World's Last Chance

Mempersiapkan Hati dan Pikiran untuk Kedatangan Yahushua Secara Tiba-tiba!

WLC Free Store: Closed!
Mempersiapkan Hati dan Pikiran untuk Kedatangan Yahushua Secara Tiba-tiba!

WLC Radio

Apa yang Harus Saya Lakukan untuk Diselamatkan?

0:00
0:00
Note: The below transcript is an automatically generated preview of the downloadable word file. Consequently, the formatting may be less than perfect. (There will often be translation/narration notes scattered throughout the transcript. These are to aid those translating the episodes into other languages.)

Program 132
Apa yang Harus Saya Lakukan
untuk Diselamatkan?

Ini adalah W. B! C! Q! Menghadirkan Radio World’s Last Chance kepada anda dari Monticello, Maine, Amerika Serikat.

Kerinduan hati dari setiap orang Kristen selama 2000 tahun adalah melihat Sang Juruselamat kembali dan mendirikan sebuah kerajaan kekal di atas bumi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia mengungkap bahwa hal itu akan segera terjadi. Tetaplah bersama kami untuk belajar cara anda dapat bersiap secara rohani menghadapi peristiwa-peristiwa akhir zaman.

Radio WLC: mempersiapkan orang untuk hidup dalam kerajaan Yahuwah di bumi yang akan ditegakkan saat Kristus kembali, tidak lama lagi!

* * *

“Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuan Yahushua Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kitab Kisah Para Rasul pasal 16 ayat 29 sampai ayat 31).

Sepotong sejarah kerasulan yang mendebarkan ini mengandung pertanyaan paling penting yang dapat diutarakan oleh bibir manusia. Pertanyaan ini bukan mengenai apa yang harus saya lakukan untuk memperoleh kesehatan, atau kekayaan, atau ketenaran, atau kedudukan tinggi dalam hirarki kekuasaan dan keagungan manusia; tetapi jauh lebih dari semua hal-hal itu, pertanyaannya adalah: "Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Dan sebanding dengan pentingnya pertanyaan ini, jawabannya pun diberikan dengan sangat jelas: “Percayalah kepada Tuan Yahushua Kristus.” Percaya dan ber-iman adalah hal yang sama…

Saya menyebut ini sebagai sebuah jawaban yang sangat jelas, karena, dengan adanya Alkitab di depan kita, adalah mudah untuk menemukan apa yang dimaksud dengan percaya kepada Tuan Yahushua Kristus. Subjek ini diletakkan di depan kita dalam terang yang sangat jelas. Sebagai contoh, kita tahu bahwa sebuah pesan yang dikirim membuat orang yang membawanya menjadi seorang utusan, dan untuk dapat disebut benar-benar percaya pada sang utusan itu maka artinya kita perlu mempercayai pesan yang dibawanya. Sekarang, di antara atribut-atributnya yang lain, kita mendapati bahwa atribut sebagai seorang utusan secara tegas dikaitkan juga kepada Kristus, dan bahwa dia telah diutus sebagai pembawa pesan dari Yahuwah kepada manusia. Oleh karena itu, dia disebut “utusan perjanjian” (Maleakhi 3:1); “Rasul dan Imam Besar yang kita akui” (Ibrani 3:1). Kata "rasul" di sini diterapkan pada Tuan Yahushua, menyampaikan gagasan yang sama, karena kata ‘rasul’ berarti "seorang utusan, duta besar. ” Dan dalam perumpamaan tentang kebun anggur sang Juruselamat berbicara tentang dirinya sendiri dengan cara yang sama: “dan akhirnya Dia [Bapa] mengutus anak-Nya kepada mereka.” Jadi, sekali lagi, dia berkata, “Aku diutus untuk memberitakan kerajaan Yahuwah” …Bapa berkata, “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi; dengarkanlah dia” (Lukas 9:35). Dan Musa berkata, “Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi” (Kisah Para Rasul 3:22-23).

Para pendengar, untuk memperjelas topik ini, kita melihat bahwa Tuan Yahushua diperhadapkan kepada kita juga sebagai seorang saksi yang memberikan kesaksian. Karena itu ia disebut “Saksi yang setia dan benar” (Wahyu 3:14). Dan ketika berbicara tentang dirinya sendiri, dia berkata, “Untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya aku memberi kesaksian tentang kebenaran” (Yohanes 18:37). Jadi, pesan atau doktrin yang dia khotbahkan adalah “kesaksiannya”, dan Kitab Suci meyakinkan kita bahwa “Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Yahuwah adalah benar,” tetapi di sisi lain, “barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Yahuwah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:33, 36).

Kita sekarang telah ditunjukkan, dengan berbagai ilustrasi dan bukti yang begitu banyak, bahwa “percaya kepada Tuan Yahushua Kristus,” dalam pengertian yang benar dan berdasarkan Kitab Suci, adalah dengan jalan percaya dan mematuhi pesan atau kesaksian yang telah Dia nyatakan kepada manusia.

Lalu apakah pesan atau kesaksian itu, yang begitu penting untuk keselamatan? Nasib kekal kita bergantung pada jawaban yang benar atas pertanyaan ini; dan terpujilah Elohim karena kita tidak dibiarkan tinggal dalam kegelapan terkait topik yang begitu penting ini. Petrus dengan sangat tepat telah menunjukkan jalan yang dengannya kita dapat menemukan apa pesan itu. Dia mengatakan bahwa “Itulah firman yang Yahuwah kirimkan kepada orang-orang Israel, yaitu pemberitaan damai sejahtera yang dilakukan oleh Yahushua Kristus di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes,” (Kisah Para Rasul 10:36-37). Dengan “kejelasan ucapan yang luar biasa” seperti ini, bagaimana mungkin kita melewatkan kata atau pesan yang sedang kita cari? Kita telah diberi tahu:

Pertama, Siapa yang mengirimkan pesan itu — “Itulah firman yang Yahuwah kirimkan”;

Ke-2, kepada siapa pesan itu dikirim — "kepada orang-orang Israel";

Ke-3, melalui siapa pesan itu dikirim — “oleh Yahushua Kristus”;

Ke-4, di wilayah mana pesan itu disebarkan — “di seluruh tanah Yudea”;

Ke-5, dimulai dari mana pesan itu disampaikan — “mulai dari Galilea”;

Ke-6, pada waktu kapan pemberitaan itu dimulai — “sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes.”

Petunjuk yang jelas seperti itu membawa kita langsung ke kitab Markus pasal 1 ayat 14, yang mengatakan, “Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yahushua ke Galilea memberitakan Injil Yahuwah.”

Betapa akuratnya hal ini sesuai dengan bahasa Petrus! Setelah suara Yohanes dibungkam, sang Juruselamat yang telah diurapi “mulai dari Galilea” memproklamirkan “Injil Kerajaan Yahuwah.” Ayat lain dari Kitab Suci memberi tahu kita bahwa dia “berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Yahuwah” (Matius 4:23). Dia tidak hanya membatasi pelayanannya pada wilayah itu, tetapi menyatakan pesan agung yang sama “ke seluruh Yudea,” seperti yang dapat kita baca di dalam kitab Lukas pasal 8 ayat 1, di mana dikatakan bahwa dia: “berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Yahuwah.” Ketika orang-orang Kapernaum mendesaknya untuk tinggal lebih lama bersama mereka, dia menolak, dengan mengatakan, “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Yahuwah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43).

Jadi saya telah dengan jelas dan dengan banyak bukti menunjukkan bahwa “Injil Kerajaan itu” adalah pesan atau kesaksian agung, yang telah dibawa Kristus kepada manusia. Oleh karena itu, “Injil Kerajaan itu” adalah apa yang harus kita percayai sebelum kita dapat benar-benar dikatakan “percaya kepada Tuan Yahushua Kristus.” Dia telah memerintahkan kita untuk percaya pada Injil itu. “Yahushua datang ke Galilea memberitakan Injil Yahuwah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Yahuwah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Markus 1:14-15). Tentu saja dia tidak memerintahkan mereka untuk percaya pada “injil lain” selain dari yang dia telah beritakan. Oleh karena itu, bahasa itu membuktikan bahwa dia memerintahkan mereka untuk percaya pada Injil yang sama yang dia khotbahkan — “Injil Kerajaan Yahuwah.” Adakah orang yang membayangkan bahwa menaati perintah-perintahnya tidaklah penting? “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46). “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:14). “Apa pun yang dikatakannya kepadamu, lakukanlah” (Yohanes 2:5). “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15). Menaati perintah-perintahnya adalah ujian kasih kita kepadanya, dan tentu saja tidak ada orang yang bisa diselamatkan tanpa mengasihinya, karena hukuman yang menakutkan telah disampaikan: “Siapa yang tidak mengasihi Tuan, Anathema Maranatha,” artinya terkutuklah dia ketika Tuan datang (1 Kor. 16:22).

Karena anak Yahuwah telah memberi kita teladan dan menjadikan Kerajaan Yahuwah sebagai tema agung dan konsisten dalam khotbah-khotbahnya, kita sekarang mengetahui bahwa ini pasti adalah tema yang paling bijaksana, paling mulia dan terbaik yang dapat memenuhi pikiran atau lidah manusia. Tetapi kita juga telah mengetahui bahwa banyak guru-guru moderen, baik yang berada di posisi yang tinggi maupun yang rendah, dengan ketekunan yang buta dan fatal, telah menolak untuk percaya atau mengkhotbahkan Injil Kerajaan yang diberkati itu. Untuk seluruh dunia saya tidak akan berada di posisi para guru yang seperti ini pada hari penghakiman.

Seorang jemaat terkemuka dari sebuah denominasi populer pernah mengatakan kepada saya bahwa dia telah menghadiri pertemuan di gerejanya selama dua puluh lima tahun, tetapi dia tidak ingat pernah mendengar ungkapan — Injil Kerajaan — digunakan di gerejanya, dan dia juga tidak pernah mendengar khotbah tentang hal itu di sana. Seorang pengkhotbah dari sekte besar dan populer lainnya memberi tahu saya bahwa dia mengingat ungkapan, “Injil Kerajaan” dan dia yakin bahwa itu disebutkan “di suatu tempat di salah satu Surat-Surat di dalam kitab perjanjian baru.” Seorang pengkhotbah lain, yang telah mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Ibrani, serta telah lulus dari sekolah teologi, dan telah berkhotbah selama enam tahun; yang kepadanya saya bertanya: apakah ungkapan "Injil Kerajaan" muncul dalam Perjanjian Lama atau Baru, mengatakan bahwa ia yakin itu ada di dalam Perjanjian Lama, "mungkin ada juga di dalam kitab Mazmur," dan bahwa ia tidak pernah mengkhotbahkan khotbah tentang topik tersebut.

Namun, menurut kamus konkordansi Cruden, ungkapan itu sama sekali tidak ditemukan dalam Surat-Surat, kitab Mazmur, atau kitab-kitab lain dalam Perjanjian Lama. Tidakkah kejadian-kejadian ini membuktikan bahwa kemurtadan besar telah terjadi di dunia, dan bahwa manusia telah “meninggalkan iman” dan telah jatuh ke dalam praktik jahat, dimana mereka memberitakan “injil lain” yang berbeda dengan injil yang dikhotbahkan oleh Tuan Yahushua?

Dan bukan hanya Tuan sendiri yang mengkhotbahkan Kerajaan Yahuwah, tetapi para pelayanan pribadi-Nya juga telah melakukannya, “Dia memanggil kedua belas murid-Nya dan mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Yahuwah. Dan pergilah mereka mengelilingi segala kota sambil memberitakan Injil” (Lukas 9:2, 6). Di sini kita menemukan bahwa dalam fraseologi Kitab Suci, memberitakan Kerajaan itu, sama dengan memberitakan Injil. Oleh karena itu, mereka yang tidak memberitakan Kerajaan itu juga secara otomatis tidak memberitakan Injil. Karena begitu pentingnya pekerjaan untuk memberitakan Kerajaan itu sehingga ketika seseorang meminta izin untuk pergi dan menguburkan ayahnya terlebih dahulu, Tuan berkata, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Yahuwah di mana-mana.” (Lukas 9:60).

Kita bisa menyimpulkan bahwa “Injil Kerajaan” itu telah diberitakan ke mana pun para rasul itu pergi, karena kata-kata Sang Guru — “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia” — dan dia secara jelas mengharuskan mereka untuk mengkhotbahkannya. Kita sudah sering mendapati pemberitaan Kerajaan yang dilakukan oleh para rasul. Sebagai contoh, kita menemukan Filipus di Samaria, di mana dia “memberitakan hal-hal tentang Kerajaan Yahuwah dan nama Yahushua Kristus” (Kisah Para Rasul 8:12). Juga, Paulus di Efesus, dan di tempat-tempat lain, memberitakan “hal-hal tentang Kerajaan Yahuwah” (Kisah Para Rasul 19:8; 20:25). Di Roma, Paulus tinggal selama dua tahun penuh, “memberitakan Kerajaan Yahuwah, dan mengajar tentang Tuan Yahushua Kristus” (Kisah Para Rasul 28:23, 31).

Sebagaimana Alkitab mengajarkan hanya satu iman dan satu pengharapan, demikian juga Alkitab hanya mengakui satu Injil, dan menyatakan kutukan ganda atas manusia atau malaikat yang berani “memberitakan Injil yang lain” (Efesus 4:5; Galatia 1:8 -9). Dan sekarang, berdasarkan kesaksian-kesaksian sebelumnya, masihkah anda ragu mengenai: yang manakah injil yang satu itu? Tentunya itu tidak lain adalah “Injil Kerajaan” yang sang Juruselamat katakan harus “diberitakan di seluruh dunia”; dan itulah yang dibawah ke suatu tempat dan injil yang "sama seperti" itu dibawah juga ke tempat yang lain, karena Paulus memberi tahu orang-orang Kolose bahwa injil itu harus disampaikan kepada mereka "sama seperti yang di sampaikan ke seluruh dunia" (Kolose 1:6, 23). Dan karena hanya ada satu Injil, maka itu adalah "Injil Kerajaan Yahuwah" di mana Alkitab mengatakan, "Siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Markus 16:15-16). Jadi perhatikanlah, hukuman yang mengerikan yang menanti mereka yang berkhotbah atau mempercayai “injil lain” selain “Injil Kerajaan itu.”

Tentu saja, memberitakan Injil Kerajaan bukanlah sekadar mengulangi ungkapan itu berulang-ulang di depan orang banyak; karena informasi apa yang dapat mereka peroleh dengan prosedur seperti itu? Kata yang diterjemahkan “Injil” (Evangelion) berarti “sebuah berita baik, kabar gembira, kabar sukacita”. Oleh karena itu, memberitakan Injil Kerajaan adalah memberitakan hal-hal yang merupakan berita baik, atau “kabar gembira tentang Kerajaan itu.” Hal ini diilustrasikan dalam situasi Filipus ketika dia berada di Samaria memberitakan Injil Kerajaan dengan memberitakan “hal-hal tentang Kerajaan Yahuwah dan nama Yahushua Kristus” (Kisah Para Rasul 8:12). Dan kita tahu bahwa pemberitaan Filipus di Samaria selaras dengan pemberitaan Paulus di Korintus, dan dengan semua rasul di semua tempat; karena hanya ada satu Injil yang diberitakan oleh mereka semua. Sama seperti Musa tidak memberikan dua atau lebih jenis hukum yang berlawanan dalam sistem hukumnya; demikian juga Kristus tidak memberikan dua atau lebih Injil yang berlawanan untuk sistem saat ini. Tetapi sama seperti pada zaman dulu, ada orang-orang yang memutarbalikkan Hukum Musa dengan tradisi mereka, demikian juga sekarang ada juga orang-orang yang memutarbalikkan Injil Kerajaan itu dengan tradisi mereka.

Karena bagaimanapun juga, adalah penting bagi orang-orang Samaria untuk percaya pada “hal-hal yang berkaitan dengan Kerajaan Yahuwah dan nama Yahushua Kristus”, dan adalah juga sama pentingnya bagi kita untuk mempercayai hal yang sama; karena adalah tugas kita untuk “berpegang teguh pada standar ajaran yang sehat”; dan “dengan sungguh-sungguh memperjuangkan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus”; serta “tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala dan tempuhlah itu” (2 Timotius 1:13; Yudas 3; dan Yeremia 6:16).

Kita sekarang telah membuktikan bahwa satu-satunya cara untuk mengkhotbahkan atau memercayai Injil Kerajaan itu adalah dengan mengkhotbahkan atau memercayai kebenaran-kebenaran agung yang terkandung dalam Injil itu.

oleh Wiley Jones, 1879, dari The Gospel of the Kingdom in Ten Discourses.

* * *

Anda mendengarkan Radio World’s Last Chance di WBCQ, yang mengudara pada gelombang 31 meter di frekuensi 9330 kilohertz.

Radio Worlds Last Chance: mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang SEGERA kembali!

* * *

Pernahkah Anda merasa terganggu oleh berbagai perintah dalam Perjanjian Lama, seperti menyuruh orang Israel untuk memusnahkan kota ini, atau penduduk itu, dan membunuh semua orang? termasuk wanita, anak-anak, dan bahkan bayi? Tampaknya tidak konsisten dengan karakter cinta Sang Pencipta, bukan?

Tapi ada alasan untuk itu. Cari tahu apa itu! Kunjungi situs web kami, www.WorldsLastChance.com. klik icon bendera Indonesia, kemudian Klik pada tab yang bertuliskan “Kepercayaan Alkitabiah” dan bacalah “Nefilim di dalam Alkitab.” Pelajari mengapa perintah seperti itu telah diberikan oleh Bapa yang pengasih. sekali lagi baca “Nefilim di dalam Alkitab” di www.WorldsLastChance.com.

* * *

Mario: Baiklah, tanpa panjang lebar lagi, mari kita mulai segmen Kotak Surat Harian Kita.

Bekele Massala dari Addis Ababa di Etiopia mengirimkan sebuah pertanyaan yang sangat bagus. Pertanyaannya juga merupakan hal yang selama ini sering saya pikirkan. Dia menulis:

“Salam, saudara-saudaraku dalam nama Sang Juruselamat kita yang mengagumkan, Yahushua. Tolong, bisakah kalian menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar’? Ini membingungkan saya.”


Doni:
Itu bisa menjadi sebuah pernyataan yang membingungkan. Saya senang anda menanyakannya, Bekele.

Pertama, tama, mari kita luangkan waktu sejenak untuk mengklarifikasi bahwa keselamatan itu adalah berkat. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kita raih melalui perbuatan kita. Kitab Suci telah menjelaskan hal ini dengan baik. Nah, Mario, tolong bacakan kitab Titus pasal 3 ayat 3 hingga 7.

Mario: Titus . . . Titus . . . ini adalah Kitab yang sulit ditemukan.

Nah, ini dia. Di dalamnya dikatakan:

“Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Eloah, Juruselamat kita dan kasihnya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yahushua Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”

Doni: Ini sudah sangat jelas. Kita tidak diselamatkan melalui ‘perbuatan baik yang telah kita lakukan’. Melainkan karena ‘rahmat-Nya’ lah kita diselamatkan.

Oleh karena itu, ketika Paulus mengatakan bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar, yang dia maksud pasti adalah hal yang lain. Mari kita bacakan konteksnya. Silahan buka Kitab Filipi pasal 2 dan bacakan ayat 12.

Mario: Baiklah. Di dalamnya dikatakan:

“Itulah sebabnya, hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar . . . ”


Doni:
Baiklah, itu dia kutipannya. Namun, dalam Alkitab versi bahasa Inggris, kata ‘Wherefore’ yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ‘oleh karena itu’ atau ‘itulah sebabnya’, mengindikasikan bahwa perkataan tersebut merujuk kepada hal lain yang baru saja diucapkan.

Mario: “(Wherefore) Itulah sebabnya Yahuwah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yahushua tertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. Dan segala lidah mengaku: “Yahushua adalah Tuan”, bagi kemuliaan Yahuwah, Bapa.”

“(Wherefore) Itulah sebabnya, hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Yahuwahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

Nah, masih ada penggunaan kata (Wherefore).

Doni: Ya, begitulah. Itu memang kosakata yang digunakan Paulus. Kemampuan berpikirnya yang cerdas membuatnya mampu menyusun agrumen panjang dan kompleks ini. “(Wherefore) Oleh sebab ini, (therefore) karena itu inilah hasilnya”, Dan gaya bahasa itulah yang dia gunakan pada ayat-ayat ini.

Ketika anda melihat konteks dari ayat yang baru saja anda bacakan, anda akan menemukan bahwa pasal tersebut diawali dengan pernyataan lainnya yang masih amat sangat berhubungan dengan pasal-pasal sebelumnya. Pasal dua diawali dengan pernyataan: “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan. Karena itu sempurnakanlah suukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.”

Mario: Jadi, pasal ini diawali dengan pernyataan ‘Jadi karena . . .’ yang merujuk pada pasal sebelumnya.


Doni:
Ya. Hal ini merujuk pada pemikiran atau pernyataan yang diungkapkan pada pasal 1 dan kita harus mempertimbangkan hal tersebut. Sekarang kita akan membacakannya ada siaran ini. Bila para pendengar sekalian ingin ikut membacanya, maka silahkan ambil Alkitab anda. Tapi, singkatnya, pada pasal pertama dalam suratnya untuk gereja di Filipi, Paulus memberitahukan mereka bahwa dia selalu mendoakan mereka dengan senang hati, karena persekutuan mereka dalam Berita Injil. pada ayat enam, dia menyebut persekutuan dalam Berita Injil tersebut sebagai ‘pekerjaan yang baik’, dan mengatakan bahwa Yahuwah akan memulai dan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Yahushua. Tema inilah yang menjadi inti dari keseluruhan pembahasan dalam pasal ini, yaitu tema persekutuan yang berlandaskan kasih.

Mario: Saya mengerti. Lalu kemudian Paulus melanjutkan dan berbagi kisah mengenai kesulitan- kesulitan yang pernah dia lalui.

Doni: Ya, dan dengan senang dia mencatat bahwa kesulitan-kesulitan itu sebenarnya merupakan hal yang membantunya untuk menyebarkan Injil lebih jauh lagi. Lalu kemudian dia menambahkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan bahwa orang-orang percaya harus berjuang bersama demi iman terhadap Injil dan agar mereka tidak takut terhadap musuh-musuh mereka.

Mario: Di sini saya melihat bahwa dia mengakhiri pasal ini dengan mengatakan bahwa mereka tidak hanya harus percaya pada Yahushua, tapi mereka juga harus menderita untuk-Nya.

Doni: Betul. Ini adalah konteks yang menyusun isi Kitab Filipi pasal 2, di mana dia menyuruh orang-orang percaya untuk mengerjakan penyelamatan mereka dengan takut dan gentar. Dia memberitahukan mereka bahwa mereka harus menetapkan prinsip-prinsip tertentu, agr mereka bisa bekerja bersama-sama untuk menyebarkan ajaran Injil.

Dalam ayat 1 hingga 4 dalam pasal 2, Paulus memberitahukan mereka bahwa mereka harus satu pemikiran dan tujuan, dan berniat untuk berendah hati demi kepentingan orang lain. Lalu kemudian dalam ayat 5 hingga 11, dia memberitahukan mereka bahwa mereka harus mengijinkan pikiran Yahushua untuk berada di dalam pikiran mereka. Hal ini akan memberikan mereka hati seorang hamba agar mereka bisa mengorbankan hidup mereka demi Injil, seperti yang Yahushua lakukan.

Mario: Jadi, sebagai ringkasan, di sini Paulus mengatakan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, mereka semua harus bekerja bersama-sama, dan berserah diri sepenuhnya untuk melakukan pelayanan demi Injil, seperti yang dilakukan oleh Yahushua. Apakah saya sudah benar?


Doni:
Ya. Jadi, dengan adanya konteks ini, pada Kitab Filipi pasal 2 ayat 12, Paulus kemudian mengatakan bahwa, karena Yahushua telah menyelamatkan mereka, maka, sebagi imbalan, mereka juga selalu bersedia untuk menaati panggilan Yahuwah untuk ‘mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar’. Lalu dia kemudian melanjutkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa Yahuwah Sendiri sedang bekerja bersama mereka dan telah menanamkan keinginan dan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut kepada mereka, karena itu adalah kesenangan bagi Yahuwah.

Atas alasan itulah Paulus menjelaskan, bahwa mereka semua harus bekerja bersama tanpa berdebat dan bertengkar, agar mereka bisa menjadi terang dunia, dan menjadi pedoman bagi orang-orang tidak percaya di sekeliling mereka.

Mario: Jadi, Kitab Filipi pasal 2 ayat 12 tidaklah membahas mengenai pekerjaan baik untuk mendapatkan keselamatan kita semua. Sebaliknya, di dalamnya dikatakan bahwa dengan adanya berkat keselamatan, kita telah diberikan keinginan dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang tentu saja akan digunakan untuk menyebarkan Injil kepada orang lain.

Doni: Tepat sekali. Dengn kata lain, Yahuwah memerintahkan kita untuk ‘mengerjakan’ atau mempraktekkan keselamatan kita. Kita tidak boleh duduk berleha-leha sementara orang lain bekerja keras menyebarkan Injil. Kita juga harus ikut ambil bagian. Kita harus menggunakan keinginan dan kekuatan, yang diberikan oleh Yahuwah kepada kita, untuk menyelamatkan orang lain. Dan kita harus melakukan itu agar orang lain tidak mengalami nasib buruk, yang sama seperti dengan yang hampir kita alami seandainya dulu berkat Yahuwah tidak menyelamatkan kita.

Semuanya mengenai menggunakan iman kita untuk membantu orang lain. Di dalam diri kita, Yahuwah telah menanamkan sebuah keinginan untuk menyelamatkan orang lain, dan Dia juga telah memberikan kita kekuatan untuk melakukannya, jadi jangan berleha-leha. Bekerjalah dan bantu orang lain mempelajari keselamatan.

Mario: Jadi, seperti apa yang dimaksud dengan ‘mengerjakan keselamatan kita sendiri’ di dalam dunia nyata?


Doni:
Paulus telah memberikan jawabannya di dalam Kitab 2 Timotius pasal 4 ayat 2.

Mario: Baiklah, tunggu sebentar, akan saya carikan ayatnya . . .

Ini dia. Di dalamnya dikatakan:

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.

Doni: Begitulah cara untuk mengerjakan keselamatan kita sendiri. Kita melakukannya dengan cara membagikan kebenaran. ketika kita memiliki celah dalam kehidupan sehari-hari kita untuk menyebarkan kebenaran, untuk menyemangati, untuk mengarahkan seseroang kepada Sang Juruselamat, untuk hidup sesuai dengan kasih Yahuwah yang Maha mengampuni, kita harus melakukannya, dan ketika kita melakukannya, maka kita telah bekerja bersama Yahuwah untuk menyelamatkan nyawa orang-orang lain. Itu berarti kita telah mengerjakan keselamatan kita sendiri.

Mario: Menurut saya, cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan keselamatan kita seniri adalah dengan bersabar terhadap kegagalan orang lain. Membahgikan kebenaran yang kita ketahui, mencari lebih banyak kebenaran, agar ajaran yang kita anut bisa menjadi murni. Itu semua adalah cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan keselamatan kita sendiri dalam menyebarkan ajaran Injil.


Doni:
Dan ketika kita melakukannya, sama halnya dengan orang yang melatih tubuhnya dengan disiplin, maka kita juga akan menjadi lebih kuat di jalan kita bersama dengan Yahuwah. kita akan mampu untuk melakukan lebih banyak pekerjaan, mencapai lebih banyak hal untuk menyelamatkan orang lain, dan semua itu karena kasih kita dan rasa syukur kita terhadap Bapa.

Mario: Kita akan mengasihi lebih banyak karena kita telah lebih banyak diampuni, dan kita juga ingin membagikan hal tersebut.

Doni: Tepat sekali. Itulah yang dimaksud dengan mengerjakan keselamatan kita sendiri.

Tolong diingat: setiap kali sebuah ayat nampak seakan itu berlawanan dengan ayat-ayat lainnya di dalam Kitab Suci, maka yang harus kita lakukan adalah mencari penafsiran yang sesuai dengan ayat-ayat lainnya. Kebenaran bukanlah hal yang berlawanan. Akan tampak demikian bila kita tidak memahaminya dengan benar, namun kebenaran itu sendiri selalu konsisten.

Ketika kita mencari topik mengenai keselamatan di dalam Kitab Suci, maka dengan cepat kita akan melihat bahwa, dengan jelas, Kitab Suci mengajarkan bahwa keselamatan adalah sebuah berkat.

Mario: Kitab Efesus pasal 2 ayat 8 dan 9 mengatakan:

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Yahuwah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri”


Doni:
Tepat sekali! Jadi, ketika kita menyandingkan ayat dalam Kitab Filipi pasal 2 ini dengan ayat-ayat lain di dalam Kitab Suci, kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya di dalamnya ditafsirkan bahwa mengerjakan keselamatan kita sendiri tidak ada hubungannya dengan keselamatan melalui perbuatan. Namun sebaliknya, semua itu ada hubungannya dengan menjadi penuh kasih dan rasa syukur pada keselamatan kita, bahwa kita akan bekerja sama dengan Sorga untuk mengerjakan keselamatan untuk orang lain karena kita telah diselamatkan.

Mario: Itu betul-betul masuk akal dan konsisten. Dan itu pula lah yang harus selalu kita ingat. Bila kita berada dalam sebuah permasalahan yang nyata, maka itu adalah pertanda bahwa kita harus terus menggali karena masih ada hal yang belum kita pahami, atau masih ada kebenaran yang lebih besar yang harus kita temukan.

Baiklah, Bekele, terimakasih atas pertanyaan yang hebat ini. Saya pun mempelajari hal baru.

Mil: Baiklah, pertanyaan kita selanjutnya datang dari Elke Hofmann di Stuttgart, Jerman. Dia menulis:

Halo, WLC: enam bulan yang lalu, suami saya meninggal di dalam sebuah kecelakaan mobil. Baru-baru ini, anak saya bertanya apakah menurut saya ayahnya akan masuk surga. Rupanya, seorang anak perempuan di gereja memberitahunya bahwa ayahnya akan masuk neraka karena ia bukan seorang Kristen.

Sudah jelas, hal ini membuat anak saya marah. Suami saya adalah orang yang sangat baik semasa hidupnya. Dia ramah, jujur, dan murah hati kepada semua orang. Dia memiliki banyak integritas. Dia adalah seorang suami dan ayah yang baik. Tapi, dia bukanlah seorang Kristen. Nyatanya, dia telah dinyatakan sebagai seorang Ateis.

Saya tidak tahu mesti berkata apa kepada anak saya. Suami saya jauh lebih ramah dan lebih pengasih ketimbang beberapa orang Kristen yang pernah saya temui, tapi dia adalah seorang ateis. Apa yang harus saya katakan kepada anak saya?

Wah, Doni, ini sungguh situasi yang sulit.


Doni:
Ya, Mario, ini adalah situasi yang sulit.

Terimakasih telah mengirim pertanyaan anda, Elke. Pertama-tama ijinkan saya untuk mengatakan bahwa saya turut berduka cita atas kehilangan anda. Mengasuh anak berdua saja sudah merupakan hal yang sulit: bahkan akan menjadi semakin sulit bila anda harus melakukannya sendirian. Sebelum saya menjawab pertanyan anda, saya ingin meyakinkan anda bahwa Yahuwah tidak akan meninggalkan atau mengabaikan anda, sesulit apapun hidup yang anda jalani.

Sebenarnya di dalam Alkitab ada janji yang dikhususkan untuk wanita dan perempuan yang sendirian. Janji tersebut ada di dalam Kitab Yesaya pasal 54, ayat 5. Mario, tolong bacakan.

Mario: Tentu saja. Di dalamnya dikatakan: “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, Yahuwah semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Dia disebut Allah seluruh bumi.

Doni: Yahuwah akan menjadi suami anda. Dia akan menyediakan kebutuhan anda dan melindungi anda. Dan terlebih lagi, Dia akan menjadi ayah bagi anak anda. Bila anda membutuhkan kebijaksanaan dalam memelihara anak anda, Dia akan memberikannya. Dia akan menjadi suami bagi anda, dan ayah bagi anak anda.

Baiklah. Untuk menjawab pertanyaan anda, Elke: ada sebuah alasan mengapa manusia tidak diijinkan untuk menghakimi orang lain, dan alasan tersebut telah diringkas dalam Kitab 1 Samuel pasal 16 ayat 7. Di dalam kutipan tersebut, Samuel dipanggil untuk menuju rumah Isai untuk mengurapi raja Israel yang selanjutnya.

Samuel berpikir bahwa anak tertua Isai nampak bagaikan seorang raja dan ia akan menjadi raja yang baik. Namun Yahuwah memilih Daud, anak bungsu Isai.

Mario: Saya telah mendapatkan ayat tersebut. Akan saya bacakan. Di sini dikatakan: “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Yahuwah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Yahuwah melihat hati”


Doni:
Ini adalah prinsip yang kita dapatkan di dalam Kitab Suci. Di dalam Khotbah di Bukit, Yahushua berkata: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi”. Dan Dia mengatakan hal ini karena kita tidak bisa melihat hati. Kita tidak tahu mengapa seseorang melakukan atau mempercayai sesuatu.

Mario: Tentu saja, dalam situasi Elke, itu sedikit lebih sulit. Anaknya khawatir bahwa sang ayah akan binasa karena ia adalah seorang ateis. Elke dimintai kepastian. Jadi, apa yang bisa ia lakukan? Apa yang bisa kita lakukan ketika orang yang kita kasihi meninggal dan ia bukanlah seorang Kristen?

Doni: Saya akan meyakinkan anak itu bahwa aman bila kita membiarkan Yahuwah mengurusi hal tersebut. Di dalam Kitab 2 Petrus pasal 3 ayat 9, kita diberitahu bahwa Yahuwah menghendaki supaya jangan ada yang binasa.

Nah, kita telah tahu bahwa sebenarnya beberapa orang akan binasa. Tapi kita juga mengetahui bahwa Dia akan menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang Dia bisa. Yahuwah juga mengasihi sang ayah tersebut, dan Dia tahu apa yang ada di dalam hati laki-laki tersebut.

Intinya, janganlah menghakimi! Kita tidak bisa membaca hati, jadi kita hanya bisa menilai dari pandangan eksternal. Tapi mari kita lihat apa pandangan eksternal mengenai suami Elke.

  • Elke berkata bahwa sang suami adalah orang yang ramah, jujur, murah hati, dan memiliki integritas.
  • Sang suami adalah orang yang “baik”

Nah, Mario, sekarang tolong bacakan Kitab Galatia pasal 5 ayat 22 dan 23.

Mario: Baiklah . . . Oh! Buah dari Roh, ya. “Tapi Buah dari Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Doni: Gambaran Elke mengenai suaminya telah menunjukkan bahwa suaminya memiliki buah dari Roh. Nah, kita tidak bisa membaca hatinya, tapi kita bisa ‘melihat buahnya’. Saya akan menasehati sang anak dengan membacakan ayat ini kepadanya dan menunjukkan bahwa ayahnya memiliki kualitas-kualitas ini.

Kita tidak tahu mengapa suaminya memutuskan untuk menjadi seorang ateis. Kita tidak tahu mengenai latar belakang dan didikannya. Kita tidak tahu informasi apa yang telah dia baca sehingga dia yakin bahwa Tuhan itu tidak ada.

Tapi, kita tahu bahwa dia adalah orang yang ramah, jujur, murah hati, dan memiliki integritas—dia adalah ‘orang yang baik’.

Mario: Baiklah, jadi mari kita lihat apakah saya mengerti penjelasan anda.

Doni: Baiklah.

Mario: Kita tidak bisa melihat isi hati.


Doni:
Tidak.

Mario: Jadi yang bisa kita lakukan untuk menilainya adalah dengan melihat pendapat orang lain. Dan pendapat orang lain mengenai orang ini akan menunjukkan isi hatinya.

Doni: Ya, Kitab Lukas pasal 6 ayat 45 mengatakan: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”

Tentu saja. Kita tidak bisa mengetahui isi hati seseorang, tapi kita bisa mengetahui bahwa, pertama: Yahuwah akan menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Dan kedua: tindakan seseorang lebih mengungkapkan isi hatinya dibandingkan dengan perkataannya.

Mario: Poin yang bagus. Ada banyak umat Kristen di luar sana yang beragama Kristen hanya untuk formalitas saja. Mereka lebih banyak ‘berbicara’ ketimbang ‘melakukan’.


Doni:
Sekali lagi, kita tidak tahu mengapa orang ini tidak percaya pada keberadaan Yahuwah. Amat mungkin bahwa dengan sedikit waktu dan bukti lagi, dia secara terbuka akan mengakui iman terhadap Yahuwah. Tapi buah-buah roh yang ditunjukkan dalam hidupnya mengungkap apa yang sebenarnya penting bagi dirinya.

Kita mesti ingat bahwa seorang ateis yang cerdas dan jujur, yang mengungkapkan buah-buah roh di dalam hidupnya, adalah orang yang lebih sesuai dengan prinsip Sorga ketimbang seorang Kristen munafik yang hanya gemar menghakimi orang lain

Mario: Saya amat menyukai jawaban ini. Mengingatkan saya pada kutipan di dalam Kitab Matius pasal 7. Tunggu sebentar, akan saya carikan ayatnya. Ayat tersebut memang berbicara mengenai cara membedakan apabila seseorang itu adalah rasul palsu, tapi prinsip ayat masih bisa digunakan. Dikatakan:

“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?”

Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.

Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.

Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: tuan, tuan, bukankah kami bernubuat demi nama-mu, dan mengusir setan demi nama-mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-mu juga?

Pada waktu itulah aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Doni: Indah dan sungguh benar. Lalu, kita juga selalu bisa berbuat baik.

Dalam Kitab Yesaya pasal 42, Yahushua digambarkan dengan tindakannya: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipatahkannya”.

Nah, anak Elke sedang berduka. Dia baru saja kehilangan ayahnya. Dia tidak perlu diberitahu bahwa ayahnya akan binasa karena tidak satupun dari kita yang tahu pasti mengenai hal itu. Kita akan menyerahkan sepenuhnya ke tangan Bapa karena Dia-lah satu-satunya yang tahu isi hati kita.

Mario: Amin.

Baiklah, pertanyaan selanjutnya dikirimkan oleh Marisol Gutierrez di San Lorenzo, Paraguay. Dia menanyakan: ‘Bisakah Setan membaca pikiran kita? Hal itu betul-betul mengganggu saya.’

Doni: Saya mengerti mengapa bisa terlihat seperti demikian. Setan memang sangat kuat. Di dalam kitab Wahyu pasal 12 ayat 9, dia digambarkan menyesatkan seluruh dunia. Dan dalam Kitab 2 Korintus pasal 4 dikatakan bahwa ia membutakan iman orang-orang percaya.

Mario: Tetapi setan tidaklah mahakuasa

Doni: Dia hanya ingin kita beranggapan bahwa dia mahakuasa. Dia ingin kita menakutinya. Tapi tidak, setan tidaklah mahakuasa. Yahuwah membatasi kekuatannya.

“Karena itu tunduklah kepada EL, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu!”

Mario: Janji yang menakjubkan.

Doni: Setan itu amat sangat cerdik. Dia mengetahui kelemahan dan kekurangan kita. Ia tahu dengan tepat bagaimana ia pernah membuat kita berbuat dosa, jadi dia menggunakan kesempatan itu dan akan terus mengeksploitasi celah di dalam diri kita. Tapi tidak. Dia tidak diijinkan untuk membaca pikiran kita.

Mario: Ingatlah, para pendengar. Setan adalah musuh yang telah dikalahkan.

Doni: Saya ingin memberikan satu ayat terakhir untuk Marisol. Ayat ini merupakan janji yang bisa kita pegang teguh. Di dalam Kitab Yesaya pasal 26 ayat 3 dikatakan: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya”

Setiap kali anda merasa takut akan kekuatan Setan, ingatlah: dia adalah musuh yang sudah pernah dikalahkan, seperti yang dikatakan Mario tadi. Kekuatan Yahuwah jauh lebih besar, dan kasih-Nya meliputi semuanya. Anda tidak perlu takut kepada musuh itu. Yahuwah tidak akan pernah membiarkan anda dikalahkan.

Sesaat sebelum kematiannya, Paulus menulis surat yang berisi ungkapan yang indah mengenai keimanan, kepada Timotius. Dia berkata: “karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan”

Mario: Itu adalah janji yang indah. Di mana anda menemukannya?

Doni: Ada di dalam Kitab 2 Timotius pasal 1 ayat 12. Tidak usah menakuti kekuatan Setan. Tetaplah fokus pada Yang Mahakuasa dan raihlah janji-Nya.

Mario: Oke. Kita punya waktu untuk satu pertanyaan lagi. Yang ini datang dari saudara Mitch Candless dari Washington, di Amerika Serikat. Dia mengatakan, “Apakah benar bahwa jenis keyakinan kita akan membuat sebuah perbedaan pada akhirnya? Apakah ada lebih dari satu jenis keyakinan?"

Na Doni dan para pendengarm harus saya akui, saya tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Saya menjadi penasaran, hal apa yang sedang dipelajarinya sehingga dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, tetapi ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang bagus. Apakah benar bahwa jenis keyakinan kita akan membuat sebuah perbedaan pada akhirnya? Dan apakah ada lebih dari satu jenis keyakinan?


Doni:
baik Mario, jawaban saya mungkin akan mengejutkan Anda, tetapi jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah: ya!. Sudah tentu “jenis" keyakinan kita akan membuat sebuah perbedaan dan ada lebih dari satu jenis keyakinan.

Mario: Okay, saya sedang menyimak. Apa yang Anda maksudkan Doni?

Doni: Ada keyakinan intelektual dan ada keyakinan emosional, dan masing-masing jenis keyakinan ini memiliki kekuatan dan kelemahan. Setiap jenisnya juga memengaruhi hubungan kita dengan Yahuwah.

Keyakinan emosional berdasar pada perasaan-perasaan seseorang, dan bukan berdasar pada fakta yang ada.

Mario: Baiklah, tapi bagaimana itu bisa menjadi suatu hal yang baik? Penjelasan itu masih agak kurang buat saya. Kita ambil sebuah contoh, ada seorang anak yang takut dengan gelap. Dia yakin bahwa ada monster yang bersembunyi di bawah tempat tidurnya, padahal mungkin sama sekali tidak ada sesuatu di sana selain dari tumpukan debu.

Doni: Keyakinan emosional memiliki tempatnya sendiri. Sebelum kita membahasnya, mari kita mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keyakinan intelektual. Keyakinan intelektual adalah sebuah keyakinan dimana kita menerima di dalam pikiran kita bahwa pernyataan tertentu itu adalah benar. Na, yang menarik dari keyakinan intelektual ini adalah bahwa kita bisa memilih untuk bertindak atau tidak bertindak berdasarkan keyakinan tersebut.

Mario: Contohnya?

Doni: Baik … kita ambil contoh para penganut aliran Amish. Mereka adalah aliran yang sangat konservatif di Amerika Serikat. Mereka tidak yakin pada penggunaan fasilitas moderen apa pun. Mereka menggunakan lilin, bukan listrik. Mereka mengendarai kereta kuda, bukan mobil.

Nah, sekarang, secara intelektual mereka yakin bahwa sebuah mobil dapat berjalan. Mereka yakin itu mampu membawa mereka ke suatu tempat. Tetapi, pada saat yang sama, mereka tidak bertindak berdasarkan keyakinan itu. Mereka akan berjalan melewati mobil sambil mengendarai kereta kuda mereka meskipun dalam pikiran mereka, mereka benar-benar yakin mobil itu memiliki kekuatan untuk membawa mereka ke tempat tujuan mereka.

Mario: Hm. Yeah, Saya bisa melihat bagaimana cara kita meyakini sesuatu dapat membuat perbedaan.

Doni: Ketika dilihat dari sudut pandang rohani, bisa dikatakan bahwa hal ini mewakili dua jenis iman yang berbeda, yang keduanya memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual kita, karena jenis iman yang kita miliki akan menjadi pembeda apakah nantinya kita mendapatkan hidup yang kekal atau kematian yang kekal.

Sekarang, mari kita lihat iman emosional. Iman emosional didasarkan pada perasaan seseorang. Keyakinan seperti ini bahkan dapat didasarkan pada asumsi atau fantasi. Namun, bahayanya adalah: iman emosional dapat salah arah karena tidak berdasarkan pada fakta-fakta.

Mario: Benar, dan itu mengingatkan saya pada apa yang Paulus tulis di kitab Roma. Dalam pasal 10, ayat 2, dia menggambarkan orang-orang Yahudi dengan sangat jelas. Beri saya waktu untuk mencari ayatnya … nah ini dia. Dia berkata: “Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Yahuwah, tetapi tanpa pengertian yang benar.”

Doni: Ya itu adalah sebuah contoh yang sangat bagus. Paulus mengatakan bahwa orang-orang Yahudi sangat rajin mengikuti semua praktik-praktik dan tradisi-tradisi keagamaan mereka, tetapi itu adalah sebuah keyakinan yang tidak berdasarkan pada kebenaran.

Nah, selagi Anda masih membuka Alkitab Anda di kitab Roma pasal 10, tolong lanjut bacakan ayat yang ke-3.

Mario: “Oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Yahuwah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Yahuwah.”

Doni: Orang-orang Yahudi, jauh di masa lampau, telah menolak kebenaran Yahuwah yang murni. Mereka telah membentuk agama mereka sendiri berdasarkan dari tradisi nenek moyang mereka. Sehingga, ketika Yahushua datang, adalah hal yang mudah bagi mereka untuk mengabaikan kebenaran bahwa Dia memang Juruselamat dunia yang telah lama ditunggu-tunggu.

Intinya, Paulus mengatakan bahwa agama orang Yahudi adalah agama yang berpusat pada diri sendiri, karena orang-orang percaya itu berusaha melakukan cara mereka untuk mendapat keselamatan dengan mematuhi semua aturan mereka dan detail-detailnya yang beraneka ragam. Tapi, keselamatan atau pengampunan tidak mungkin didapatkan dengan cara seperti itu. Nah, sekarang tolong bacakan ayat berikutnya.

Mario: Okay. Kitab Roma pasal 10, ayat 4 berkata: “Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh oleh tiap-tiap orang yang percaya.”

Doni: Pekerjaaan yang kita lakukan tidak akan cukup untuk menebus dosa-dosa kita. Itu tidak mungkin cukup. Itu sebabnya kita membutuhkan seorang Juru Selamat. Yahushua membayar dosa-dosa kita dan satu-satunya "pekerjaan" yang harus kita lakukan hanyalah percaya kepada-Nya.

Sang Juruselamat menjelaskan hal itu dengan jelas dalam kitab Yohanes pasal 6 ayat 29. Silakan bacakan untuk kita semua Mario.

Mario: Baik, “Yahushua menjawab mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Yahuwah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Yahuwah."

Doni: Orang-orang Yahudi semuanya disibukkan dengan melakukan hal-hal yang mereka pikir akan memberi mereka keselamatan. Dalam kitab Matius pasal 23, Yahushua berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang didalamnya kamu telan.

Jadi Mario dan para pendengar, mereka sibuk dengan pekerjaan yang sempurna, tetapi mereka salah. Ini adalah contoh dari iman atau keyakinan emosional. Itu bisa sangat kuat, tetapi bisa juga sangat salah, jika didasarkan pada asumsi yang salah atau keyakinan salah.

Mario: Lalu bagaimana dengan iman intelektual? Jelas, jenis keyakinan ini akan lebih didasarkan pada fakta. Saya tidak melihat apa kelemahan dari iman seperti ini.

Doni: Jawaban untuk itu ditemukan dalam kitab Lukas pasal 6, ayat 46-49. Tolong bacakan untuk kita semua. Oh ya, di sini, Yahushua berbicara tentang hal penting ini: bahaya dari mengetahui hal-hal yang benar, tetapi tidak melakukannya.

Mario: "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya. Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa dia dapat disamakan, dia sama dengan seseorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya,dia sama dengan seseorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."”

Doni: Jadi Mario dan para pendengar, jika kita benar-benar ingin melayani Yahuwah, kita akan melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan, bukan hanya melakukan hal-hal yang membuat kita merasa nyaman.

Dalam perumpamaan Yahushua, orang-orang yang memanggil-Nya "Tuan, Tuan", mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Mereka tidak bodoh! Mereka hanya tidak ingin melakukannya.

Di sini, Yahushua menggambarkan sebuah perbedaan antara seseorang yang bertindak berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, dan seseorang yang tidak bertindak berdasarkan hal tersebut. Keduanya memiliki pengetahuan yang sama, tetapi yang satu berkomitmen untuk hidup dengan apa yang dia ketahui, dan yang lainnya tidak.

Mario: Saya pikir kesimpulan Yahushua tentang orang yang menolak untuk hidup dengan apa yang dia tahu sangat mengesankan. Dia mengatakan, "Dan rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." Itu serius! Itu sebuah peringatan.

Doni: benar.

Mario: Baik, anda telah menunjukkan kepada kita semua masalah-masalah dari kedua jenis iman itu. Nah, sekarang iman macam apa yang seharusnya kita miliki?

Doni: Tidak ada jenis iman yang lain lagi Mario. Hanya ada dua itu. Iman Alkitabiah yang sejati mencakup iman emosional dan intelektual.

Pertama, dasar Anda haruslah sebuah iman intelektual. Sebagian besar dari kita merespon secara emosional. Dan itu adalah hal baik! Begitulah cara Yahuwah menarik hati kita. Tetapi iman emosional tidak memiliki dasar yang kuat.

Keduanya perlu digabungkan, sebab, ketika para pembicara yang pandai datang menghampiri, beberapa orang akan terdengar mengesankan, dan emosi kita dapat terpedaya oleh sudut pandang yang lain. Nah, dalam situasi inilah iman intelektual digunakan.

Mario: ok, untungnya, saya perhatikan adalah bahwa kebenaran adalah hal yang logis.

Doni: Betul. Dan Anda akan menyadari juga, bahwa jika seseorang hanya menggunakan alasan-alasan emosional, maka alasan-alasan itu selalu memiliki kesalahannya sendiri.

Mario: Jadi, dari mana munculnya keyakinan atau iman emosional ini Doni?

Doni: Iman emosional muncul karena keselamatan memerlukan lebih dari sekedar persetujuan mental untuk menerima kebenaran. Itu juga memerlukan komitmen. Apakah Anda masih membuka Alkitab Anda di kitab Roma?

Mario: Tidak lagi, tapi tunggu sebentar saya akan buka kembali. Pasal berapa?

Doni: Pasal 10, dan bacakan ayat 9-10.

Miles: Baik … di sini dikatakan: “Sebab jika kamu mengakui Tuan Yahushua dengan mulutmu, dan percaya dalam hatimu, bahwa Yahuwah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

Doni: Apa yang Paulus katakan di sini adalah bahwa kita harus memiliki sebuah hati yang berkomitmen kepada Yahuwah, kita harus benar-benar percaya dengan sepenuh hati pada jasa Yahushua untuk dapat diselamatkan.

Mario: Saya dulu bertanya-tanya apa artinya mengatakan bahwa "dengan hati kita percaya." Jelas, organ hati kita tidak bisa "percaya" apa pun, tetapi yang saya tahu adalah bahwa itu berarti kita percaya sepenuhnya, kita bisa merasakannya di hati kita.

Seperti ketika orang yang dicintai meninggal. Kita mengatakan kita merasakan sakitnya kehilangan dalam hati kita. Seperti itulah yang terjadi dengan kebenaran. Kita merasakan kekuatan kebenaran dalam tubuh kita. "Suara yang tenang dan lembut" menggetarkan ruang kebenaran di dalam alam bawah sadar kita hingga itu menjadi bagian dari kita.

Doni: “Iman yang menyelamatkan” memerlukan penggabungan dari iman emosional dan iman intelektual. Iman emosional tanpa pengetahuan akan kebenaran adalah alasan mengapa beberapa orang dapat menjadi tulus, tapi dengan ketulusan yang salah. Mereka bisa menjadi sangat taat terhadap kesalahan.

Sama halnya dengan iman intelektual, tanpa sebuah hati yang berkomitmen penuh, iman intelektual itu adalah bukan iman sama sekali.

Mario: Itu hanya persetujuan mental; sebuah pengakuan terhadap fakta-fakta.

Doni: Tepat sekali. Kita beralih ke kitab Yesaya pasal 1 dan tolong bacakan ayat 18?

Mario: Okay …” Marilah, baiklah kita berperkara! — firman Yahuwah — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

Doni: Inilah logika kebenaran. Yahuwah tahu bahwa dasar yang kuat untuk iman didasarkan pada logika dan fakta. Dia tahu bagaimana setiap otak terprogram, dan Dia bersedia untuk menyajikan bukti apa pun yang diperlukan untuk meyakinkan setiap pikiran manusia.

Baiklah, sekarang beralih ke kitab Mazmur pasal 34. Di sini, di pasal ini kita ditunjukkan bahwa kita memiliki sisi emosional. Bacakan ayat 8 dan 9 ketika Anda menemukannya.

Mario: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Yahuwah itu! Berbahagialah orang yang percaya pada-Nya! Takutlah akan Yahuwah, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!

Doni: Ketika iman orang percaya bertumpu pada bukti dan fakta, itu akan sangat kuat. Ketika fakta-fakta itu digabungkan dengan emosi-emosi pengalaman pribadi, maka Anda memiliki iman yang menyelamatkan: seperti iman para martir yang tetap setia kepada Yahuwah, meskipun langit runtuh. Dengan Iman Ayub mengatakan, "Meskipun Ia membunuhku, namun aku akan percaya pada-Nya." Inilah iman yang menyelamatkan; iman yang kita masing-masing butuhkan, dan iman yang dapat kita bangun saat kita: pertama: belajar secara pribadi; dan, kedua: membuat komitmen sepenuh hati untuk mengenal Yahuwah secara pribadi, dalam pengalaman pribadi kita sendiri.

Mario: Itu sangat masuk akal. Saya menginginkan iman seperti itu bagi diri saya pribadi.

Okay! cukup sekian para pendengar waktu segmen kotak surat harian kita pada hari ini, tetapi tetaplah kirim kepada kami pertanyaan-pertanyaan dan komentar-komentar Anda. Kami membaca setiap surat dan komentar yang masuk. Untuk mengirim sebuah pertanyaan, para pendengar bisa mengunjungi situs WorldsLastChance.com dan klik Hubungi Kami. Kami senang mendengar tanggapan dari para pendengar sekalian.

* * *

Anda menyukai apa yang Anda dengar?

Kunjungi situs web kita di Worldslastchance.com untuk mendengarkan episode-episode lain dari program radio kita.

Radio Worlds Last Chance Mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang segera kembali!

* * *

Halo! Ini adalah Janji Harian Anda dari Firman Yahuwah.

David Livingstone adalah seorang misionaris medis Skotlandia yang datang ke Afrika. Dia juga adalah seorang penjelajah yang terkenal mencari sumber dari air Sungai Nil. Pada saat itu, sumber air Sungai Nil yang perkasa itu belumlah ditemukan. Livingstone percaya bahwa jika ia dapat memecahkan misteri itu, ketenarannya akan memampukannya untuk mendapatkan pengaruh yang diperlukan untuk mengakhiri perdagangan budak Arab-Swahili di Afrika Timur.

Dia mengatakan kepada seorang teman: "Sumber-sumber air Sungai Nil itu akan menjadi sarana untuk membuka mulut saya dengan penuh kekuatan di depan semua orang. Kekuatan inilah yang saya harap dapat memulihkan kejahatan besar."

Dia benar-benar adalah seorang hamba dari Yang Mahatinggi yang tulus, yang hidup untuk memberkati orang lain. Tapi menjalani kehidupan yang seperti itu bukanlah hal yang mudah.

Pada suatu hari, Dr. Livingstone datang ke Sungai Zambezi dan ingin menyeberang. Pemimpin di daerah itu telah diperlakukan dengan buruk oleh pria kulit putih lainnya yang berbahaya. Sebagai pembalasan, kepala desa itu telah bersumpah untuk membunuh orang kulit putih berikutnya yang mau menyeberangi sungai itu.

Pada malam itu, Livingstone membaca janji-janji Yahuwah yang tak terpatahkan dengan membaca kitab Matius 28:20, itu adalah kata-kata terakhir Yahushua yang diucapkan sebelum kenaikan-Nya. Di sana dikatakan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." David kemudian menutup Alkitabnya, dan berkata," Itu adalah perkataan dari seorang pria yang terhormat dan paling suci; saya tidak akan lari."

Dan dia benar-benar tidak lari. Dia menyeberangi sungai dan melanjutkan perjalanannya, di bawah perlindungan Yang Mahatinggi.

Para pendengar, kitab Mazmur pasal 121 mengatakan: “Yahuwah akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Yahuwah akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya."

Janji itu adalah untuk anda juga.

Kepada kita telah diberikan janji-janji yang besar dan berharga. Majulah, dan mulailah mengaminkannya!

* * *

Terima kasih telah mendengarkan episode ini di Radio WLC.

Kita hidup di masa-masa yang sangat serius. Dunia sedang berada di ambang bencana. Peristiwa-peristiwa bencana akan segera terjadi yang akan menutup zaman ini dan mengantarkan zaman berikutnya.

Dalam belas kasihan-Nya yang besar, Yahuwah telah mengungkapkan tentang masa depan melalui nubuatan. Kitab Wahyu pasal 8 menubuatkan serangkaian peristiwa, masing-masing lebih parah dari yang sebelumnya, yang akan menghancurkan bumi. Persediaan makanan di bumi akan habis. Kelaparan, dan penyakit sampar yang menyertainya, akan terjadi. Persediaan air bersih bumi juga akan terpengaruh.

Kitab Wahyu pasal 9 mengungkapkan bahwa setan akan menyamar sebagai makhluk luar angkasa. Teror dan kehancuran dari apa yang disebut “invasi alien” ini akan membuat orang-orang sangat membutuhkan perlindungan dengan cara apapun. Kebebasan untuk hidup dan beribadah sesuai keyakinan di dalam hati akan menjadi tinggal kenangan. Banyak nyawa akan hilang selama rangkaian peristiwa ini dan ketika tanda binatang itu dipaksakan, akan ada yang menjadi martir. Setiap peristiwa akan mendatangkan krisis baru berikutnya, sebagai sebuah panggilan belas kasihan yang terakhir untuk bertobat, karena Yahuwah “menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Segera setelah kejadian yang dijelaskan dalam kitab Wahyu pasal 8 dan 9 telah terjadi, tujuh tulah terakhir akan dicurahkan. Tulah-tulah ini dan juga sangkakala-sangkakala yang mendahuluinya akan mendatangkan malapetaka di bumi dan menyebabkan kehancuran dan kesengsaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kitab Yesaya pasal 24 memperingatkan, dengan berkata:

Sesungguhnya, Yahuwah akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.

Bumi terhuyung-huyung parah seperti orang mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin; dosa pemberontakannya menimpa dia dengan sangat, ia rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.

Namun, bagi orang-orang yang percaya, ada harapan! Saat mengisahkan tentang akhir zaman, Yahushua berkata dalam kitab Lukas pasal 21, ayat 28: "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." Ya, akhir zaman akan traumatis: memang akan seperti itu. Yahuwah ingin menyelamatkan sebanyak mungkin orang sehingga Dia mengizinkan peristiwa puncak yang terakhir ini untuk membangunkan jiwa-jiwa.

Berita Injil Kerajaan Yahuwah menyatakan bahwa, melampaui peristiwa-peristiwa traumatis yang akan datang, kebahagiaan abadi sedang menanti semua orang yang menerima anugerah keselamatan dari Yahuwah.

Ketika Yahushua kembali, semua orang yang telah mati dalam iman pada jasa Sang Juruselamat, akan dihidupkan kembali pada Kebangkitan Pertama. Yahushua kemudian akan mengokohkan kerajaan Yahuwah di bumi. Dia dan orang-orang yang telah ditebus, akan memerintah bersama di bumi selama seribu tahun pertama dari kekekalan itu.

Yohanes melihat "langit yang baru dan bumi yang baru: karena langit yang pertama dan bumi yang pertama itu telah berlalu."

Jika Anda ingin bergabung dengan orang-orang yang telah ditebus dari segala zaman, dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Yahuwah, buatlah keputusan: terimalah keselamatan hari ini. Anda tidak harus membuat diri anda "siap" terlebih dahulu. Bahkan sebenarnya: Anda tidak bisa. Saya juga tidak. Tidak ada yang bisa. Datanglah kepada-Nya, apa adanya Anda. Jangan menunggu sampai Anda berhenti berbuat dosa. Anda tidak akan menjadi lebih baik dengan usaha Anda sendiri!

Terimalah undangan Yahuwah untuk menjadi anggota kerajaan-Nya di bumi baru yang kekal. Ketika Anda menerima undangan berharga ini, Yahuwah akan memberi Anda hati yang baru. Dalam kitab Yehezkiel pasal 36, ayat 26, Dia menyatakan: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat". Menerima hadiah yang tak ternilai ini adalah satu-satunya cara untuk bergabung dengan Kerajaan-Nya.

Datanglah pada Yahuwah, apa adanya Anda. Dia menunggu dengan tangan terbuka lebar, untuk menyambut semua orang yang datang kepada-Nya.

* * *

Anda baru saja mendengarkan radio WLC.

World’s Last Chance berkomitmen untuk memberitakan injil kerajaan Yahuwah kepada dunia. Nubuatan dan peristiwa-peristiwa terbaru mengindikasikan bahwa sang juruselamat sudah akan kembali dalam waktu yang tidak lama lagi. Orang-orang kudus kemudian akan diberikan hidup yang kekal dan kerajaan Yahuwah akan ditegakkan di sini, di bumi ini. Tidak ada waktu yang bisa disia-siakan. Terimalah anugerah keselamatan hari ini dan ijinkan Yahuwah menyelimuti anda dengan kebenaran Kristus.

Program ini serta episode Radio WLC yang lain, tersedia di WorldLastChance.com. Klik ikon Radio WLC di bagian kanan atas beranda. Bergabunglah kembali bersama kami besok untuk menerima berbagai pesan kebenaran lain di WBCQ yang mengudara pada gelombang 31meter di frekuensi 9330 kilo hertz.

Radio WLC: mempersiapkan orang untuk hidup dalam kerajaan Yahuwah di bumi yang akan ditegakkan saat Kristus kembali, tidak lama lagi!

Comments

Leave a Reply

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.