World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Natal: Asal mula, Sejarah, & Tradisi-tradisi

“Hari Raya”. Bagi kebanyakan orang kata tersebut
digunakan secara khusus untuk satu perayaan . . . Natal!.

Definisi dari kata “hari raya” mengungkapkan sebuah
unsur keagamaan yang tidak disadari banyak orang.

Hari Raya : “sebuah perayaan keagamaan; [sebuah]
hari suci.” (Kamus Webster’s New Universal Unebridged)

Natal adalah sebuah hari raya keagamaan. Meskipun
dipenuhi oleh semua yang bersifat komersial dari perayaan moderen, natal tetap
dalam hati, sebagai sebuah perayaan keagamaan. Natal adalah perayaan di mana
seorang tokoh ilahi diperingati dan dimuliakan.

Orang Kristen merayakan kelahiran Yesus saat natal.
Mereka saling tukar hadiah sebagai tanda hormat pada “hadiah terbesar yang
perna diberikan”. Mereka berkata “Yesus adalah alasan untuk waktu ini” dan
berbicara untuk kembali menempatkan Kristus di dalam natal.

Masalahnya adalah Yahushua Sang Juruselamat tidak
perna ada “di dalam” permulaan hari natal! Saat Alkitab tidak memberikan
tanggal kelahiran Juruselamat, kebanyakan sarjana Alkitab sepakat bahwa Dia
lahir di musim gugur, bukan tanggal 25 Desember!

Untuk memahami dewa yang dimuliakan saat perayaan
natal, adalah perlu untuk melacak sumber kekafirannya. Perayaan pada tanggal 25
desember dimulai segera sesudah air bah dengan lahirnya Tammuz sebagai
reinkarnasi dari Nimrod. Tradisi natal saat ini bersumber langsung dari Babilon
kuno, dan kekafiran Romawi.

Saturnus, dengan anak yang jadi korbannya

Saturnus, dengan anak yang jadi korbannya

Orang Romawi kafir menyembah dewa Saturnus, dengan
perayaan seminggu lamanya pada bulan Desember yang disebut Saturnalia. Saturnus
adalah dewa waktu dan panen orang Romawi, sehingga dia biasanya dilukiskan
memegang sebuah sabit besar. Dia adalah dewa yang terkejam dan paling jahat
dari semua dewa kafir. Dia meminta pengorbanan anak.

Orang Romawi tidaklah sendirian menyembah dewa jahat
ini. Penyembahan terhadap Saturnus adalah lazim pada zaman dulu. Bahkan bangsa
Israel menyembah Saturnus ketika memberontak melawan Sorga. Dewa yang paling
banyak disembah bangsa Israel dalam masa kemurtadtan adalah dewa Saturnus,
(ditulis dalam Alkitab sebagai Kewan, Molok, atau Rempan). Bahkan bangsa Israel
mempersembahkan anak-anak mereka untuk dikorbankan kepada dewa keji dan dan
haus darah ini.

Saturnus telah menjadi pemenang atas kekafiran pada
orang Afrika [juga]. . . sungguh sebagai Baal-Hammon dalam Phoenician Carthage,
dia merupakan obyek atas pengorbanan anak . . . walaupun sebagai seorang dewa
kesuburan, Baal-Saturnus . . . bagaimanapun adalah bengis terhadap pengorbanan
yang dia paksakan.” (Quodvultdeus of Carthage, komentar dan terjemahan, Thomas
Macy Finn, hal. 14 dan 115).

Walapun orang Romawi berhenti memberikan pengorbanan
manusia jauh sebelumnya, darah masih ditumpahkan oleh para gladiator selama
perayaan Saturnalia di bulan Desember. Saturnalia adalah sebuah perayaan
keagamaan dan semua memahami bahwa pertumpahan darah dari para gladiator
merupakan sebuah pengorbanan persembahan bagi Saturnus.

“Pertunjukan gladiator adalah keramat [untuk
Saturnus].” (Johann D. Fuss, Roman Antiquities, hal.359)

“Gelanggang terbuka menuntut para gladiatornya
sendiri, ketika pada akhir bulan Desember mereka memuliakan anak sorgawi yang
memegang sabit [Saturnus] dengan darah mereka”. (Ausonius, Eclog, i, hal. 156)

“Para gladiator bertanding pada perayaan saturnalia
dan. . . . mereka melakukannya dengan maksud untuk menyenangkan dan memuliahkan
Saturnus.” (Justus Lipsius, tom, ii. Saturnalia Sermonum Libri Duo, Qui De
Gladiatoribus, lib, i, cap. 5)

“Prinsip yang ditunjukkan [oleh gladiator] disini
telah dilakukan untuk . . . [bahwa] mereka dirayakan sebagai korban pendamaian
. . . ketika orang banyak “dibantai untuk membuat hari raya Romawi”. Ketika
memperingati Saturnus sendiri dipotong-potong, mudah untuk melihat bagaimana
ide akan muncul dari pemberian upacara selamat datang kepadanya dengan mengatur
seorang manusia memotong-memotong sesamanya pada hari ulang tahunnya, ini
adalah pendamaian yang menyenangkannya.” (Alexander Hislop, The Two Babylons,
hal. 153).

Meskipun penuh kekerasan dan pertumpahan darah,
Saturnalia merupakan masa berpesta pora dan bergembira. Berbagai perayaan kuno
untuk menghormati dewa paling haus darah ini telah diwariskan sampai hari ini
sebagai tradisi natal yang sangat dicintai dan dirayakan diseluruh dunia.

Tradisi-tradisi ini meliputi:

  • Natal dua belas hari
  • Sesuatu yang menyenangkan
    ditinggalkan di malam hari
  • Pohon natal dihias dengan
    lampu-lampu (lampu-lampu ini adalah awalnya adalah lilin-lilin yang dibuat dari
    lemak mayat anak yang dijadikan persembahan korban bakaran.
  • Pohon natal yang digantungi
    bola-bola (dulunya adalah kepala-kepala yang dipenggal dari para korban
    persembahan)
  • Berpesta dengan membuat
    suara yang ribut
  • Bertukar hadiah
  • Berciuman dibawah daun
    misletoe
  • Berry Suci (makanan para
    dewa)
  • Dahan evergreen
  • Bernyanyi dari rumah ke
    rumah (awalnya dilakukan oleh penyanyi telanjang yang berperilaku tidak
    senonoh)
  • Lilin-lilin “kedatangan”Santa Claus dan menangis anak
  • Kartu-kartu natal
  • . . . . dan masih banyak lagi.

Bahkan perumpamaan dari Bapak Natal, atau
Sinterklas, memiliki kemiripan yang luar biasa dengan Saturnus: seorang yang
sudah tua, dengan janggut panjang, dikelilingi oleh anak-anak.

Saturnus, si orang tua jahat yang meminta
pengorbanan anak, muncul di jaman moderen dalam dua bentuk penyamaran lain.
Setiap Desember, Saturnus, dewa waktu, muncul lagi sebagai “Bapak Waktu Tua”.
Bayi tahun baru adalah lambang dari korban anak.

Gambaran yang lebih mengerikan dari Bapak Waktu dan
Bayi Tahun Baru dapat ditemukan dalam ilustrasi dari abad ke-19 (dibawah).
Bapak Waktu, (Saturnus, sebagai dewa waktu), berdiri didepan jam besar memegang
sabit besarnya. Tahun-tahun yang silam berlalu bagai  mayat orang dewasa yang dibungkus dengan kain
kafan. Tahun yang baru datang dalam bentuk seperti seorang anak kecil. Walaupun
gambarnya agak gelap, cahaya dari api menerangi seorang anak laki-laki
sementara di kedua sisinya terdapat pusaran asap. Tahun-tahun baru yang masih
akan datang digambarkan sebagai anak-anak yang siap dikorban. Korban dari
persembahan anak selalu dipakaikan kerudung tebal agar orang tua mereka tidak
mengenali anak mereka saat dibakar. Semua unsur aneh dari dewa menyeramkan ini
terkandung dalam gambar ini.

Sang Waktu (Saturnus) dan Tahun Baru Bayi

Saturnus juga muncul dalam masyarakat moderen
sebagai malaikat maut, yang mengumpulkan jiwa-jiwa dalam tuaian suramnya.
Sangat sedikit orang dalam masyarakat moderen yang menyadari bahwa Bapak Natal,
Malaikat Maut, dan Bapa Waktu Tua, tidak lain adalah dewa yang paling
menjijikkan dari antara semua dewa. Namun, orang zaman dulu akan segera
mengenali mereka semua sebagai sosok yang tidak lain adalah Saturnus. Lambang-lambang
yang mencirikan Saturnus adalah sama dengan yang mencirikan Bapak Waktu Tua dan
Malaikat Maut: sabit besar dan sesuatu untuk menandai perjalanan waktu.

Begitu banyak alasan diberikan oleh orang-orang yang
polos hari ini untuk mempertahankan hari raya kafir yang memuliakan Saturnus:

  • Natal mmerupakan waktu yang
    sangat bagus untuk berkumpul bersama keluarga. Kita terlalu sibuk sepanjang
    tahun dan hanya inilah kesempatan kita berkumpul bersama.
  • Natal adalah waktu yang
    sangat baik untuk bersaksi! Orang-orang menjadi lebih terbuka pada waktu
    seperti ini jadi saya menggunakan kesempatan ini untuk berbagi.
  • Natal adalah satu-satunya
    hari raya yang benar-benar fokus pada Yesus!
  • Saya tahu bahwa Yesus tidak
    benar-benar lahir pada saat itu. Saya tidak tertipu. Lagi pula saya tidak
    sedang menyembah dewa kafir manapun, jadi tidak mengapa bagi saya!

Saturnus pada terbang kereta yang ditarik oleh dua ular bersayapOrang kafir telah menolak Yahuwah Sang Pencipta.
Mereka menyembah dewa-dewa iblis karena mereka tidak punya pengetahuan yang
lebih baik. Hal yang sama tidak dapat dikatakan oleh orang-orang Kristen hari
ini.

Alkitab mengajarkan:

“Yahuwah tidak memandang pada masa kebodohan ini,
tetapi sekarang Dia memerintahkan semua orang untuk bertobat” (Kisah rasul
17:30, KJV).

Dengan mengetahui bahwa natal adalah hari raya
kafir, dengan mengetahui bahwa upacara-upacara moderen identik dengan upacaya
kafir kuno untuk mempermuliahkan Saturnus, namun tetap menyatakan bebas dari
dosa karena seseorang mengerti, sangatlah tidak konsisten.

Natal benar-benar adalah sebuah hari raya, sebuah
perayaan keagamaan. Dengan memuliahkan dewa iblis Saturnus, aib diberikan
kepada Yahuwah, Pencipta Langit Bumi.

Sang Juruselamat sendiri menyatakan sebuah prinsip
keilahian ketika Dia berkata:

Tak seorangpun dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang
dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Yahuwah dan kepada
Mamon.” (Matius 6:24)

Saturnus, lebih dari dewa palsu
manapun, memiliki sifat-sifat yang paling mirip dengan setan. Natal adalah
perayaan keagamaan milik setan. Turut serta dalam perayaan natal memberikan
penghormatan kepada tokoh iblis jahat ini.

Firman dari Bapa pengasih
kepada bangsa Israel yang murtad dikumandangkan kembali dengan penekanan bagi
umat Kristen hari ini:

“Sesungguhnya, seperti
seorang isteri tidak setia terhadap suaminya, demikianlah kamu tidak setia
terhadap Aku, hai kaum Israel, demikianlah firman Yahuwah.  . . . sebab mereka telah memilih jalan yang
sesat, dan telah melupakan Yahuwah, Penjaga Perjanjian mereka. Kembalilah, hai
anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu.”
(Yeremiah 3:20-22, KJV)

Turut serta dalam kebiasaan
kafir mempermalukan Sang Pencipta. Kembalilah kepada Sang Penebus Yang
Mengasihimu.

“Karena persamaan apakah
yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Yahuwah dengan
berhala? Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Yahuwah, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima
kamu. (2 Korintus 6:15-17)

Keluarlah kamu dari antara
mereka! Janganlah menjamah apa yang najis!!

Apakah kamu mau keluar?

Klik di sini
untuk menonton videonya!


Artikel Terkait:

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.