World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Paulus, Jemaat di Roma & Hari Sabat

Bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci mungkin
tampak bertentangan dengan bagian-bagian yang lain. Ketika orang-orang yang
mempelajari Alkitab menemukan hal ini, mereka sering menganggap bahwa Alkitab tidak
dapat dipercaya. Mereka lebih memilih untuk menolak Alkitab ketimbang
mempelajarinya untuk menyelesaikan persoalan itu.

Setiap orang yang mempelajari Alkitab harus ingat
bahwa:

Truth is harmonious. Truth never contradicts itself.

Ketika salah satu ayat Alkitab tampaknya
bertentangan dengan ayat Alkitab ditempat yang lain, itu adalah sebuah undangan
Surga agar mempelajarinya lebih banyak. Semua fakta-fakta dan prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan hal yang dibahas itu harus diteliti. Kesimpulan yang
tidak bertentangan atau yang tidak berlawanan dengan bukti yang terkuat, adalah
pemahaman yang two people studying the Biblebenar. Pembelajaran yang lebih lanjut akan selalu menyelesaikan pertentangan
karena Kebenaran tidak pernah
bertentangan dengan dirinya sendiri.

Salah satu bagian yang telah membingungkan banyak
orang dapat ditemukan dalam Roma 14: 5, 6:

Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting
dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja.
Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang
berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Yahuwah. Dan
siapa makan, ia melakukannya untuk Yahuwah, sebab ia mengucap syukur kepada Yahuwah.
Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Yahuwah, dan ia juga mengucap
syukur kepada Yahuwah. (Lihat Roma 14: 5-6).

Ungkapan,
“hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri”
sering digunakan untuk “membuktikan” bahwa semua orang bebas memilih hari
yang mana, jika ada, dimana mereka akan menyembah Sang Pencipta. Orang yang
mengaku menyembah “setiap” hari juga menggunakan kitab Roma pasal 14
sebagai dasar Alkitab mereka untuk tidak memelihara hari Sabat khusus sebagai
hari ibadah. Keyakinan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa Paulus sedang membicarakan
tentang hari-hari Sabat dan hari-hari raya di bagian yang dikutip. Namun, pembelajaran
yang seksama pada konteks ini, dan dari tulisan-tulisan Paulus yang lain,
mengungkap bahwa asumsi tersebut adalah salah. Paulus selalu memelihara perayaan
tahunan dan Sabat hari ke-tujuh dan mengajarkan kepada orang-orang yang dia
telah tobatkan untuk melakukan hal yang sama. Paulus tidak pernah mengajarkan bahwa hukum ilahi tidak lagi mengikat. Diawal
kitab Roma, Paulus mengaku: “hukum
Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.” (Roma 7:12, KJV).
Paulus selalu menyeimbangkan kebenaran
oleh karena iman dengan pengakuan bahwa hukum ilahi masih mengikat dan harus dilakukan.

Roma 6:15

Apa yang terdapat di dalam kitab Roma 14: 5 & 6
menjelaskan apa yang Paulus maksudkan dengan memperlakukan semua hari dengan
cara yang sama. Yang dia maksudkan adalah praktek-praktek para penyembah
berhala. Kitab Roma pasal 14 dibuka dengan instruksi Paulus kepada orang-orang yang
percaya di Roma agar mendukung para petobat baru yang masih “lemah imannya”
dan agar tidak terlibat dalam diskusi-diskusi mengenai hal yang dapat
mengguncang keyakinan baru mereka.

Terimalah orang yang lemah
imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. Yang seorang yakin, bahwa ia boleh
makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan
sayur-sayuran saja. Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan,
dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab
Yahuwah telah menerima orang itu. Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba
orang lain? . . .

Yang seorang menganggap
hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain
menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam
hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia
melakukannya untuk Yahuwah. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Yahuwah,
sebab ia mengucap syukur kepada Yahuwah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya
untuk Yahuwah, dan ia juga mengucap syukur kepada Yahuwah. (Lihat Roma 14: 1-7).

Orang-orang yang baru bertobat ini baru saja keluar
dari agama penyembah berhala. Ada kecenderungan di kalangan orang-orang seperti
ini yang masih takut pada kuasa dari berhala-berhala lama mereka. Banyak yang
masih dipengaruhi oleh kepercayaan takhayul lama. Karena sebagian besar daging yang
ada di kota itu telah dipersembahkan kepada para berhala, banyak dari orang-orang
yang baru bertobat ini yang tidak mau makan daging, dan memilih untuk hanya
mengkonsumsi buah-buahan, biji-bijian dan sayuran saja sebagai gantinya. Paulus
mengetahui dengan jelas bahwa kekuatan para berhala berasal dari setan dan
kekuatan Yahuwah adalah jauh lebih kuat dari itu. Bagi Paulus tidak masalah
makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, karena dia tahu bahwa
berhala itu bukan allah sama sekali. Para berhala dan makanan yang
dipersembahkan untuk mereka bukan menjadi sebuah persoalan bagi Paulus karena dia
tidak menjadi peserta dalam upacara kesetiaan itu. Paulus adalah seorang
pejuang iman serta gembala kawanan domba yang lemah lembut. Walaupun imannya
tidak terguncang dengan mengkonsumsi makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, dia tahu bahwa orang-orang lain tidak memiliki pemahaman yang sama
dengan dia.

Headless idols in the Museum of ancient Corinth

Patung berhala tanpa kepala di dalam Museum Korintus Kuno.

Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan
itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan
daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani
mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. “Makanan tidak
membawa kita lebih dekat kepada Yahuwah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak
kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.” (Lihat 1
Korintus 8: 7, 8).

Paulus bertekad untuk tidak pernah melakukan sesuatu
apa pun yang dapat melemahkan iman orang yang lain. Dia melanjutkan
instruksinya:

Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan
menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. Karena apabila orang melihat
engkau yang mempunyai “pengetahuan”, sedang duduk makan di dalam kuil
berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan
daging persembahan berhala? Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu
saudaramu, yang untuknya Yahushua telah mati, menjadi binasa karena
“pengetahuan” mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap
saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada
hakekatnya berdosa terhadap Yahushua. Karena itu apabila makanan menjadi batu
sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging
lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku. (Lihat 1
Korintus 8: 9-13).

Beberapa orang dari orang-orang yang baru bertobat
di Roma “menghormati” satu hari tertentu melebihi hari yang lain
sebagai kelanjutan dari keyakinan para penyembah berhala zaman dulu. Para
penyembah berhala ini sering melakukan puasa sebagian, berpantang dari makanan
tertentu pada hari-hari tertentu. Hal ini mirip dengan yang dilakukan oleh
orang-orang Katolik Roma yang makan ikan, tapi tidak makan daging yang lain pada
hari Jumat. Bukan hanya beberapa orang dari para petobat baru ini yang takut
untuk makan makanan yang dipersembahan kepada berhala, tetapi sebagian orang yang
lain juga masih memelihara berbagai hari berpuasa untuk para dewa. Orang yang lainnya
menganggap semua hari adalah sama, dan tidak secara khusus menghormati
hari-hari tertentu atau yang lain dengan berpuasa. Ini adalah masalah yang
Paulus bicarakan dalam kitab Roma pasal 14. Dia tidak mengacu pada Sabat hari
ke-tujuh atau hari-hari raya tahunan sama sekali!

Ungkapan
“hendaklah setiap orang benar-benar
yakin dalam hatinya sendiri” (Roma 14: 5) telah membuat banyak orang salah paham. Kata-kata ini
tidaklah memberikan izin kepada siapapun untuk melanggar Hukum ilahi dan
memilih hari ibadah mereka sendiri. Sebaliknya, menurut konteksnya, Paulus
mengatakan bahwa masing-masing orang harus secara pribadi meyakinkan diri pada apa
yang benar sehingga dia dapat mematuhi
hukum taurat!

Ungkapan “benar-benar yakin” atau “yakin
dengan sepenuhnya” berasal dari kata plerophoreo.
Kata dari bahasaYunani ini berarti:

“Untuk melaksanakan sepenuhnya (sebagai bukti),
maksudnya benar-benar meyakinkan (atau meyakinkan), mencapai keseluruhan. . .  Kata ini berarti “membawa dalam ukuran
penuh, untuk memenuhi, . . . dalam kitab Roma 14: 5 dikatakan sepenuhnya
mengetahui [memahami] kehendak. . . [Yahuwah].” (# 4135, Strong’s
Expanded Dictionary of Bible Words
, hal. 1318).

Paulus tidak pernah mengklaim bahwa hukum taurat tidak
perlu dipelihara. Sebaliknya, dia mengatakan kepada jemaat di Roma agar
masing-masing orang harus rajin untuk mencari pemahaman yang penuh mengenai kehendak
Yahuwah. Jika jemaat di Roma sudah benar-benar “yakin sepenuhnya”
dalam pikirannya masing-masing, maka tidak akan ada lagi masalah dengan
beberapa orang yang baru saja bertobat yang masih takut pada kepercayaan takhayul
atau yang memelihara hari-hari berpuasa para penyembah berhala. Teguran Paulus
adalah agar semua orang harus melindungi “para bayi-bayi dalam iman”
ini dan untuk tidak menjadi batu sandungan bagi mereka. Pada gilirannya, mereka
yang masih muda dalam iman memiliki tanggung jawab untuk mempelajari hukum
taurat dan kehendak Yahuwah sehingga setiap orang dari mereka dapat memahami
kehendak ilahi dan hidup selaras dengan kehendak ilahi itu.

Yahuwah peduli dengan bagian kehidupan kita bahkan
pada yang paling kecil sekalipun. Namun, Dia ingin agar kita memahami bahwa kita
tidak diselamatkan oleh karena perbuatan, baik makan atau puasa. Perhatian-Nya
adalah motif hati yang mendorong tindakan. Paulus memahami bahwa hanya pelayanan
yang dilakukan dengan kasih yang akan diterima oleh Yahuwah. Dia mengingatkan agar
orang-orang percaya yang ada di Roma agar berhenti menghakimi satu sama lain
berdasarkan perbuatan mereka: berpuasa atau tidak berpuasa.

Roma 14:10-12

Tujuan utama dari pesan Paulus adalah ketaatan
kepada hukum Taurat melalui iman karena kasih kepada Bapa. Paulus
memperingatkan jemaat di Roma karena telah menghakimi orang lain, karena kita
sendiri juga masing-masing akan dihakimi oleh Yahuwah.

“Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama
manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” (Roma 13:10,
NKJV).

Pesan Paulus kepada jemaat di Roma berlaku pada hari
ini sama seperti ketika itu baru ditulis. Baiklah semua orang melindungi mereka
yang masih muda dalam iman, dan tidak menghakimi orang lain atau menjadi batu
sandungan bagi mereka. Baiklah semua orang berkomitmen untuk mengetahui, untuk
mempelajari dan memahami kehendak Yahuwah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya itu.
Semoga semua orang yang percaya memelihara hukum ilahi karena mereka mengasihi
Sang Pemberi Hukum itu.


Konten Terkait:

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.