sabat-hari ketujuh. Namun,
hari Sabtu itu sendiri bukanlah hari Sabat Ibrani karena siklus mingguannya
berbeda.

Bukti
tambahan orang-orang Kristen menggunakan kalender Alkitabiah dan kalender kafir
Julian sekaligus dapat ditemukan di berbagai prasasti kuburan awal. Salah satu
prasasti suram tertua berasal dari AD 269. Ini menyatakan:

Dalam
konsul Claudius dan Paternus, pada Nones November, pada hari Venus, dan pada tanggal
24 bulan lunar, Leuces menempatkan [peringatan ini] untuk Severa putri yang
sangat disayanginya, dan untuk Roh Kudus-Nya. Dia meninggal [di usia] 55 tahun,
dan 11 bulan [dan] 10 hari. (E. Diehl, Inscriptiones Latinæ Christianæ
Verteres, hal. 193.)

Ini
adalah konfirmasi menakjubkan orang-orang Kristen menggunakan bulan lunar. The
“Nones” November adalah tanggal 5 November, yang pada tahun itu, jatuh
pada hari Venus, atau hari Jumat. Namun, tanggal 24 pada bulan lunar jatuh pada
hari kedua dalam setiap minggu!

Fakta
sejarah mengungkap bahwa hari Sabtu tidak lebih dari sebuah hari dari mingguan
planetari kafir, yang memuliakan dewa planetari haus darah, Saturnus.

Penerimaan
yang meluas dari tradisi ini telah memimpin banyak orang berasumsi bahwa
keyakinan mereka adalah berdasarkan pada Kitab Suci, ketika pada faktanya, banyak
keyakinan adalah hanyalah kebiasaan kuno yang diturunkan oleh orang-orang
kafir.

Semua
orang punya tanggung jawab yang serius untuk mempelajari setiap keyakinan bagi
diri mereka sendiri. Janganlah ada orang yang berdiri menentang kebenaran
kalender Alkitabiah sebelum pembelajaran pada bagian ini dilakukan. Kitab Suci
memperingati dan menentang siapa saja yang terburu-buru mengambil sikap sebelum
mencari tahu kebenaran.

“Jikalau
seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan
kecelaannya.” (Amsal 18:13)

Hari
Sabat, adalah sebuah tanda kesetiaan kepada Sang Pencipta, ini adalah sangat
penting bagi siapapun yang hidup di bumi. Oleh karena itu:

Usahakanlah
supaya engkau layak di hadapan Elohim, sebagai seorang pekerja yang tidak usah
malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (Lihat 2 Timotius
2:15).

Apakah
anda mau menerima tantangan Sorga untuk belajar bagi diri anda sendiri?

Apakah
anda mau menyelidiki dan menemukan Sabat – hari ketujuh yang sebenarnya?


Klik di sini
untuk menonton videonya!

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.