World's Last Chance

Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

While WLC continues to uphold the observance of the Seventh-Day Sabbath, which is at the heart of Yahuwah's moral law, the 10 Commandments, we no longer believe that the annual feast days are binding upon believers today. Still, though, we humbly encourage all to set time aside to commemorate the yearly feasts with solemnity and joy, and to learn from Yahuwah's instructions concerning their observance under the Old Covenant. Doing so will surely be a blessing to you and your home, as you study the wonderful types and shadows that point to the exaltation of Messiah Yahushua as the King of Kings, the Lord of Lords, the conquering lion of the tribe of Judah, and the Lamb of Yahuwah that takes away the sins of the world.
WLC Free Store: Closed!
Nubuatan Alkitab, Pembelajaran Alkitab, Video, Artikel, & Masih Banyak Lagi!

Sabat Lunar

Sabat Sabtu? Atau Sabat Lunar?

Karena cinta orang-orang mengeluarkan segala kemampuan
mereka untuk menyenangkan orang yang mereka cintai. Ini adalah reaksi alami
dari hati yang mengasihi. Hal ini tidak dipandang sebagai sebuah kewajiban,
tetapi sebuah sukacita dan hak istimewa! Inilah arti Sabat yang sejati bagi
semua orang yang mencintai Pencipta mereka dan ingin menghormati Dia. Di bagian
paling awal dunia ini, hari ketujuh telah dipisahkan sebagai hari untuk
beristirahat dan untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Mereka yang menghargai hujan
pemeliharaan dari Bapa surgawi yang penuh kasih atas mereka, ingin menaati-Nya
dan menyembah-Nya pada hari Sabat yang sejati.

Pertanyaan yang kemudian muncul: “Hari yang
mana Sabat Alkitab? Hari yang mana yang merupakan Sabat hari ketujuh Alkitab
yang sejati?” Ada banyak perbedaan, ada banyak keyakinan yang dipegang
mengenai kapan waktu untuk beribadah. Tiga dari pandangan-pandangan ini adalah
sebagai berikut:

  1. Banyak orang yang percaya
    bahwa tidak diperluhkan hari khusus untuk beristirahat karena Yahuwah harus
    disembah setiap hari.
  2. Pemelihara Sabat Sabtu
    percaya bahwa karena hari Sabtu adalah hari terakhir dari mingguan tujuh hari
    moderen, maka itu sudah pasti adalah Sabat hari ketujuh yang sejati. Karena siklus
    mingguan moderen berlangsung tanpa henti, mereka percaya bahwa hari Sabtu telah
    diturunkan tanpa henti dari masa Penciptaan sebagai Sabat hari ketujuh yang
    sejati.
  3. Yang lain percaya bahwa kumpulan
    bukti Alkitab dan sejarah menunjukkan bahwa Sabat yang sejati hanya dapat
    ditemukan dengan menggunakan kalender luni-solar yang digunakan pada zaman
    Alkitab.

Meskipun benar bahwa seseorang harus beribadah setiap hari, Sang Penguasa alam semesta sendiri
secara tegas memerintahkan bahwa pada hari ketujuh, pekerjaan harus ditinggalkan
dan waktu khusus akan dihabiskan bersama dengan-Nya. Hari Sabat bukan hanya
hari ibadah. Hari ini juga secara
khusus adalah hari tanpa pekerjaan.
Yahuwah bahkan menyatakan bahwa hari Sabat adalah tanda antara diri-Nya dengan
anak-anak-Nya sampai selama-lamanya.
Artikel ini akan mempertimbangkan bukti apakah Sabat yang sejati adalah “Sabat
Sabtu” ataukah “Sabat lunar.”

“Tidak
ada alasan bagi siapa pun untuk mengambil posisi bahwa tidak akan ada lagi
kebenaran yang akan terungkap, dan bahwa semua pengetahuan Alkitab kita sudah
tidak memiliki kesalahan. Fakta bahwa ajaran-ajaran tertentu telah dijalani
sebagai kebenaran selama bertahun-tahun… adalah bukan bukti bahwa gagasan-gagasan
kita telah bebas dari kesalahan. Waktu tidak akan membuat kesalahan menjadi kebenaran,
dan kebenaran akan bersikap adil. Tidak ada ajaran yang benar yang akan
kehilangan sesuatu melalui penyelidikan yang seksama.” Counsels to Writers and
Editors, hal. 35.

Bagi semua orang yang ingin mengetahui kebenaran, akan
tiba waktunya mereka akan sampai pada jalan bercabang. Prasangka pribadi, tradisi
dan gagasan-gagasan prasangka seharusnya tidak tegak di dalam pikiran seseorang
yang ingin mengetahui “Kebenaran, seluruh Kebenaran dan bukan yang lain
selain Kebenaran.” Jika para pencari kebenaran mau belajar dengan pikiran yang
terbuka, bersedia untuk mematuhi apa yang telah terungkap jika itu terbukti
bahwa itu adalah kebenaran, maka kebenaran akan terungkap dalam pikirannya dan
ia tidak perlu tetap tinggal di dalam kesalahan. Ini adalah semua hal yang
dibutuhkan oleh semua orang yang akan mempelajari perihal Sabat Alkitab yang
sejati.

Alkitab menyatakan bahwa seluruh pertikaian antara Sang
Pencipta dan Setan berada di dalam pertempuran mengenai peribadatan. Ini adalah
perang bagi pikiran setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak yang hidup hari
ini. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana bagi semua orang di bumi ini untuk
mengkaji hal-hal ini bagi diri mereka sendiri. Semua orang harus belajar dan mengetahui
dengan pasti apakah hari beribadah yang sejati adalah Sabat Sabtu atau Sabat
Lunar.

Solar? Lunar? atau Lunar-Solar?

Jika hari khusus untuk beribadah (hari Sabat) adalah
penting maka adalah sesuatu yang sangat penting untuk menggunakan cara yang
tepat untuk menemukan hari itu. Dengan kata lain, kalender yang benar harus
digunakan. Waktu hanya bisa diukur melalui pergerakan. Ada tiga jenis kalender
utama:

  • Kalender Solar (Kalender sipil moderen, kalender Gregorian, adalah kalender solar,
    atau kalender matahari.)
  • Kalender Lunar  (kalender agama yang digunakan
    oleh umat Islam adalah kalender lunar, atau kalender bulan.)
  • Kalender Luni-solar (kalender ini juga kadang-kadang disebut kalender Lunar-Solar, atau
    kalender Bulan-Matahari.)

Sejarah dan penggalian arkeologi mengungkapkan bahwa
semua peradaban kuno menggunakan kalender luni-solar. Sementara orang-orang Mesir
adalah yang pertama mengadopsi kalender solar [matahari], kalender asli mereka
juga adalah kalender lunar-solar. Cara kuno perhitungan waktu yang sangat
akurat ini mengaitkan bulanan bulan dengan tahun matahari melalui beberapa
pengamatan di alam.

Pergerakan
matahari, bulan dan bintang-bintang adalah satu-satunya pengukur waktu yang
akurat. Bahkan dengan jam atom moderen, sepanjang waktu diukur melalui siklus
benda-benda langit. Hari dan tahun keduanya diukur melalui pergerakan cahaya
yang terlihat dari bumi.

Satu tahun matahari memiliki panjang 365 hari. Tahun
bulan adalah 11 hari lebih pendek dari tahun matahari. Dengan demikian, tanggal
dalam kalender lunar yang ketat akan mengambang melalui musim dalam tahun
matahari. Berbagai budaya yang menggunakan kalender lunar-solar, melabuhkan
bulanan bulan pada titik yang berbeda pada tahun matahari. Beberapa, seperti
orang Mesir kuno, menggunakan terbitnya bintang Sirius, pada saat titik balik
matahari musim panas. Lainnya, seperti suku Aztec dan Maya, menggunakan titik balik
matahari musim dingin sebagai tahun baru mereka. Baru-baru ini, ketika Perancis
mengadopsi kalender yang berbeda selama Revolusi Perancis, tahun baru mereka dimulai
pada titik balik matahari musim gugur. (Untuk informasi lebih lanjut mengenai
reformasi kalender Perancis dan Uni Soviet, lihat e-course “Changing Weeks:
Hiding Sabbath”.)

Bukti sejarah menunjukkan bahwa sejauh ini sebagian
besar kalender kuno mengawali tahunannya pada musim semi, pada atau dekat saat
musim semi (titik balik matahari musim semi). Bangsa Israel juga menggunakan
kalender luni-solar dan mengawali tahun mereka pada musim semi. Perayaan
tahunan mereka dan Sabat hari ketujuh ditentukan dengan menggunakan kalender
lunar-solar yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta pada awal dunia.

Sabat Lunar dalam Alkitab

Kalender Sang Pencipta adalah alat yang sangat
penting untuk menemukan Sabat hari ke-tujuh yang sejati yang berisi
“meterai Yahuwah”: janji kesetiaan seseorang kepada Sang Pencipta.
Alkitab menyatakan bahwa pada masa penciptaan, baik matahari maupun bulan
diberikan untuk memberikan terang serta sarana untuk menandai perihal waktu.
Kalender matahari modern tidak
menggunakan bulan untuk mengatur waktu. Juga kalender Hindu atau kalender lunar
Muslim tidak menggunakan matahari. Hanya kalender lunar-solar kuno yang memenuhi kriteria menggunakan baik matahari
maupun bulan dalam sistem pengatur waktunya.

Banyak orang yang memelihara hari-hari raya yang
tercantum dalam Imamat pasal 23 masih menguduskan hari Sabat Sabtu. Mereka
percaya bahwa kalender lunar-solar hanya digunakan untuk perayaan tahunan, karena
hari Sabtu dalam kalender matahari modern telah diturunkan dalam siklus
mingguan tanpa henti sejak masa Penciptaan. Tapi ini adalah dua metode pengatur
waktu yang berbeda! Tidak ada di dalam Alkitab disebutkan terdapat dua sistem pengatur
waktu yang terpisah dan berbeda. Pada masa Penciptaan, satu kalender telah
ditetapkan dan diperlukan matahari dan bulan sebagai pembentuknya.

Dan . . . Berfirmanlah [Yahuwah]: “Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda-tanda yang menunjukkan musim-musim yang
tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala
biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Dan . . .
[Yahuwah] menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, . . .  [dan Dia] menaruh semuanya itu di cakrawala
untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. (Kejadian 1: 14-18, KJV).

fase bulan
Sang Pencipta telah merancang sistem pengatur-waktu yang menggunakan matahari dan bulan untuk mengatur waktu.

Tepat di bagian ini, dalam pasal pertama dari buku
pertama dari Alkitab, prinsip ini menetapkan bahwa dua benda penerang yang
besar itu harus digunakan untuk menandai waktu untuk beribadah dan sebagai
tanda, atau tanda kesetiaan kepada Sang Pencipta. Kata yang diterjemahkan
“tanda-tanda” berasal dari kata Ibrani ôwth, yang berarti sebuah
tanda atau cap. “Kata ini merupakan sesuatu yang menjadi tanda khusus dari
seseorang atau kelompok…. Kata itu berarti ‘tanda’ sebagai sebuah pengingat kewajiban
seseorang.” (Lihat # 226, The New Strong’s Expanded Dictionary of Bible
Words.)

Hari Sabat adalah tanda yang olehnya umat Sang
Pencipta ditandai dan ditetapkan sebagai pembeda dari semua orang lain di bumi.
Kata Ibrani yang diterjemahkan “musim-musim” bahkan lebih
mengungkapkannya. Kata ini adalah mo’ed. Penggunaan kata ini yang mengungkapkan
bahwa Sabat yang sejati pada masa Penciptaan ditentukan oleh bulan. Mo’ed
adalah kata yang digunakan khusus untuk merujuk pada perayaan tahunan.

Karena hari raya orang Yahudi terjadi secara
berkala, sehingga kata ini digunakan untuk mengenali hari-hari raya itu. . . Mo’ed
digunakan dalam arti luas untuk semua acara agama. Itu terkait erat dengan
Kemah Suci itu sendiri. . . [Yahuwah] bertemu orang Israel di sana pada waktu
tertentu untuk mengungkapkan kehendak-Nya. Ini adalah istilah umum untuk waktu
perkumpulan ibadah umat. . . [Yahuwah].” (Lihat #4150, “Lexical Aids
to the Old Testament,” Hebrew-Greek Key Word Study Bible, KJV.)

Jauh dari menghadirkan dua sistem pengatur waktu yang
berbeda, Alkitab menyajikan hanya satu: kalender lunar-solar dimana perayaan
tahunan serta Sabat hari ketujuh, harus dihitung. Imamat pasal 23 adalah daftar
dari perayaan suci Yahuwah. Dari perayaan musim semi sampai kepada perayaan-perayaan
musim gugur, Imamat pasal 23 melukiskan semuanya. Tapi “perayaan” paling
pertama yang tercantum adalah perayaan mingguan: Sabat hari ketujuh.

Dan . . . [Yahuwah] berfirman kepada Musa:
“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Hari-hari
raya yang ditetapkan Yahuwah yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan
kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan, adalah yang berikut. Enam hari lamanya
boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat,
hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan
sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi Yahuwah di segala tempat kediamanmu”….
(Imamat 23: 1-3)

Dari Sabat itu, Yahuwah melanjutkan daftar perayaan
tahunan (atau mo’edim) tapi perayaan paling pertama yang Dia berikan adalah
Sabat hari ketujuh.

Sabat Lunar:
Sebuah hari suci untuk beristirahat, itu adalah hari ketujuh dan terakhir dari
setiap minggu di dalam sebuah bulanan. Siklus mingguan dimulai ulang pada
setiap Bulan Baru. Empat minggu lengkap akan mengikuti Hari Bulan Baru.

Mazmur 104: 19 adalah saksi lain dari Alkitab bahwa
Sabat hari ketujuh harus ditentukan dengan bulan:

“Dia menetapkan [menciptakan] bulan sebagai
penentu musim-musim.” (Mazmur 104: 19, KJV)

Kata yang diterjemahkan “musim-musim”,
sekali lagi, adalah mo’edim. Catatan Alkitab konsisten: hanya ada satu metode pengatur-waktu
yang disajikan di dalam Alkitab. Itu adalah kalender lunar-solar yang dikokohkan
oleh Yahuwah sendiri pada saat Penciptaan. Kalender ini menentukan semua waktu
yang ditetapkan untuk beribadah, mo’edim itu.

Kalender Lunar-Solar dari Alkitab

Hari pertama sebuah bulan pada kalender luni-solar
adalah Hari Bulan Baru. (Untuk penggunaan istilah “Bulan Baru” di dalam
Alkitab, lihat: I Samuel 20: 5, 18 & 24; 2 Raja-raja 4:23; Mazmur 81: 3;
Yesaya 66:23; Yehezkiel 46: 1; dan Amos 8: 5.)

Kalender Sang Pencipta

Pada kalender kuno, Sabat hari ketujuh selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap bulan.

Pada kalender lunar-solar Alkitab, setiap bulanan (atau
bulanan bulan di langit) selalu dimulai dengan sebuah Hari Bulan Baru, yang
dengan sendirinya tergolong sebagai hari ibadah. Enam hari kerja mengikuti pada
hari kedua sampai hari ketujuh pada bulan itu. Sabat hari ketujuh selalu jatuh
pada tanggal 8, 15, 22 dan 29 setiap bulan lunar.

Alkitab sendiri mendukung bentuk susunan kalender
ini. Setiap kali Sabat hari ketujuh diberikan dalam bentuk tanggal di dalam
Alkitab, itu akan selalu jatuh pada tanggal 8, 15, 22 atau 29 pada bulan itu.
Entah tanggal itu sendiri disebutkan atau tanggal itu hanya kontekstual dalam
rincian yang lain, secara konsisten memungkinkan sesuai dengan perhitungan itu.
Contohnya, kisah tentang Keluaran dari Mesir yang mengandung tanggal tertentu
dan rincian selama tiga bulan berturut-turut, yang semuanya memiliki Sabat hari
ketujuh jatuh pada tanggal 8, 15, 22 dan 29 untuk setiap bulan! Rincian
kalender ini dikonfirmasi 40 tahun kemudian pada perayaan paskah Yosua dan lagi
pada penyaliban Sang Juruselamat.

Seperti disebutkan sebelumnya, tahun bulan lebih
pendek dari tahun matahari dan tanpa melabuhkan bulan lunar ke tahun matahari,
musim akan mengambang sepanjang kalender. Tahun Baru yang benar berlabuh pada titik
balik matahari musim semi. Dengan demikian, setiap dua sampai tiga tahun, satu
bulan tambahan ketiga belas akan ditambahkan pada tahun itu. Tahun yang seperti
ini disebut tahun embolismik, karena satu bulan tambahan ditambahkan untuk
membawa bulanan kembali selaras dengan musim. Yehezkiel memberikan bukti
Alkitabiah untuk bulan ketiga belas yang digunakan dalam tahun embolismik.
(Lihat artikel: “Ezekiel’s 13th Month.”)

Kalender lunar-solar Penciptaan adalah metode pengatur-waktu
yang paling akurat. Indah dan tepat. Itu adalah pengatur-waktu rancangan Ilahi.
Yeremia 31:35 mengacu pada Yahuwah yang memberikan “aturan” (atau
hukum) pada bulan. Aturan pengatur-waktu Ilahi begitu sederhana hingga seorang
gembala di lereng bukit bisa mengamatinya seakurat para ahli astronomi di
observatorium menghitungnya. Bahkan menghitung sampai hari Pentakosta, yang
telah lama membingungkan banyak orang karena dua spesifikasi hitungan tampak
bertentangan, dapat secara akurat ditentukan hanya dengan menggunakan kalender
lunar-solar.

Yahudi dan hari Sabat

pendeta Yahudi
Para sarjana Yahudi mengakui bahwa kalender yang sekarang mereka gunakan bukan kalender Alkitab.

Meskipun benar bahwa orang-orang Yahudi zaman
sekarang beribadah pada hari Sabat Sabtu, ini tidak membuktikan bahwa hari
Sabtu adalah Sabat yang sejati. Mereka tidak selalu menyembah pada hari Sabat
Sabtu. Para Sarjana Yahudi dengan jelas menyadari bahwa metode penanggalan asli
sudah berbeda dari kalender modern dan di bawah penganiayaan selama abad
keempat Masehi, orang-orang Yahudi telah melepaskan kalender lunar-solar asli
mereka.

Mengumumkan Hari Bulan Baru melalui pengamatan Bulan
Baru, dan tahun baru saat datangnya musim semi, hanya dapat dilakukan oleh
Sanhedrin. Pada masa Hillell II [abad 4 Masehi], Presiden terakhir dari
Sanhedrin, orang Romawi melarang praktek ini. Oleh karena itu Hillel II
terpaksa meresmikan kalender tetapnya, dampak ini membuat Sanhendrin memberikan
persetujuan pada kelander itu di semua tahun-tahun berikutnya. (“The
Jewish Calendar and Holidays (incl. Sabbath)”: The Jewish Calendar;
Changing the Calendar, www.torah.org, penekanan ditambahkan.)

Bulan baru itu tetap, dan hari Sabat awalnya,
tergantung pada siklus bulan. (Universal Jewish Encyclopedia, hal. 410)

Setelah kalender lunar-solar kuno telah ditinggalkan,
pengetahuan tentang Sabat yang sejati hilang dengan penerimaan kalender kafir
Julian.

Sabat Lunar Hilang

kalender pra-julian
Prasasti batu dari kalender Julian mula-mula ini dengan jelas menunjukkan sebuah minggu yang terdiri dari delapan-hari. Orang-orang Israel tidak menggunakan kalender Julian untuk menemukan Sabat hari ketujuh. Mereka menggunakan kalender luni-solar asli dari masa Penciptaan.

Kalender Republik Romawi, seperti kalender Ibrani, awalnya
juga adalah kalender lunar-solar. Pada tahun 45-46 SM, Julius Caesar
mereformasi kalender Romawi asli dan, dengan bantuan seorang astronom
Aleksandria, Sosigenes, menciptakan kalender matahari baru dengan siklus
mingguan yang tidak perna berhenti yaitu: kalender Julian. Walaupun kalender
Julian telah digunakan pada zaman Mesias, orang Israel tidak menggunakannya karena
mingguan awal kalender Julian adalah terdiri dari delapan hari lamanya! Bangsa
Israel masih menggunakan kalender lunar-solar asli mereka dan menyembah pada
hari ketujuh dalam setiap minggu.

Sejak saat itu, sampai abad keempat, orang-orang Israel
dan orang-orang Kristen zaman kerasulan terus menggunakan kalender Alkitab
untuk menentukan hari ibadah agama mereka. Dengan meningkatnya kekuasaan
orang-orang Kristen yang telah dikafirkan di Roma, hal ini menyebabkan dimulainya
pertikaian ribuan tahun atas bagaimana ‘cara memperingati kematian dan
kebangkitan Juruselamat’. Orang-orang Kristen di Roma ingin merayakan
kebangkitan Mesias pada Paskah Easter Kafir. Sementara orang-orang Kristen
kerasulan, di sisi lain, ingin memperingati kematian Yahushua pada Paskah
Passover yang asli.

Titik pertentangan muncul tampak seperti tipuan sederhana:
Paskah Easter melawan Paskah Passover. Namun, Isu-isu yang dipertaruhkan ini, sangat
besar. Satu-satunya cara untuk menentukan kapan Paskah Passover terjadi adalah
dengan menggunakan kalender luni-solar Alkitab. . .

Kalender menentukan waktu dan Konsili Nicea telah
memutuskan untuk meninggalkan perhitungan kalender  Yahudi dan sebagai gantinya digunakanlah
kalender kafir Julian. Hal ini secara efektif menghancurkan pengetahuan tentang
Sabat yang sejati dan tempatnya diganti dengan Sabat Sabtu kafir. Para Sarjana
Yahudi mengakui fakta ini juga.

Dalam sebuah penjelasan yang semangat mengenai
Konsili Nicea, sarjana Yahudi Heinrich Graetz menulis:

“Pada rangkaian terakhir yang menyentak dalam
Konsili Nicea  yang menghubungkan
Kekristenan dengan sumber awalnya. Perayaan Paskah Easter telah diadakan sampai
sekarang  dan telah dirayakan  hampir sama dengan Paskah Passover Yahudi,
dan memang pada hari yang dihitung dan ditetapkan oleh Sanhendrin di Yudea untuk
perayaan tersebut; tapi di masa depan pelaksanaannya telah diatur sendiri
bersama-sama terlepas dari kalender Yahudi. . . . (History of the Jews,
published by the Jewish Publication Society of America, 1893, Vol. II, lihat
hal. 563-564.)

Konsili Nicea memberikan dampak yang luas dan sangat
dalam terhadap hari sabat yang sejati. Sampai hari ini para sarjana Katolik
mendasarkan otoritas Gereja Katolik pada tindakan perubahan hari Sabat ini dari
hari Sabat yang sejati yang ditentukan dengan kalender lunar-solar menjadi hari
Minggu pada kalender Julian yang memiliki siklus tanpa henti. Kalender Kafir Julian,
melegalkan pada tempatnya, seluruh sistem agama palsu. Dengan begitu Sabat yang
sejati menjadi terkubur di bawah tradisi dan asumsi ratusan tahun bahwa mingguan
moderen telah bersiklus terus menerus tanpa henti sejak masa Penciptaan.

Memperbaiki Tembok Yang Tembus: Memulihkan Sabat Lunar

Yesaya pasal 58 berisi nubuatan yang indah tentang pekerjaan
yang harus dilakukan oleh generasi akhir zaman. “Engkau akan membangun
reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan
oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok
yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat
dihuni.” Yesaya 58:12)

Pesan tiga malaikat dari kitab Wahyu pasal 14 mengandung panggilan untuk beribadah pada hari Sabat Alkitab yang sejati.

Ini adalah pekerjaan orang-orang yang telah berjanji
setia kepada Sang Pencipta mereka dengan menyembah-Nya pada hari suci-Nya yang
sejati, Sabat Alkitab yang sejati. Untuk memperbaiki lubang yang dibuat dalam
hukum Yahuwah, untuk membersihkan sampah kesalahan dan tradisi, kumpulan asumsi
ratusan tahun, adalah pekerjaan besar yang dilakukan oleh orang-orang dari
generasi akhir. Wahyu berisi peringatan tiga-bagian, yang menyerukan kepada semua
orang untuk “Takutlah akan [Yahuwah] dan muliakanlah Dia . . . dan
sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata
air.” (Lihat Wahyu 14: 6-10).

Perihal ini adalah yang paling penting bagi semua orang
yang sekarang hidup. Sabat yang sejati adalah tanda kesetiaan yang membedakan
mereka yang bersedia untuk taat dengan orang-orang yang berpegang teguh pada
tradisi dan asumsi. Semua orang harus mempelajari perihal Sabat lunar,
fakta-fakta sejarah kalender, dan pasal-pasal yang terkait dari Alkitab. Perang Armageddon, seperti pertikaian yang
lain adalah peperangan panjang antara Yahuwah dan Lusifer, yang bertempur di
medan perang peribadatan.

Semua orang yang ingin menghormati Sang Pencipta
mereka akan memilih untuk menyembah Dia pada hari yang telah Dia berkati dan kuduskan:
hari ketujuh dalam sebuah minggu pada kalender luni-solar, hari Sabat Lunar
yang sejati.


Klik di sini untuk melihat Seri Sabat
Lunar Dalam Pembelaannya.

“Jikalau seseorang
memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.”
–Amsal
18:13, KJV

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.