World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Takdir: Sebuah Lotre Ilahi?

Predestination


Apakah anda sudah memegang
tiket kemenangan?

Kebanyakan orang Kristen telah diajarkan dari kecil
bahwa berjudi adalah salah. Orang-orang tua dan guru-guru sekolah minggu
mengajarkan bahwa surga telah mencurahkan hadiah-hadiah berharga bagi umat
manusia dan adalah sebuah tugas dan kewajiban suci untuk menjadi pelayan-pelayan
yang bijaksana. Oleh karena itu, membahayakan atau memboroskan hadiah-hadiah
ini dengan cara berjudi pada hal-hal itu adalah dosa. Namun, jutaan orang
Kristen percaya dan mengajarkan bahwa keselamatan itu sendiri adalah semacam
lotre.

Doktrin takdir, pertama kali diperkenalkan oleh reformator
Protestan John Calvin pada abad keenam belas, mengurangi nilai injil
keselamatan menjadi tidak lebih dari sebuah putaran dadu kosmik, sebuah permainan
peluang dari pihak ilahi. Jika [Eloah] memilih anda untuk menjadi salah satu
dari orang-orang pilihan, anda beruntung! Tapi jika tidak, sangat buruk; sungguh
malang. Kamu kalah. Dan tidak ada yang
dapat anda lakukan yang dapat mengubah nasib anda
.

Walaupun orang-orang yang percaya pada takdir tidak
diragukan lagi tulus dalam keyakinan mereka, namun doktrin ini berbahaya karena
salah mengartikan dan memutarbalikkan karakter Yahuwah yang penuh
kasih
.
Artikel ini akan membahas berbagai komponen doktrin takdir dan menjelaskan
bagaimana keyakinan ini bertentangan dengan apa yang diungkapkan oleh firman
Yahuwah, yang kemudian keyakinan ini menafsirkan-salah karakter Yahuwah
sebagaimana yang terungkap di dalam Kitab Suci.

Takdir didirikan di atas lima pilar dasar. Kelima
keyakinan ini adalah:

1. Sepenuhnya bejat/tidak berdaya – Manusia sepenuhnya jahat dan tidak sanggup melakukan
apapun yang “baik”.
2. Pemilihan tanpa syarat – Keselamatan manusia sepenuhnya tergantung pada takdir
yang Yahuwah tentukan pada manusia untuk diselamatkan karena manusia
benar-benar dan sungguh-sungguh jahat.
3. Penebusan Terbatas – Yahushua mati hanya bagi mereka yang telah ditakdirkan oleh Yahuwah
untuk diselamatkan. Yahushua tidak mati sia-sia bagi setiap orang yang akan tidak
selamat (atau setiap orang yang Yahuwah takdirkan untuk tidak selamat).
4. Anugerah yang Tidak bisa Ditolak – Semua orang yang telah ditakdirkan oleh Yahuwah untuk
diselamatkan tidak akan bisa terhilang karena mereka benar-benar tidak akan mampu
menolak anugerah ilahi.
5. Ketabahan Orang-orang Kudus – Juga dikenal sebagai “jaminan kekal”.

Sekilas pandang, kebanyakan atau jika tidak semua
orang Kristen akan setuju dengan setidaknya beberapa dari poin ini. Namun, jika
dibandingkan dengan seksama pada ayat-ayat Alkitab, pernyataan-pernyataan yang nampaknya
wajar dan bahkan konsisten dengan Alkitab didapati, pada kenyataannya,
bertentangan dengan itu. Mari kita lihat kembali masing-masing dari kelima poin
ini, dan membandingkannya masing-masing dengan Firman Yahuwah yang jelas.

total evil

Sepenuhnya
bejat/tidak berdaya


Manusia
sepenuhnya jahat dan tidak sanggup melakukan apapun yang “baik”.

Memang benar bahwa setiap orang yang pernah lahir
telah mewarisi sebuah sifat dosa dari Adam. “Tidak ada yang benar,
seorangpun tidak. . . . Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Yahuwah”. (Roma 3:10 dan 23). Tanpa ragu pada level
dimana dosa telah menurunkan umat manusia, Yesaya menyatakan: “Kami semua adalah
seperti seorang yang najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor”.
(Yesaya 64:6).

Namun, seperti yang digunakan untuk mendukung takdir,
kesalahan adalah salah satu bentuk yang ekstrim. Jika manusia benar-benar dan sungguh-sungguh
jahat, maka tidak akan ada kemungkinan bagi manusia untuk menuruti panggilan berulang-ulang
untuk bertobat dan berbalik dari
kejahatan
:

“Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Yahuwah,
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada
pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang
jahat itu! Mengapakah kamu akan mati
, hai kaum Israel?” (Yehezkiel
33:11)

Selain itu, jika manusia benar-benar tidak sanggup
melakukan kebaikan, maka dia tidak dapat bertanggung jawab atas dosa-dosanya.
Untuk melakukannya akan menjadi sesuatu yang kejam dan tidak adil.

Pemilihan
tanpa syarat


Keselamatan
manusia sepenuhnya tergantung pada takdir yang Yahuwah tentukan pada manusia
untuk diselamatkan karena manusia benar-benar dan sungguh-sungguh jahat.

Walaupun ini terdengar
Alkitabiah karena manusia tanpa diragukan lagi telah mewarisi sifat dosa, namun
hal ini masih tetap salah. Untuk mendasarkan keselamatan seseorang sepenuhnya
pada ketidak adanya kesempatan yang Yahuwah takdirkan bagi dia untuk diselamatkan
adalah menghapus pelaksanaan persamaan kehendak bebas. Takdir mengajarkan bahwa
Yahuwah pada mulanya telah memutuskan siapa yang akan diselamatkan. Calvinis
tradisional mengajarkan “takdir ganda” di mana mereka percaya bahwa
Yahuwah juga mentakdirkan beberapa jiwa yang akan tidak selamat.

Masalah dengan keyakinan seperti ini ada dua, yaitu:

Pertama, keyakinan ini merusak tanggung jawab
pribadi. Pembunuhan Habel yang dilakukan oleh Kain dapat langsung dimaafkan
dengan menyatakan bahwa Kain telah “ditakdirkan” untuk tidak selamat,
karena itu dia “ditakdirkan” untuk membunuh saudaranya. Keyakinan ini
membebaskan seseorang dari konsekuensi tindakan salah mereka. Menghilangkan
tanggung jawab pribadi pada dampak yang dialami seseorang oleh karena perbuatan
orang lain yang salah. Pada faktanya, itulah tepatnya apa yang Kain coba
lakukan.

Alkitab mencatat percakapan antara Yahuwah dan Kain
setelah pembunuhan itu terjadi:

Dan terjadilah, ketika mereka ada di padang,
tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Dan Yahuwah berfirman kepada Kain: “Di mana
Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga
adikku?” (Kejadian 4:8-9).

Kesalahan keyakinan ini langsung terlihat ketika
Yahuwah menolak alasan Kain, dengan berfirman:

“Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu
itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh
dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari
tanganmu.

Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah
itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi
seorang pelarian dan pengembara di bumi”.  (Kejadian 4:10-12).

Masalah kedua dari arti Pemilihan Tanpa syarat ini
adalah hal ini menyiratkan bahwa Yahuwah telah mentakdirkan dosa. Tidak semua
Calvinis memegang keyakinan takdir sejauh ini, tapi beberapa orang melakukannya,
dan itu adalah sebuah masalah. Jika
Yahuwah mentakdirkan semuanya, maka Dia juga mentakdirkan dosa pada saat Dia
memilih jiwa-jiwa tertentu yang akan tidak selamat. Hal ini bertentangan dengan
Alkitab yang dengan jelas menyatakan: “Apabila seorang dicobai, janganlah
ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Yahuwah!” Sebab Yahuwah tidak
dapat dicobai oleh yang jahat, dan Dia sendiri tidak mencobai siapapun”.
(Yakobus 1:13).

lost sheep

Penebusan
Terbatas


Yahushua mati
hanya bagi mereka yang telah ditakdirkan oleh Yahuwah untuk diselamatkan. Dia
tidak mati bagi mereka yang akan tidak selamat.

Pilihan penebusan seperti ini, walaupun konsisten
dengan takdir, namun ini tidak konsisten dengan Alkitab, yang berulang kali
menegaskan bahwa Yahushua mati untuk semua
orang
. Dalam nubuat luhur Yesaya tentang karya Sang Mesias, dia menulis:

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing
kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Yahuwah
telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian
.

Sesudah kesusahan jiwa-Nya Dia akan melihat terang
dan menjadi puas; dan sebagai Orang yang
Benar, Dia akan membenarkan banyak orang oleh hikmat-Nya, dan kejahatan mereka Dia
pikul.

Sebab itu Aku akan membagikan kepada-Nya orang-orang
besar sebagai rampasan, dan Dia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai
jarahan, yaitu sebagai ganti karena Dia telah menyerahkan nyawa-Nya ke dalam
maut dan karena Dia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun Dia menanggung dosa banyak orang dan berdoa
untuk pemberontak-pemberontak
. (Yesaya 53:6, 11-12)

Salah satu bagian Alkitab yang paling indah dan paling
banyak dikutip lebih lanjut menggarisbawahi dengan menyatakan bahwa Yahushua
mati untuk seluruh dunia, bukan hanya kepada sekelompok orang terpilih, yang
beruntung.

Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Dia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.

Sebab Yahuwah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan supaya
dunia melalui Dia dapat diselamatkan
. (Yohanes 3:16-17)

irresistible grace

Anugerah yang
Tidak bisa Ditolak


Semua orang
yang telah ditakdirkan untuk diselamatkan tidak akan bisa terhilang karena
mereka benar-benar tidak akan mampu menolak anugerah ilahi.

Keyakinan ini menolak dasar utama di mana rencana keselamatan terletak! Dengan kata lain,
keyakinan ini mengajarkan bahwa tidak ada yang memiliki kebebasan untuk memilih.
Setiap putra dan putri Adam mewarisi sifat dosa. Yahuwah, “menghendaki
supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan
bertobat” (2 Petrus 3:9) sehingga Dia mengorbankan Anak-Nya untuk
memungkinkan semua orang memperoleh kesempatan kedua untuk memilih bagi dirinya
sendiri. Jika pilihan ini dihapus dengan beberapa keputusan ilahi yang memilih
beberapa orang untuk diselamatkan dan menolak yang lain yang akan terhilang, maka
alasan utama dari kematian Yahushua juga disisihkan.

Keyakinan ini menyatakan bahwa tidak ada seorangpun,
tidak peduli seberapa keras kepalanya dia memberontak atau seberapa dalamnya
dia melekat pada dosa-dosa favorit yang dia hargai, dapat terhilang jika
Yahuwah telah memutuskan sebaliknya. Sebaliknya, tidak ada seorangpun, terlepas
dari begitu rindunya dia untuk menjadi sama dengan gambar Yahuwah, akan diselamatkan
jika dia telah dipilih sebelumnya untuk tidak selamat. Keyakinan yang merusak ini
tidak didukung oleh pernyataan yang jelas dari Kitab Suci yang menempatkan
keputusan ada pada setiap individu. “Banyak orang, banyak orang di lembah
penentuan! Ya, sudah dekat hari Yahuwah di lembah penentuan!”. (Yoel 3:14).

 

once saved, always saved

Ketabahan
Orang-orang Kudus


Sekali selamat, tetap selamat.

Sama seperti doktrin “anugerah yang tidak bisa
ditolak”, yaitu keyakinan bahwa sekali seseorang telah diselamatkan, tidak
ada sesuatu yang dapat dia lakukan yang akan membuat dia tidak selamat, keyakinan
ini sekali lagi memperbudak kehendak manusia. Tidak ada seorangpun yang menjadi
“agen moral yang bebas”. Kebebasan memilih dari seseorang tidak dihilangkan
sesaat setelah dia menerima karunia keselamatan. Rasul Paulus sendiri menyebut ada
kemungkinan untuk tidak selamat – bahkan setelah semua yang dia telah dilakukan
untuk membawa keselamatan bagi orang-orang lain!

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak”. (1 Korintus 9:27)

Doktrin takdir bertentangan dengan prinsip-prinsip
lain yang ditemukan di dalam Alkitab. Di antara kata-kata terakhir yang
diucapkan oleh sang Juruselamat yang dicatat di dalam Alkitab terdapat perintah:
” Karena
itu pergilah, ajarlah semua bangsa,
dan baptislah mereka . . . . dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
(Matius 28:19-20). Jika Yahuwah sudah menentukan orang-orang yang akan
diselamatkan, maka penginjilan tidak akan memiliki tujuan apa-apa lagi karena mereka
pasti akan diselamatkan juga.

Selain itu, jika Yahuwah sudah mentakdirkan beberapa
orang untuk diselamatkan, maka tidak ada untungnya lagi untuk berdoa bagi
keluarga dan teman-teman karena mereka akan diselamatkan atau terhilang
tergantung pada pilihan Yahuwah dan tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh
siapapun yang dapat mengubah pikiran-Nya. Keyakinan seperti ini adalah sebuah
bentuk penolakan pada prinsip-prinsip Alkitabiah untuk berdoa bagi orang lain yang dengan tepat telah dirangkum
oleh Nabi Samuel. Ketika bangsa Israel bersikeras agar memiliki seorang raja
untuk memerintah atas mereka, mereka secara efektif menolak Yahuwah sebagai penguasa
mereka. Pada saat itu, dengan hati yang hancur, Samuel mengatakan kata-kata
yang bergema sampai hari ini:

Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa
kepada Yahuwah dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu
jalan yang baik dan lurus.

Hanya takutlah akan Yahuwah dan setialah beribadah
kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang
dilakukan-Nya di antara kamu.

Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan
dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu itu. (1 Samuel 12:23-25)

Di sini tidak ada yang sudah ditakdirkan sebelumnya.
Samuel menujukkan ke depan konsekuensi yang akan mereka terima jika mereka
terus memberontak terhadap Pencipta mereka. Sesaat sebelum kematian Musa, dia
memberi sebuah seruan keras kepada seluruh bangsa Israel untuk menggunakan
kebebasan memilih yang diberikan oleh Yahuwah dan menggunakannya untuk memilih kebenaran:

Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan
kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,

dengan mengasihi Yahuwah, Eloahmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab Dialah hidupmu dan yang menentukan
panjang umurmu. (Ulangan 30:19-20)

Musa, sahabat Yang Mahatinggi, hamba yang rendah
hati yang kepadanya Yahuwah berbicara “muka dengan muka, sama seperti
seseorang berbicara dengan sahabatnya”, (Keluaran 33:11), dengan tegas
menolak tanda-tanda takdir, dan dengan jelas menyatakan bahwa itu adalah pilihan setiap individu.

Namun, yang paling buruk dari semuanya, adalah apa
yang takdir ajarkan mengenai karakter Yahuwah. Takdir itu tidak adil karena orang-orang
yang tidak terpilih yang ditakdirkan untuk tidak selamat bukan karena kesalahan
yang mereka buat sendiri! Memang benar bahwa hati dari seorang manusia yang
telah jatuh telah dirusak dengan dosa. “Betapa liciknya hati, lebih licik
dari pada segala sesuatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”. (Yeremia
17: 9). Adalah juga benar bahwa keselamatan adalah hadiah gratis dari Yahuwah:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, itu adalah karunia Yahuwah”. (Efesus 2:8). Kesalahan masuk ketika
pilihan manusia dihilangkan.

Alkitab menyatakan bahwa “Yahuwah adalah kasih”.
(1 Yohanes 4:8). Eloah yang pengasih tidak akan menghilangkan kebebasan memilih
dari anak-anak-Nya yang berharga, dan memainkan semacam lotre ilahi, memilih
beberapa orang untuk diselamatkan, dan banyak yang akan tidak selamat.

Tidak ada tindakan seperti itu yang merupakan
tindakan yang adil. Alkitab mengungkapkan karakter Sang Pencipta:

Beginilah firman Yahuwah: “Janganlah orang
bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah
karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,

Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah
karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Yahuwah
yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya
itu Kusukai, demikianlah firman Yahuwah. (Yeremia 9: 23-24)

Doktrin takdir adalah sebuah keyakinan yang sangat
merusak. Doktrin ini menyatakan Sang Pencipta yang penuh kasih sebagai pribadi
yang kejam, tak berperasaan dan sewenang-wenang. Hal ini bertentangan dengan
Kitab Suci, yang menyatakan Dia sebagai Bapa yang penuh kasih yang tidak menginginkansatupun manusia binasa. Hasilnya
adalah penolakan hati manusia pada bentuk ketidakadilan yang dingin tersebut.
Mereka berpaling, dan tidak memahami bahwa atribut karakter ini bukanlah milik
Yahuwah, tetapi telah dipalsukan dan dikaitkan dengan-Nya oleh musuh Yahuwah
dan manusia, yaitu Setan.

Keyakinan-keyakinan yang salah tentang karakter Sang
Penebus menjadi tembok pemisah di antara jiwa dan Penciptanya. Yahuwah meminta
semua orang untuk menanggalkan semua keyakinan yang tidak didasarkan pada
Alkitab. Terimalah kasih yang Dia miliki untuk anda. Anda akan melihat
kedalaman keindahan dalam karakter ilahi yang akan menarik anda kepada-Nya
dengan ikatan kasih yang tak terbatas. Dia tidak duduk menjauh dan terpisah
dari ciptaan-Nya, dan dengan sewenang-wenang memilih beberapa orang untuk
diselamatkan dan memilih yang lain untuk tidak diselamatkan. Sebaliknya, Ia
aktif terlibat dalam menarik semua orang
datang kepada diri-Nya karena Dia merindukan agar semua orang dapat diselamatkan.

saving the lost

“Dari jauh Yahuwah menampakkan diri
kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan
kasih setia-Ku kepadamu”. (Yeremia 31:3).

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.