World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Spritualisme dan Upah Orang-orang Kudus

1. Kebohongan Utama

Di dalam Kitab
Kejadian 2:9 kita membaca “Lalu Yahuwah Elohim
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”
Ada banyak alasan untuk
percaya bahwa ayat tersebut ingin menjelaskan dua kenyataan, makna pohon-pohon
yang sebenarnya, keduanya sama-sama memiliki buah yang dapat dipetik dan
dimakan. Namun nama-nama dari pohon-ohon tersebut mengungkapkan kenyataan yang
lain.

Pohon kehidupan
sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa memakan buah dari pohon
ini secara terus-menerus, tubuh manusia akan mulai kehilangan vitalitasnya dan
mati. Hal ini diungkapkan dalam Kitab Kejadian 3:22. “Berfirmanlah
Yahuwah Elohim, Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari
Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan
memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya…”
Memakan buah dari
pohon kehidupan akan memberikan kekekalan, kekuatan untuk dapat hidup
selama-lamanya. Tetapi tanpa buah dari pohon kehidupan, seorang manusia adalah
makhluk yang fana, dapat mati kapan saja. Ayat ini memberitahukan sesuatu
tentang pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Dengan memakan buah dari
pohon tersebut, seorang manusia akan mampu membedakan bagi dirinya sendiri
antara yang baik dan yang jahat.

Namun, memakan
buah dari pohon-pohon tersebut adalah sesuatu yang saling terpisah. Seseorang
tidak dapat memakan keduanya. Seseorang
harus memilih salah satu diantara pohon-pohon tersebut. Dengan memakan salah
satu yang menunjukkan perwujudan bahwa kehidupan bergantung pada pemeliharaan Yahuwah
yang berkesinambungan. Dan memakan dari yang lain menunjukkan hasrat untuk
membebaskan diri dari Yahuwah dan keinginan untuk menentukan yang benar dan
yang salah atas kepentingan manusia sendiri tanpa mengacu pada kehendak ilahi. Itulah
sebabnya pohon-pohon tersebut saling terpisah. Seseorang tidak dapat menjadi
bergantung pada Yahuwah dan secara sengaja terbebas dari-Nya.

Meskipun kita
tidak lagi diperhadapkan dengan kemungkinan memakan buah dari salah satu
pohon-pohon tersebut yang ada dalam taman, kita masih diperhadapkan dengan pola
pikir keduanya. Kita dapat menyadari ketergantungan total kita pada Yahuwah untuk
hidup, pengetahuan tentang yang benar dan yang salah, penyelamatan dan
penebusan. Atau kita dapat mengaku abadi secara independen, memiliki hak untuk
menentukan yang benar dan yang salah untuk diri kita sendiri, dan memperoleh
keselamatan dan penebusan dengan usaha-usaha kita sendiri. Aneh atau tidak, ketritunggalan
dari sikap-sikap ini yang berada dalam kedua alternatif selalu tampak saling
bergantung.

Ketika si
penggoda menghadapi Adam dan Hawa, ia berkata kepada keduanya “Sekali-kali kamu tidak akan mati.” Kejadian 3:4. Kebohongannya
adalah di dalam pertentangan terhadap kenyataan yang tak dapat diubah bahwa
seseorang tidak dapat menjadi bergantung pada Yahuwah untuk hidup dan di saat
yang sama secara sengaja menolak penetapan Yahuwah tentang yang benar dan yang
salah untuk hidup kita. Jika kita memilih untuk bebas, kita memilih kematian. Tetapi
kebohongan tersebut kembali. Kita ingin percaya bahwa kita dapat menjadi kekal
dan bebas dari Yahuwah.

Dengan niat
jahat yang berjaya, hati manusia bersukacita menyadari bahwa memakan buah  dari pengetahuan yang baik dan yang jahat
tidak segera menyebabkan manusia masuk ke dalam kuburan. Pada hari itu,
hubungan penting ke sumber kekekalan diputus. Namun tubuh tetap hidup, perlahan
dan tanpa disadari tenggelam ke dalam keheningan dan pemutusan. Pemberontakan
manusia membutakan mata dari kesadaran bahwa tangan dingin kematian telah
mencengkeram tenggorokan dimana gigitan buah dari pohon tersebut masih
ditemukan. Tetapi meskipun tubuh diletakkan di dalam kubur, kebohongan terus
berlanjut. Sekali-kali kamu tidak akan mati. Keinginan sesat dengan mempercayai
sebuah kebohongan menyebabkan pikiran manusia melekat melampaui semua bukti dari
pengertian-pengertian bahwa ada jiwa manusia yang tak terlihat yang dapat
bertahan dari maut dan kubur dan tetap hidup dan pasti hidup kekal. Kebohongan
ini berdasar dari semua kepercayaan-kepercayaan palsu dan harapan-harapan palsu.

Dasar dari iman
yang sejati adalah di dalam Sepuluh Perintah. Iman yang palsu akan menolak
salah satu atau lebih dari Perintah tersebut. Hal ini secara tidak langsung mengatakan bahwa
Yahuwah itu lebih dari satu. Sehingga
memunculkan trinitarianisme dan kemusyrikan di dalam segala bentuk baik kotor
maupun menarik. Iman palsu secara
tidak langsung mengatakan bahwa Sabat tidak perlu
ditaati, atau bahwa ada kalanya kita harus sengaja menghilangkan nyawa orang
lain. Setidaknya, menghilangkan nyawa manusia bukanlah sesuatu yang sangat serius, karena
manusia tidak benar-benar mati, terjadi pembenaran. Iman palsu selalu membuka
peluang bagi pelanggaran hukum dan kekerasan. Tetapi dibalik semua itu adalah
kebohongan “Sekali-kali kamu tidak akan mati.”

2. Apa yang Dimaksud
dengan Jiwa?

Alkitab
menjelaskan tentang jiwa yang hidup dari sejak awal. Kebohongan utama, bahwa manusia tidak
benar-benar mati saat mereka meninggal dunia adalah sangat lazim, oleh karena
itu Yahuwah telah memutuskan untuk memberitahukan kepada kita kebenaran
tersebut secara langsung tentang jiwa dari sejak awal, sehingga kita tidak
perlu  tertipu. Kejadian 2:7 berkata: “Ketika itulah Yahuwah Elohim membentuk manusia itu dari debu  tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”

Dari ayat ini
kita dapat melihat bahwa jiwa yang hidup adalah tercipta dari manusia yang
dibentuk dari debu tanah. Tubuh adalah bagian dari jiwa, tidak ada jiwa tanpa
tubuh. Jiwa bukanlah sesuatu yang abstrak dan abadi secara alami, jiwa akan
meninggalkan tubuh saat manusia meninggal. Jiwa adalah tubuh itu sendiri yang
telah diberi nafas hidup. Ketika nafas hidup yaitu roh yang berasal dari Yahuwah
meninggalkan tubuh, jiwa yang hidup tidak ada lagi. Tubuh kembali menjadi debu
sebagaimana awal tubuh diciptakan, dan nafas hidup atau roh kembali kepada Yahuwah
yang mengaruniakannya. Seperti yang dikatakan di dalam Kitab Pengkhotbah 12:7 :“Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh
kembali kepada Elohim yang mengaruniakannya.”

Mengingat fakta
bahwa sangat banyak orang telah percaya kebohongan utama itu, muncul dalam benak bahwa
roh adalah sesuatu yang sadar dan hidup yang dapat bertahan dari kematian dan
membawa kenangan-kenangan serta kepribadian bersamanya kembali kepada Yahuwah.
Namun tidaklah seperti itu. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
kesadaran dan tidak ada kenangan dalam kematian. Pengkhotbah 9:5,6 mengatakan:
“Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang
mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada
mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah
lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala
sesuatu yang terjadi di bawah matahari.”

Peristiwa
kematian dibandingkan dengan pengalaman tidur, dan Yahushua
menyebut ini berkali-kali. Seperti contoh dalam Yohanes 11:11, Dia berkata: “Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada
mereka: Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk
membangunkan dia dari tidurnya.”

Dari ayat-ayat
ini kita tahu bahwa jiwa dapat terlihat dan jasmaniah. Jiwa ada ketika nafas
hidup bersatu dengan tubuh. Jiwa tidak ada ketika nafas hidup terpisah dari
tubuh. Tak ada kesadaran di dalam kematian.

3. Komunikasi dengan
Orang Mati

Banyak orang
percaya bahwa orang mati adalah roh-roh tanpa tubuh yang dapat berkomunikasi
dengan orang yang hidup. Tetapi apa yang kita pelajari dari Alkitab tentang
jiwa dan keadaan dari kematian, jelas bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang
mustahil. Namun, ribuan orang telah mengalami berkomunikasi dengan apa yang
mereka pikir sebagai roh-roh dari orang-orang terkasih atau tokoh-tokoh sejarah.

Bahkan ada
beberapa contoh penipuan seperti itu di dalam Alkitab. Yang paling terkenal
adalah kisah Raja Saul, yang mendatangi penyihir perempuan pemanggil arwah. Dia
melihat sesosok bangkit dari kubur dan berbicara kepadanya dan meramalkan
ajalnya. Kisah tersebut dimulai demikan dalam 1 Samuel 28:7. “Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: “Carilah bagiku
seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya
dan meminta petunjuk kepadanya. “Para pegawainya menjawab dia: “Di En-Dor ada
seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.”

4. Apa yang Dimaksud
dengan Roh Peramal?

Kata-kata Saul dan
para pegawainya mengungkapkan bahwa mereka mengetahui bahwa Samuel tidak
benar-benar muncul. Mereka tidak mengharapkan Samuel yang sebenarnya, tetapi roh peramal. Apa yang dimaksud dengan
roh peramal? Injil Matius memberitahukan kepada kita secara langsung, bahwa
roh-roh tersebut adalah para iblis. “Menjelang malam dibawalah kepada Yahushua
banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yahushua mengusir
roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit:…”

Tetapi sekalipun
roh-roh itu adalah roh-roh orang mati, yang padahal bukan, Alkitab dengan tegas
mengecam orang yang melakukan komunikasi dengan mereka.

Janganlah
kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari
mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah Yahuwah Eloahmu.

(Imamat 19:31)

Orang
yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah
dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan
melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.

(Imamat 20:6)

Di
antara kamu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya
laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang
menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang
pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal
atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
(Ulangan 18:10-11)

Bahkan,
ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, melakukan ramal dan
telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal ia
melakukan banyak yang jahat di mata Yahuwah, sehingga ia menimbulkan sakit
hati-Nya.
(2 Raja-raja 21:6)

Para
pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala
dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem,
dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkatan Taurat yang tertulis
dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah Yahuwah.

(2 Raja-raja 23:24)

Dan
apabila orang berkata kepada kamu: “Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh
peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,” maka
jawablah : “Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada Eloah mereka?
Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang
hidup?
(Yesaya 8:19)

Semangat
orang Mesir menjadi hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan
meminta petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada
arwah dan kepada roh-roh peramal.
(Yesaya 19:3)

Dan
aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu
itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itulah roh-roh setan yang
mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di
seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu
hari Yahuwah Yang Mahakuasa.
(Wahyu 16:13-14)

Semua
peringatan-peringatan ini harusnya cukup untuk membuat orang-orang tidak berkonsultasi dengan
orang mati. Upaya-upaya tersebut menghasilkan sesuatu yang sia-sia, atau
upaya-upaya itu membuka jalan bagi roh-roh jahat untuk masuk dan merayu dan
menipu.

Keyakinan bahwa
jiwa adalah sesuatu yang abadi, abstrak, wujud yang sadar adalah kebohongan
yang membuka peluang untuk penipuan-penipuan Setan. Setan melakukan penipuan
tersebut di dalam semua tradisi-tradisi keagamaan yang terkenal. Umat Muslim, umat
Kristen, orang-orang Yahudi dan para penyembah berhala semuanya mempercayai
kebohongan utama itu.
Dengan demikian mereka menjadi rentan terhadap penipuan. Iblis-iblis yang
menyamar sebagai perawan Maria yang diberkati itu telah tampak semakin sering
sebagai Iblis-iblis yang jahat mempercepat misi penipuan mereka. Karya
spiritualisme Setan yang terbesar adalah penyamaran terhadap Yahushua sendiri. Kita
seharusnya tidak menerima klaim-klaim kebangkitan dan mujizat yang dibuat Iblis.
Ada satu tes yang jelas untuk mengungkapkan apakah sosok tersebut asli atau
tidak: yaitu orang-orang yang memproklamirkan perintah-perintah Yahuwah, Sepuluh
Perintah adalah benar. Mereka yang menyangkal salah satu atau lebih dari
perintah tersebut adalah palsu.

Tujuan dari
menyamar sebagai orang mati untuk Iblis adalah untuk menuntun manusia kedalam
ketidaktaatan. Mereka yang percaya di dalam jiwa yang abadi akan dituntun ke
dalam kebinasaan oleh tipu muslihat Setan.

5. Sumber Kehidupan

Hanya
Yahuwah
yang kekal menurut Alkitab.
Tetapi Dia telah menebus manusia dari kematian yang telah masuk ke dalam dunia
melalui kepercayaan pada kebohongan utama.
Hidup kekal tersedia melalui Yahushua.

Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat
kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Yahuwah tetap ada di
atasnya.
(Yohanes 3:36)

Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan
sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu;
sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Yahuwah, dengan materai-Nya.

(Yohanes 6:27)

Tetapi
semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa
Yahushualah Mesias, Anak Yahuwah; dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya.
(Yohanes 20:31)

Namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh iman dalam Anak Yahuwah, yang telah mengasihi aku, dan menyerahkan
diri-Nya untuk aku.
(Galatia 2:20)

Barangsiapa
memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak
memiliki hidup.
(1 Yohanes 5:12)

Semuanya
itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Yahuwah,
tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

(1 Yohanes 5:13)

Akan
tetapi kita tahu, bahwa Anak Yahuwah telah datang dan telah mengaruniakan
pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam
Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yahushua yang diurapi. Dialah Eloah yang sejati, dan hidup yang kekal.
(1Yohanes 5:20)

Meskipun hidup
yang kekal telah diberikan kepada mereka yang memiliki iman di dalam Yahushua, kita
masih melihat orang-orang di sekitar kita mati. Jika kita
tidak
ditentukan untuk tetap hidup dan melihat
munculnya Kristus saat kedatangan-Nya yang kedua, kita juga akan mati. Jadi
bagaimanakah mereka yang memilii iman di dalam Kristus masuk ke dalam hidup
yang kekal dalam praktek dan kenyataan?

6. Kebangkitan

Kematian
mengakibatkan lenyapnya jiwa yang hidup. Yang tersisa adalah debu dari tanah
yang terpisah dari nafas hidup. Tidak ada kesadaran, juga kenangan. Tetapi itu
bukanlah akhir dari hal ini.

Karena
jikalau kita percaya, bahwa Yahushua telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya
juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yahushua akan dikumpulkan Yahuwah
bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu  dengan firman-Nya: kita yang
hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Yahushua, sekali-kali tidak akan
mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi yaitu
pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Yahuwah
berbunyi, maka Yahushua sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus
akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Dia
diangkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Yahushua.
(1Tesalonika 4:14-17)

Dari perikop ini
kita memahami bahwa mereka yang memiliki iman di dalam Kristus, jika mereka
telah meninggal, akan dibangkitkan pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Mereka
akan dibangkitkan untuk masuk ke dalam hidup yang kekal. Saat ini, hanya mereka
yang diberikan hidup yang kekal yang
beroleh keuntungan dari kebangkitan Kristus yang akan
masuk ke dalam hidup.

Setelah masa seribu tahun, orang-orang
jahat juga akan dibangkitkan untuk menghadapi hukuman atas kejahatan mereka, yaitu
kematian yang kekal. Hal ini dijelaskan dalam Wahyu 20:11-15.

Lalu
aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di di atasnya.
Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu.
Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing
menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam
lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak
ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke
dalam lautan api itu.
(Wahyu 20:11-15)

7. Rangkuman

  • Jiwa
    yang hidup tercipta dari tubuh dan nafas hidup.
  • Jiwa
    lenyap pada saat kematian, ketika tubuh kembali ke debu tanah dan roh kembali kepada
    Yahuwah.
  • Tidak
    ada kesadaran atau kenangan di dalam kematian, namun hanya tidur.
  • Orang
    mati tidak dapat berkomunikasi dengan orang hidup.
  • Roh-roh
    yang mengaku sebagai orang mati yang berkomunikasi dengan orang hidup adalah
    penyesatan Iblis yang berniat menghancurkan manusia.
  • Roh-roh
    jahat yang menyamar sebagai orang-orang mati telah menipu semua tradisi-tradisi
    keagamaan yang terkenal, Kristen, Muslim, Yahudi, dan juga penyembah berhala.
  • Hidup
    yang kekal hanya milik orang-orang yang kepadanya
    Kristus
    memberikannya.
  • Mereka
    yang menerima hidup yang kekal akan dibangkitkan untuk kekekalan pada saat
    kedatangan Kristus yang kedua kali.
  • Orang
    mati yang jahat akan dibangkitkan seribu tahun kemudian dalam waktu yang
    singkat menerima hukuman mereka dengan api dan kematian yang kekal.


Video
Terkait:

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.