Program 61Kebenaran Mengenai Kalender
Ini adalah W. B! C! Q! Menghadirkan Radio World’s Last Chance kepada anda dari Monticello, Maine, Amerika Serikat.
Kejahatan brutal! Kerusuhan politik! Ketidakstabilan keuangan Semuanya mengarah kepada sebuah krisis yang akan datang; krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tetaplah bersama Radio World’s Last Chance untuk belajar bagaimana anda dapat mempersiapkan diri secara rohani terhadap apa yang akan terjadi di depan.
Radio WLC mempersiapkan orang untuk menyambut kedatangan sang Juruselamat yang akan segera kembali!
***
Mario Nugraha: Halo, selamat bergabung di Radio WLC, bersama saya, Mario Nugraha, selaku pembawa acara anda.
Doni Alexander: Dan saya, Doni Alexander. Terima kasih telah menjadikan kami sebagai bagian dari hari anda.
Mario:Bagi para pendengar yang pernah bergabung bersama program kami sebelunya, tentunya anda sudah mengetahui bahwa di Radio WLC kami lebih memilih untuk menggunakan nama pribadi Sang Pencipta, yaitu Yahuwah atau biasa disingkat Yah. Dan nama Sang Anak adalah Yahushua, yang berarti Yahuwah Menyelamatkan.
Kami juga biasa menggunakan kata El, Eloah, atau Elohim yang merupakan gelar dalam bahasa Ibrani untuk merujuk kepada Yahuwah.
Baiklah, Doni, silahkan mulai pembahasan kita untuk hari ini.
Doni: Terima kasih, Mario. Hari ini kita akan membahas asumsi keliru yang dipegang oleh umat kristen pada umumnya.
Mario: Oh. Asumsi. Itu bukan sebuah pondasi yang baik untuk menciptakan sistem kepercayaan yang kuat dan kokoh.
Jadi, asumsi apa yang anda maksud tersebut?
Doni: Kebanyakan umat Kristen beribadah di hari Minggu. Alasan dari hal tersebut adalah kepercayaan bahwa Sang Juruselamat dibangkitkan di hari Minggu, yaitu hari pertama dalam siklus mingguan. Umat Yahudi dan Protestan yang beribadah di hari Sabtu, melakukan hal tersebut karena itu adalah hari ketujuh dalam siklus mingguan. Kedua golongan tersebut mendasarkan kepercayaan dan praktek mereka, pada sebuah asumsi.
Asumsi tersebut adalah bahwa siklus mingguan modern adalah siklus yang sama dengan siklus mingguan yang Alkitabiah. Oleh karena itu, ‘kesimpulan logis’ yang mereka ambil adalah bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat yang dimaksud dalam Alkitab dan hari Minggu adalah hari di mana Kristus bangkit dari makamnya.
Mario: Ya, itu adalah sebuah asumsi yang telah tersebar luas. Dan bila anda berusaha untuk menjelaskan kepada mereka bahwa, tidak, Yahushua sebenarnya tidak dibangkitkan pada hari Minggu; atau tidak, hari Sabtu bukanlah hari Sabat yang Alkitabiah, maka mereka akan mengabaikan anda. Pemahaman mereka, paradigma mereka, sangat berbeda dengan apa yang ingin anda bagikan, oleh karena itu mereka tidak akan mampu memahami hal yang sepenuhnya berbeda dengan apa yang telah mereka ketahui selama ini.
Doni: Terkadang bahkan mereka akan menjadi marah. Saya sudah sering mengalami hal tersebut.
Mario: Itu adalah respon dari rasa takut. Tidak seorangpun menyukai kepercayaan mereka ditentang. Tapi ini adalah topik yang penting: terlalu penting untuk langsung diabaikan begitu saja tanpa diperhatikan dengan seksama.
Doni: Salah satu hal yang sering terjadi adalah ketika anda pertama kali berbagi dengan seseorang bahwa anda bisa membuktikan bahwa hari Minggu bukanlah hari kebangkitan Kristus—
Mario: Yang mana merupakan alasan anda pergi ke gereja pada hari Minggu.
Doni: Dan anda juga bisa membuktikan bahwa hari Sabtu bukanlah hari Sabat yang Alkitabiah—
Mario: Yang mana merupakan alasan anda untuk beribadah di hari Sabtu.
Doni: Maka yang terjadi adalah orang-orang akan mulai mencari tahu tentang hal tersebut dan mereka akan sampai pada tahun 1582 dan lalu mereka akan menolak pembahasan tersebut dan dengan ekspresi penuh kemenangan mereka akan berkata: “Hah! Anda salah!”
Begini, pada tahun 1582 Gereja Katolik Roma memperkenalkan kalender Gregorian atau dikenal dengan nama kalender Masehi. Itu adalah kalender yang saat ini digunakan oleh dunia sebagai kalender sipil yang sesungguhnya. Kalender tersebut digunakan di seluruh dunia untuk perjanjian-perjanjian Internasional, dokumen-dokumen pemerintah, kehidupan sehari-hari, dll.
Kalender yang digunakan sebelum kalender Masehi, setidaknya dalam negara-negara Kristen, adalah kalender Julian. Ketika kalender Julian ditransisikan ke kalender Masehi, sepuluh hari dalam tanggal dihapuskan dari kalender tersebut.
Mario: Tapi urutan hari-harinya dalam satu minggu tidaklah berubah.
Doni: Tidak, itu tidak mempengaruhi hari-hari dalam siklus mingguan sama sekali. Misalnya, hari ini adalah hari Kamis tanggal 4 Oktober, keesokan harinya akan langsung diikuti oleh hari Jumat tanggal 15 Oktober. Ini adalah poin di mana kebanyakan orang memutuskan untuk berhenti mencari tahu soal kalender.
Mario: Kita semua pernah mendengar pepatah bahwa orang-orang yang melupakan sejarah akan dikutuk untuk mengulangi kesalahan-kesalahan dalam sejarah. Anda mengatakan bahwa orang-orang yang belum pernah mempelajari fakta-fakta mengenai sejarah kalender telah membangun keseluruhan sistem kepercayaan mereka pada pondasi yang salah, yaitu pada asumsi bahwa siklus mingguan memang tidak pernah terputus sejak Masa Penciptaan.
Doni: Itulah tepatnya yang saya katakan. Adalah sebuah fakta bahwa tidak ada hari dalam siklus mingguan yang dihilangkan ketika kalender Julian ditransisikan ke kalender Masehi. Namun itu bukanlah bukti yang bisa menyimpulkan bahwa hari Minggu adalah hari kebangkitan Kristus, atau bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat yang Alkitabiah. Anda harus menggali lebih jauh lagi sebelum tahun 1582 untuk bisa menemukan kebenarannya, namun bila anda melakukannya, anda akan terkejut.
Mario: Bila anda harus menunjuk satu hal yang menyebabkan kesalahpahaan terbesar, maka area mana yang akan anda tunjuk?
Doni mempertimbangkan: Baiklah … saya akan mengatakan bahwa penyebab terbesarnya adalah siklus mingguan. Karena waktu adalah hal yang tidak terputus, maka orang-orang mengasumsikan bahwa metode yang kita gunakan untuk mengukur waktu, juga harus tidak terputus. Pemikiran itu pun mengarahkan pada asumsi yang kini secara luas dipegang oleh umat Kristen, yaitu bahwa siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari – yang kita gunakan pada saat ini – terus berlanjut sejak dulu dan tidak pernah berubah.
Itu bukanlah hal yang benar dan saya bisa membuktikannya.
Tapi sebaiknya kita tidak memulai pembahasan kita dari hal itu. Mari kita kembali pada pembahasan mengenai Roma. Memang kepausan Roma yang memberikan kalender Masehi kepada kita, tapi kaum penyembah berhala Roma-lah yang memberikan kita kalender Julian.
Kalender Republik Roma dulunya didasarkan pada fase bulan, sama halnya dengan kalender yang ditetapkan pada Masa Penciptaan.
Mario: Saya pernah mendengar bahwa bila kita menggali cukup jauh ke belakang, kita akan menemukan bahwa semua kalender kuno menggunakan bulan untuk melacak waktu.
Doni: Ya.itulah kalender yang diturunkan sebelum peristiwa air bah, bersama dengan Nuh dan anak-anak laki-lakinya.
Pada kalender Masehi, kita harus menambahkan tahun kabisat setiap periode empat tahun pada tanggal 29 Februari. Namun pada kalender luni-solar, di mana bulan-bulannya dihitung dengan menggunakan fase bulan dan tahun-tahunnya dihitung dengan menggunakan fase matahari, kita harus menambahkan bulan tambahan setiap beberapa tahun sekali.
Di Roma, para imam kaum penyembah berhala, disebut paus/uskup, dulunya bertanggungjawab untuk memberikan penambahan tersebut apabila dibutuhkan. Mereka juga bisa memegang jabatan politik. Anda bisa melihat bagaimana mereka mampu memanipulasi situasi. Menambahkan satu bulan sebagai tambahan pada siklus kalender berarti akan membuat mereka menjabat lebih lama, dan sebaliknya, tidak memberikan tambahan bulan berarti lawan politik mereka memiliki periode jabatan yang lebih singkat.
Mario: Saya pernah mendengar bahwa alasan Julius Caesar menetapkan kalender ‘Julian’ tersebut adalah karena bulan-bulan dalam kalender tidak sesuai dengan musim-musim.
Doni: Kalender tersebut betul-betul tidak sesuai dengan musim. Untuk meberikan satu bulan sebagai tambahan, para pontifex maximus atau paus/uskup tertinggi tersebut harus berada di Roma. Nah, Julius Cesar dulunya merupakan pontifex maximus, namun dia terlalu sibuk mengurusi Cleopatra dan juga berperang, sehingga kalender tersebut menjadi betul-beutl kacau.
Mario: Lalu bagaimana dia memperbaiki kalender tersebut?
Doni: Saya telah mencetak sebuah kutipan dari Encyclopedia Britannica yang menjelaskan bagaimana hal tersebut dilakukan. Ini dia, silahkan dibacakan.
Mario: Baiklah. Di dalamnya diktakan bahwa: “Pada pertengahan Abad Pertama Sebelum Masehi, Julius Caesar mengundang Sosigenes, seorang astronom asal Alexandria, untuk berkonsultasi dengannya mengenai perbaikan kalender, dan Sosigenes memutuskan bahwa satu-satunya langkah praktis yang bisa dilakukan adalah untuk sepenuhnya menginggalkan kalender lunar. Bulan-bulan harus disesuaikan dengan musim-musim, dan tahun solar tropis pun digunakan, sebagaimana halnya dalam kalender Mesir . . . ”
Doni: Perhatikan bahwa inovasi besar Sosigenes adalah ditinggalkannya cara penghitungan kalender lunar. Perubahan itu telah mengarahkan kita pada asumsi modern bahwa siklus mingguan yang kita miliki pada saat ini, memant selalu tidak teputus sejak Masa Penciptaan.
Nah, silahkan lanjut bacakan kutipan tersebut.
Mario: “Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh para pembaharu [kalender] adalah bahwa kelihatannya tidak ada cara yang memberikan pengaruh terhadap perubahan kalender namun tetap membiarkan siklus bulan-bulan untuk tetap sejalan dengan fase Bulan dan siklus tahun tetap sejalan dengan musim-musim. Maka dibutuhkan untuk membuat jeda yang fundamental dengan cara penghitungan tradisional untuk merancang kalender yang efisien dan sesuai dengan musim-musim.”
Doni: Agar kalender baru tersebut sesuai dengan musim-musim, maka perlu ditambahkan sebanyak 90 hari ke dalam siklus satu tahun kalender tersebut. Hal tersebut dilakukan pada tahun 45 S.M, di mana siklus tahun berisikan 445 hari pun diciptakan.
Mario: Wah, itu berarti siklus tahunnya mendapatkan tambahan sebanyak tiga bulan. Itu betul-betul melenceng dari kalender Alkitabiah. Saya tidak menyadari bahwa se-jauh itulah bulan-bulan berseser dari musim-musim.
Doni: Itu betul-betul bergeser jauh..
Nah, hal pertama yang harus anda pahami mengenai kalender Julian awal adalah bahwa siklus mingguan julian pada tahun 45 S.M, tidak tampak seperti siklus mingguan Julian yang sebenarnya ketika Paus Gregory ke-13 memodifikasinya. Inilah asumsi pertama yang dibuat oleh umat Yahudi dan Kristen, terlepas dari hari apa mereka beribadah.
Mario: Jadi, dengan kata lain, siklus mingguan tersebut tidak seperti siklus mingguan yang kita gunakan sekarang.
Doni: Ya, keduanya tidak sama.
Mario: Apa perbedaan di antara keduanya?
Doni: Panjang siklus mingguannya. Kalender Julian, seperti kalender Republik yang sebelumnya, pada awalnya memiliki delapan hari dalam satu siklus mingguan.
Mario: Siklus mingguannya terdiri dari 8 hari. Apakah anda serius?
Doni: Ya. Kalender Julian awal memiliki 8 hari pasar dalam siklus mingguannya. Eviatar Zerubaviel adalah seorang sarjana yang menuliskan buku mengenai sejarah siklus mingguan. Dalam bukunya yang berjudul The Seven Day Circle: The History and Meaning of the Week, dia menjelaskan cara kerjanya. Dia mengatakan:
Siklus mingguan 8 hari milik bangsa Roma dikenal sebagai internundinum tempus atau ‘periode antara ihwal hari kesembilan’. (Istilah ini harus dipahami dalam konteks praktek matematis bangsa Romawi kuno dalam hal penghitungan inklusif, di mana hari pertama dalam siklus mingguan juga akan dihitung sebagai hari terakhir dalam siklus mingguan yang sebelumnya). ‘Ihwal hari kesembilan’ di mana siklus mingguan ini berputar, adalah nundinæ, yaitu sebuah hari pasar yang periodik yang secara reguler diadakan setiap delapan hari.
Mario: Itu kedengaran aneh. Maksud saya, saya pernah mendengar berbagai macam durasi siklus mingguan yang berbeda-beda. Dulu pernah ada masyarakat di Amerika yang hanya memiliki 4 dan 5 hari dalam seminggu. Tapi saya belum pernah mengetahui bahwa kalender Julian pernah memiliki jumlah hari yang lain selain 7 hari dalam seminggu.
Jadi, seperti apa siklus mingguan 8 hari itu? Sekarang kan kita memiliki hari Minggu, Senin, Selasa, dll. Jadi, nama planet apa lagi yang mereka gunakan untuk menamai hari ke-8 tersebut?
Doni: Sebenarnya mereka tidak melakukan hal tersebut. Hari-hari dalam siklus mingguan itu hanya ditandai dengan huruf A hingga H. Nah, pada saat itu, kalender Julian telah memiliki siklus mingguan yang tidak terputus.
Mario: Apakah ada contoh dari kalender Julian awal yang masih eksis?
Doni: Ya. Faktanya, anda bisa mencari gambar-gambarnya di Google. Kalender Fasti Antiates adalah salah satu kalender Republik Roma yang masih eksis sampai sekarang. Namun juga masih terdapat beberapa kalender Julian awal yang masih eksis hingga saat ini.
Mario: Pasti itu cukup membantu, saya yakin, karena bangsa Roma lebih cenderung untuk menggunakan hal-hal kuno..
Doni tertawa: Tentunya. Namun di sinilah semuanya menjadi menarik. Semua kalender Julian awal masih ada sampai saat ini sejak masa pemerintahan Caesar Augustus dan Tiberius Caesar.
Mario: Se-berapa lama jangka waktu yang anda maksudkan itu?
Doni: Sejak tahun 27 Sebelum Masehi hingga tahun 37 Setelah Masehi.
Mario: Nah, itu menarik. Itu betul-betul menunjukkan periode waktu ketika Yahushua masih berada di bumi. Saya belum pernah betul-betul memikirkannya sebelumnya, namun jelas, umat Yahudi tidak akan menggunakan kalender bangsa Roma yang menjajah mereka, kan? Mereka pasti akan tetap menggunakan kalender Alkitabiah.
Doni: Anda mengerti apa yang saya maksud. Ya, anda benar.
Bila asumsi – bahwa hari Sabtu modern adalah hari Sabtu yang Alkitabiah hanya karena siklus mingguan tidak terputus pada saat pergantian kalender dari kalender Julian ke kalender Masehi – adalah benar, maka mestinya kita bisa membuktikan hal ini dengan mudah sejak kalender Julian awal masih ada.
Sekarang, tentunya, kita berada di siaran radio. Oleh karena itu saya tidak bisa menampilkan gambar kepada para pendengar. Tapi sekali lagi, saya akan mendorong para pendengar sekalian untuk online dan mencari gambarnya di Google, ketik kata kunci ‘Fasti kalender Julian awal’ dan klik gambar yang anda temukan.
Mario: Bagaimana anda mengeja itu?
Doni: F-A-S-T-I. Atau cukup ketikkan kata kunci ‘Kalender Julian awal’ pada kolom pencarian di Google. Anda akan menemukan beberapa gambar mengenai Fasti Antiates, yang mana harus diingat bahwa, itu merupakan sampel terakhir dari kalender Republik Roma yang masih tersisa.
Carilah gambar yang menunjukkan huruf-huruf yang diukir di sebuah batu. Itu adalah fasti Julian awal. Anda akan bisa langsung menemukan huruf A hingga H terpahat pada batu tersebut, yang membuktikan bahwa siklus mingguan yang berisikan 8 hari masih digunakan oleh bangsa Roma selama dan setelah masa kehidupan Kristus.
Mario: Ini sungguh penting. Tidak mungkin umat Yahudi ingin beribadah di hari ke-8 dalam kalender Julian. Anda tahu mereka pasti tetap menggunakan kalender luni-solar yang ditetapkan pada masa penciptaan, sebagai penghitungan waktu untuk beribadah.
Doni: Betul, betul.
Mario: Baiklah, para pendengar sekalian, jangan beranjak dulu karena kita akan rehat sejenak. Tetap bergabung bersama Radio WLC. Kami segera kembali.
****
Anda mendengarkan Radio World’s Last Chance di WBCQ, yang mengudara pada gelombang 31 meter di frekuensi 9330 kilohertz.
Radio Worlds Last Chance: mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang SEGERA kembali!
****
Mario: Baiklah, para pendengar sekalian, kami telah kembali.
Oleh karena itu, tanpa panjang lebar lagi, mari kita lanjutkan pembahasan kita untuk hari ini.
Nah, Doni, saya betul-betul terkesima oleh fakta bahwa bangsa Roma menggunakan kalender yang jelas-jelas berbeda dengan kalender yang digunakan oleh bangsa Yahudi.
Doni: Ya, Mario. Penting untuk diingat bahwa siklus mingguan yang Alkitabiah merupakan unit waktu yang individual seperti yang didefinisikan di dalam Kitab Kejadian pasal 1, yang terdiri dari tujuh hari: di mana enam hari adalah hari kerja dan hari ketujuh, sebagai hari terakhir dalam siklus mingguan, merupakan hari istirahat Sabat. Siklus delapan hari dalam kalender Julian digunakan pada zaman Kristus.
Mario: Tidak mungkin bangsa Israel menggunakan kalender solar Julian, yang merupakan kalender penyembah berhala, dengan siklus mingguan yang berisikan delapan hari. Anda tahu itu. Mereka menganggap itu sebagai bentuk pemujaan berhala.
Doni: Mereka tidak akan dan tidak bisa merayakan Sabat. Bahkan bila mereka beribadah di hari ketujuh dalam siklus mingguan kalender Julian, hari tambahan dalam siklus itu akan membuat penghitungan hari Sabat semakin melenceng.
Tapi, yang lebih penting lagi adalah bahwa kalender Alkitabiah menggunakan fase bulan untuk memperhitungkan siklus bulan-bulan di dalam kalendernya, dan itulah hal yang tidak dilakukan dalam kalender Julian. Mereka tidak menginginkan sebuah kalender yang menggunakan fase bulan untuk hal apapun.
Bahkan kemudian, ketika siklus mingguan dalam kalender Julian dipendekkan menjadi tujuh hari, itu masih tidak sesuai dengan siklus mingguan dalam kalender yang Alkitabiah, dan juga tidak menyerupai sikus mingguan yang digunakan dalam kalender modern saat ini.
Mario: Sejak kapan kalender Julian mengadopsi siklus mingguan yang berisikan tujuh hari? Mengapa anda mengatakan bahwa itu tetap saja tidak sesuai dengan siklus mingguan dalam kalender Alkitab?
Doni: Ingat, siklus mingguan dalam kalender Alkitab selalu dimulai baru di setiap hari Bulan Baru di setiap bulannya.
Mario: Oh, ya, ya, ya, saya mengingatnya. Jadi, bagaimana bisa itu berbeda dengan siklus mingguan modern kita?
Doni: Dihilangkanya hari ke-8 dalam siklus mingguan kalender Julian terjadi pada abad pertama dan disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
Pertama, ekspansi yang dilakukan oleh Kerajaan Romawi. Hal ini memperkenalkan orang-orang Roma dengan agama-agama lainnya dan, sebagai gantinya, mengarahkan kita pada faktor yang kedua, yaitu kebangkitan kultus Mithra.
Mario: Nah, itu baru menarik. Paham Mithra adalah saingat kuat Kekristenan awal. Tapi, apa hubungan antara paham Mithra dengan diatur ulangnya siklus mingguan kalender Julian? Kali ini siklus tersebut menjadi tujuh hari dalam seminggu, kan?
Doni: Ya, tapi itu masih belum mirip dengan siklus mingguan modern kita saat ini. Dalam bukunya yang berjudul Sunday in Roman Paganism, R.L Odom mengatakan: “Kelihatannya seperti bahwa beberapa orang ahli rohani memilki kendali atas dunia penyembah berhala yang telah mengatur banyak hal agar siklus mingguan planetary orang-orang kafir bisa diperkenalkan pada waktu yang tepat bagi kultus penyembah Matahari paling populer sepanjang masa untuk mengikuti dan mengagung-agungkan hari Matahari atau hari Minggu, sebagai hari tertinggi dan paling sakral di antara hari-hari lainnya. Tentunya hal ini bukanlah sebuah kebetulan.”
Mario: Menarik. Kedengarannya seperti iblis dengan sengaja membawa paham Mithra untuk memperkeruh masalah ini.
Doni: Saya pun berpendapat demikian. Dengan adanya kedua faktor tadi, yaitu ekspansi dan terpaparnya orang-orang Roma pada paham Mithra, siklus mingguan kalender Julian pun memulai proses evolusi yang panjang dan berabad-abad yang akhirnya berujung pada siklus mingguan yang kita gunakan pada saat ini. Tapi itu tidak terjadi dalam satu malam saja, dan itu juga tidak terjadi secara bersamaan di seluruh wilayah Roma.
Tapi mari kita membahas mengenai siklus mingguan planetary. Siklus mingguan planetary asli yang berisi tujuh hari adalah potongan bukti terakhir yang membuktikan bahwa hari Sabtu bukanlah hari Sabat yang Alkitabiah, dan hari Minggu juga bukanlah hari pertama dalam siklus mingguan dalam kalender Alkitab.
Seperti yang saya katakan tadi, perubahan ini terjadi selama bebarapa ratus tahun. Franz Cumont adalah seorang arkeolog dan sejarahwan asal Belgia. Dia dianggap sebagai tokoh besar dalam bidang paham Mithra.
Dalam tulisannya, dia menghubungkan antara penerimaan orang-orang Eropa terhadap siklus mingguan tujuh hari dengan popularitas paham Mithra di kalangan penyembah berhala Roma. Saya telah mengambil sebuah kutipan dari bukunya, tolong bacaan.
Mario: Baiklah. Di dalamnya dikatakan:
“Tidak perlu diragukan lagi bahwa peleburan misteri-misteri Iran (Persia), oleh kaum penyembah berhala, memiliki peran yang besar dalam pengadopsian umum siklus mingguan di mana hari Minggu adalah hari kudus. Nama-nama yang kita gunakan, dengan tidak sadar, untuk keenam hari lainnya, pertama kali digunakan bersamaan dengan saat ketika paham Mithra memenangkan para pengikutnya di propinsi Barat, ini bukan berarti bahwa kita tergesa-gesa dalam menetapkan hubungan antara kemenangannya dengan kedua fenomena yang terjadi bersamaan tersebut.”
Doni: Sederhananya, dia mengatakan, pengaruh paham Mithra di barat adalah hal yang mengarahkan pengadopsian siklus mingguan yang menempatkan hari Minggu sebagai hari kudus. Lebih jauhnya lagi, dia meambahkan, nama-nama modern hari-hari dalam siklus mingguan mulai digunakan di dalam kalender pada saat yang sama dengan ketika Mithra—yang pada awalnya merupakan agama misterius bangsa Persia—mulai mendapatkan banyak penganut di wilayah Barat Kerajaan Romawi.
Dalam bukunya, Astrology and Religion Among the Greeks and Romans, Cumont sekali lagi memberikan penekanan mengenai asal usul minggu modern yang berasal dari paham penyembah berhala dengan pengadopsian hari Minggu sebagai hari kudus. Itu bukanlah berasal dari zaman rasul ataupun Masa Penciptaan. Itu adalah adopsi langsung dari sebuah kultus misterius penyembah berhala. Ini dia kutipannya tolong bacakan.
Mario: “Keunggulan yang diberikan pada dies Solis [atau hari Dewa Matahari atau hari Minggu] tentunya juga memberikan kontribusi pada pengakuan masyarakat terhadap hari Minggu sebagai hari raya atau hari libur. Hal ini berkaitan dengan fakta yang lebih penting yaitu, pengadopsian siklus mingguan tersebut oleh semua bangsa-bangsa di Eropa.”
Doni: Ini adalah hal yang amat sangat signifikan. Apakah anda mengerti maksud dari kutipan itu?
Mario: Tidak. Tolong jelaskan pada saya.
Doni: Singkatnya, ini berarti bahwa hari Minggu tidak bisa menjadi hari di mana Kristus bangkit dari kematian, karena hari Minggu tidak ada di dalam kalender Julian yang digunakan pada zaman Kristus. Begitupun dengan hari Sabtu, itu tidak bisa menjadi hari Sabat yang Alkitabiah karena …. pahami ini: siklus mingguan keplanetan kaum penyembah berhala pada awalnya dimulai pada hari Sabtu.
Mario: Apa? Hari Sabtu adalah hari pertama dalam siklus mingguannya?
Doni: Ya.
Mario: Lalu, apa hari terakhir dalam siklus mingguan itu?
Doni: Hari Jumat.
Mario: Oh, yang benar saja.
Doni: Ya, memang demikian. Faktanya ada kalender Julian yang menunjukkan konfigurasi hari-hari ini. Tempat Permandian Titus adalah sebuah tempat permandian umum yang dibangun di Roma pada tahun 81 S.M. Pada dinding tempat permandian tersebut, dipajang sesuatu yang disebut kalender ‘tongkat’. Itu betul-betul menarik. Bila anda memiliki kesempatan, silahkan cari di Google. Ketik kata kunci: Baths of Titus Stick Calendar.
Mario: Baiklah, saya akan melakukannya nanti. Untuk saat ini, bisakah anda memberikan gambaran singkat mengenai hal itu
Doni: Tentu saja. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah lingkaran yang menunjukkan 12 tanda zodiak. Sebuah pasak logam bisa digerakkan dari satu tanda ke tanda lainnya untuk menunjukkan bulan mana yang sedang dijalani.
Pada setiap sisi tanda-tanda zodiak tersebut terdapat kolom yang berisikan angka-angka: di sebelah kiri terdapat angka satu hingga lima belas, dan di sebelah kanan terdapat angka enam belas hingga 30. Angka-angka itu adalah tanggal dan pasak logam digunakan untuk menunjukkan tanggal pada bulan tersebut.
Mario: Kedengarannya itu cukup cerdas.
Doni: Tapi yang paling menarik adalah bagaimana mereka melacak sedang berada di hari apa mereka. Di bagian paling atas terdapat gambar-gambar tujuh dewa planetary. Dewa pertama adalah Saturnus. Dia adalah dewa hari pertama dalam siklus mingguan, yaitu hari Saturnus atau dikenal dengan hari Sabtu. Sebagai dewa agrikultur, kita bisa melihat posisinya sebagai dewa yang penting, dengan gambarnya memegang sebuah sabit.
Selanjutnya terdapat gambar dewa matahari, dan dia adalah dewa dari hari kedua dalam siklus mingguan ini., yaitu Sun’s day atau Sunday yang dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu. Dia digambarkan dengan cahaya yang bersinar dari kepalanya.
Mario: Hari Minggu, yang merupakan hari pertama dalam siklus mingguan kita, adalah hari kedua dalam siklus mingguan mereka. Luar biasa!
Doni: Hari ketiga dalam siklus mingguan tersebut memiliki gambar sang dewi bulan, Luna. Anda bisa melihatnya menggunakan mahkota yang berbentuk bulan sabit.
Mario: Yang tentunya sekarang merupakan hari kedua dalam siklus mingguan kita. Monday berasal dari ‘Moon’s day’ yang berarti Hari Bulan, yang dalam bahasa Indonesia disebut hari Senin.
Doni: Lalu kemudian beragam gambar dewa-dewa planetary itu menggambarkan hari-hari selanjutnya dalam siklus mingguan tersebut. Ada Dies Martis (Hari Mars) atau Tuesday, yang dalam bahasa Indonesia disebut hari Selasa, Dies Mercurii (Hari Merkurius) atau Wednesday, yang dalam Bahasa Indonesia disebut hari Rabu, Dies Jovis (Hari Jupiter) atau Thursday, yang dalam bahasa Indonesia disebut hari Kamis, dan yang terakhir merupakan gambar sang dewi, Venus, sebagai lambang Dies Veneris atau Friday, yang dalam bahasa Indonesia disebut hari Jumat, dan pada kalender tongkat ini, hari Jumat adalah hari ketujuh, bukan hari kenam seperti pada siklus mingguan modern kita.
Mario: Saya betul-betul akan mencari gambar kalender tongkat Permandian Titus itu di Google.
Doni: Semoga anda betul-betul mencarinya. Itu betul-betul membuka pikiran. Salah satu hal yang ingin saya bicarakan adalah nama-nama yang diberikan untuk hari-hari pada siklus mingguan ini.
Kita masih melihat pengaruh nama-nama hari astrologis penyembah berhala dalam nama-nama hari di kalender Masehi yang kita gunakan sekarang. Bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin, seperti bahasa Spanyol, tetap menggunakan nama-nama astrologis untuk menyebutkan hari Senin hingga Jumat, dan pengaruh Kekristenan terhadap kata yang mereka gunakan untuk menyebutkan hari Minggu, yaitu Domingo yang berarti hari Tuan, dan hari Sabtu, yaitu Sabado atau hari Sabat.
Mario: Ada beberapa bahasa di seluruh dunia yang menggunakan beberapa bentuk kata ‘Sabat’ untuk merujuk pada hari Sabtu yang merupakan hari ketujuh dalam siklus mingguan modern kita. Bagaimana anda menjelaskan hal tersebut?
Doni: Anda benar, dan beberapa orang berusaha menggunakan hal tersebut sebagai alasan untuk berikeras menyatakan bahwa siklus mingguan modern kita tidak pernah terputus sejak Masa Peciptaan. Namun mereka tidak memahami bahwa ketika para misionaris menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia, mereka juga membawa kalender Julian bersama mereka. Namun, baru-baru ini, mereka telah membawa kalender Masehi.
Fakta bahwa hari Saturnus atau hari Sabtu modern sering dianggap sebagai hari ‘Sabat’, dan hari Matahari/Sun’s day atau hari Minggu sering dianggap sebagai hari Tuan, bisa dilacak ke masa Paus Silvester Pertama.
Mario: Mengapa bisa demikian?
Doni: Menurut Rabanus Maurus, seorang uskup agung di Mainza, Jerman, pada abad ke-8, Paus Sylvester I mencoba untuk menamai ulang hari-hari dalam suklus mingguan planetary agar itu sesuai dengan nama-nama dalam suklus mingguan Alkitab.
Siklus mingguan penyembah berhala dimanai dengan menggunakan nama-nama dewa kaum penyembah berhala, namun hari-hari dalam siklus mingguannya, seperti yang terlihat dalam Kitab Suci, hanyalah diberi angka. Misalnya, hari pertama, hari kedua, hari ketiga, dan seterusnya. Sylvester juga ingin melakukan hal tersebut pada siklus mingguan kalender Julian.
Mario: Bisa dibayangkan betapa menipunya hal tersbut bila dia betul-betul berhasil melakukannya.
Doni: Menurut saya Yahuwah yang menggagalkan usahanya tersebut. Seorang sarjana abad ke-7 yaitu Bede The Venerable, juga memberikan laporan mengenai upaya paus untuk mengubah nama-nama penyembah berhala yang digunakan untuk menamai hari-hari dalam siklus mingguan menjadi nama-nama yang ada di dalam Alkitab.
Ini adalah kutipan dari De Temporibus. Inilah yang Bede katakan. Tolong dibacakan.
Mario: “Namun Sylvester yang kudus memerintahkan untuk menyebut hari pertama dalam siklus mingguan dengan nama feriæ, yang berarti ‘Hari Tuan’, mencontoh bangsa Ibrani, yang menamai hari-hari dalam siklus mingguan dengan nama: hari pertama, hari kedua dan seterusnya.”
Nah, itu menarik. Bede secara gamblang menyatakan bahwa paus ingin mencontoh bangsa Ibrani.
Doni: Bila siklus mingguan tersebut berasal dari bangsa Ibrani, maka mereka tidak akan perlu berupaya untuk mencontohnya karena hari-hari dalam siklus mingguan itu pasti akan menggunakan angka, bukan nama.
Mario: Itu betul. Lalu apa yang terjadi?
Doni: Nah, nama-nama astrologis tersebut sudah mengakar terlalu dalam. Sekarang, secara resmi, di dalam Gereja Katolik Roma, istilah resmi yang mereka gunakan adalah Hari Tuan, Hari Kedua, Hari Ketiga, dan seterusnya. Kebanyakan negara tetap menggunakan keseluruhan nama-nama planetary kaum penyembah berhala itu untuk menamai hari-hari dalam siklus mingguan mereka. Berdasarkan penelitian saya, hanya bangsa Portugis yang mengadopsi penggunaan angka-angka untuk menamai hari-hari dalam siklus mingguan mereka.
Yang menarik adalah bahwa pengaruh astrologis dalam menamai hari-hari dalam siklus mingguan ini justru lebih terlihat di pinggiran Kerajaan Romawi.
Mario: Ya. Agama Kristen baru akan muncul setelahnya. Apakah ada bahasa yang tetap menggunakan nama-nama penyembah berhala tersebut untuk menamai ketujuh hari dalam siklus mingguan itu?
Doni: Ya. Bahasa Inggris, bahasa Belanda, Bahasa Wales, Bahasa Cornwall, dan Bahasa Breton, adalah satu-satunya bahasa di Eropa yang tetap menggunakan nama-nama hari planetary penyembah berhala untuk menamai hari-hari dalam siklus mingguan mereka.
Namun, wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah-wilayah yang hampir sepenuhnya bebas dari pengaruh Kekristenan selama periode masa di mana nama-nama astrologis digunakan dan menyebar di wilayah Kerajaan.
Apakah anda masih memegang Alkitab anda? Bila iya, tolong buka Kitab 2 Tesalonika pasal 2.
Mario: Baiklah, tentu saja.
Doni: Faktanya, baik kalender Julian maupun siklus mingguan planetary kaum penyembah berhala, telah diterima dan digunakan oleh orang-orang Kristen, dan itu mengungkap peleburan yang mendalam antara kekristenan dengan paham penyembah berhala. Paulus telah memperingatkan tentang hal ini di dalam Kitab 2 Tesalonika. Silahkan bacakan ayat 7 hingga 12.
Mario: “Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah diasingkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Yahushua akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Dia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Yahuwah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”
Doni: Siklus mingguan kaum penyembah berhala, sama seperti kalender Julian yang mengadopsinya, adalah bersifat penyembah berhala dan tidak bisa diperbaiki. Sejarah, Arkeologi, mengungkap bahwa baik hari Sabat yang Alkitabiah maupun hari Pertama yang Alkitabiah tidak akan bisa bisa ditemukan dengan menggunakan kalender modern.
Tanyakan kepada diri anda: Mengapa anda pergi ke gereja pada hari Minggu? Untuk menghormati kebangkitan Kristus?
Mengapa anda beribadah di hari Sabtu? Karena Yahuwah berfirman untuk ‘menguduskan hari Sabat’?
Bila beribadah di hari yang telah ditentukan adalah hal yang penting, maka juga penting untuk mengetahui kalender mana yang harus kita gunakan untuk menemukan hari yang telah ditentukan itu.
Mario: Saya akan memberikan sedikit tambahan pemikiran, Doni. Kita tidak akan terselamatkan hanya karena perbuatan kita. Tapi kita juga tidak akan terselamatkan ketika secara sadar kita melakukan pemberontakan terhadap kehendak Yahuwah yang telah kita ketahui melalui Alkitab.
Doni: Ketaatan adalah separuh dari ibadah. Setan dan Adam sama-sama jatuh karena pemberontakan. Kita tidak akan bisa terselamatkan bila dengan sadar kita mencemooh kehendak Yahuwah. Kepada siapa kita taat, maka itu akan menunjukkan kepada siapa kita memberikan kesetiaan kita. Pada akhirnya, itu akan mengungkap siapa yang kita sembah.
Mario: Baik hari Sabtu maupun hari Minggu adalah hari penyembahan kaum penyembah berhala.
Jadi, pertanyaannya adalah, kalender mana yang akan anda gunakan untuk menentukan hari beribadah anda?
Baiklah para pendengar sekalian, kita akan rehat sejenak. Dan seperti biasa, bila kami kembali nanti kita akan memasuki segmen Kotak Surat Harian Kita di mana kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dikirimkan oleh para pendengar Radio WLC di seluruh dunia.
Jadi, jangan ke mana-mana, kami segera kembali.
****
Anda mendengarkan Radio World’s Last Chance di WBCQ, yang mengudara pada gelombang 31 meter di frekuensi 9330 kilohertz.
Radio Worlds Last Chance: mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang SEGERA kembali!
****
Apakah ada seseorang dalam hidup Anda yang saat ini benar-benar membutuhkan perhatian anda? Apakah itu sahabat anda, atau mungkin pasangan Anda, atau anak remaja anda yang tidak hidup sesuai dengan semua terang yang sudah dia ketahui.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang ilmu dari sebuah doa syafaat, kunjungi situs web kami di WorldsLastChance.com. Doa Anda dapat menjadi berkat untuk keselamatan orang lain! Melalui doa, Anda dapat bekerja sama dengan agen-agen surgawi untuk menjadi berkat bagi setiap orang yang berhubungan dengan Anda.
Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut, kunjungi WorldsLastChance.com, pilih bahasa Indonesia dan carilah artikel dengan judul, “Berdoa bagi Orang Lain.” Bacalah artikel itu hari ini! Yahuwah menunggu dengan rindu untuk menjawab doa-doa anda.
****
World’s Last Chance berdedikasi untuk mempersiapkan orang menyambut Sang Juruselamat yang segera kembali. Acara siaran radio harian kami tersedia dalam 7 bahasa berbeda dari seluruh dunia dan masih banyak bahsa-bahasa lain lagi yang akan mengudara.
Video-video dan artikel-artikel kami telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa berbeda. Dan kami tidak hanya fokus pada salah satu poin pengajaran! Kami bersedia untuk bekerja sama dengan Surga untuk membawa semua kebenaran ke dunia.
Artikel-artikel dan video-video kami mencakup berbagai topik-topik penting pada pertumbuhan dan pembangunan dari perjalanan Kekristenan. Kami menghadirkan materi yang mencakup:
- Kesalehan Praktis di dalam kehidupan sehari-hari
- Doktrin Alkitabiah yang benar-benar hanya didasarkan pada Firman Yahuwah
- Kalender Sang Pencipta,dan
- Nubuatan Akhir Zaman yang penting untuk anda ketahui
Kami bahkan membahas berbagai macam Angin Pengajaran yang palsu yang telah digunakan oleh Setan untuk menipu banyak orang, dan mengungkapkan mengapa itu salah dan apa yang benar berdasarkan Alkitab.
Kunjungilah kami hari ini di Worldslastchance.com. pelajarilah kebenaran di hari-hari terakhir ini.
****
Mario: Baiklah, para pendengar sekalian, kami telah kembali. Terimakasih karena masih setia bergabung bersama kami. Baiklah, tanpa panjang lebar lagi, mari kita mulai segmen Kotak Surat Harian Kita.
Bekele Massala dari Addis Ababa di Etiopia mengirimkan sebuah pertanyaan yang sangat bagus. Pertanyaannya juga merupakan hal yang selama ini sering saya pikirkan. Dia menulis:
“Salam, saudara-saudaraku dalam nama Sang Juruselamat kita yang mengagumkan, Yahushua. Tolong, bisakah kalian menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar’? Ini membingungkan saya.”
Doni: Itu bisa menjadi sebuah pernyataan yang membingungkan. Saya senang anda menanyakannya, Bekele.
Pertama, tama, mari kita luangkan waktu sejenak untuk mengklarifikasi bahwa keselamatan itu adalah berkat. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kita raih melalui perbuatan kita. Kitab Suci telah menjelaskan hal ini dengan baik. Nah, Mario, tolong bacakan kitab Titus pasal 3 ayat 3 hingga 7.
Mario: Titus . . . Titus . . . itu adalah Kitab yang sulit ditemukan.
Nah, ini dia. Di dalamnya dikatakan:
“Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Eloah, Juruselamat kita dan kasihnya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yahushua Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”
Doni: Ini sudah sangat jelas. Kita tidak diselamatkan melalui ‘perbuatan baik yang telah kita lakukan’. Melainkan karena ‘rahmat-Nya’ lah kita diselamatkan.
Oleh karena itu, ketika Paulus mengatakan bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar, yang dia maksud pasti adalah hal yang lain. Mari kita bacakan konteksnya. Silahan buka Kitab Filipi pasal 2 dan bacakan ayat 12.
Mario: Baiklah. Di dalamnya dikatakan:
“Itulah sebabnya, hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar . . . ”
Doni: Baiklah, itu dia kutipannya. Namun, dalam Alkitab versi bahasa Inggris, kata ‘Wherefore’ yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ‘oleh karena itu’ atau ‘itulah sebabnya’, mengindikasikan bahwa perkataan tersebut merujuk kepada hal lain yang baru saja diucapkan.
Mario: “(Wherefore) Itulah sebabnya Yahuwah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yahushua tertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. Dan segala lidah mengaku: “Yahushua adalah Tuan”, bagi kemuliaan Yahuwah, Bapa.”
“(Wherefore) Itulah sebabnya, hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Yahuwahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”
Nah, masih ada penggunaan kata (Wherefore).
Doni: Ya, begitulah. Itu memang kosakata yang digunakan Paulus. Keampuan berpikirnya yang cerdas membuatnya mampu menyusun agrumen panjang dan kompleks ini. “(Wherefore) Oleh sebab ini, (therefore) karena itu inilah hasilnya”, Dan gaya bahasa itulah yang dia gunakan pada ayat-ayat ini.
Ketika anda melihat konteks dari ayat yang baru saja anda bacakan, anda akan menemukan bahwa pasal tersebut diawali dengan pernyataan lainnya yang masih amat sangat berhubungan dengan pasal-pasal sebelumnya. Pasal dua diawali dengan pernyataan: “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan. Karena itu sempurnakanlah suukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.”
Mario: Jadi, pasal ini diawali dengan pernyataan ‘Jadi karena . . .’ yang merujuk pada pasal sebelumnya.
Doni: Ya. Hal ini merujuk pada pemikiran atau pernyataan yang diungkapkan pada pasal 1 dan kita harus mempertimbangkan hal tersebut. Sekarang kita akan membacakannya ada siaran ini. Bila para pendengar sekalian ingin ikut membacanya, maka silahkan ambil Alkitab anda. Tapi, singkatnya, pada pasal pertama dalam suratnya untuk gereja di Filipi, Paulus memberitahukan mereka bahwa dia selalu mendoakan mereka dengan senang hati, karena persekutuan mereka dalam Berita Injil. pada ayat enam, dia menyebut persekutuan dalam Berita Injil tersebut sebagai ‘pekerjaan yang baik’, dan mengatakan bahwa Yahuwah akan memulai dan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Yahushua. Tema inilah yang menjadi inti dari keseluruhan pembahasan dalam pasal ini, yaitu tema persekutuan yang berlandaskan kasih.
Mario: Saya mengerti. Lalu kemudian Paulus melanjutkan dan berbagi kisah mengenai kesulitan- kesulitan yang pernah dia lalui.
Doni: Ya, dan dengan senang dia mencatat bahwa kesulitan-kesulitan itu sebenarnya merupakan hal yang membantunya untuk menyebarkan Injil lebih jauh lagi. Lalu kemudian dia menambahkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan bahwa orang-orang percaya harus berjuang bersama demi iman terhadap Injil dan agar mereka tidak takut terhadap musuh-musuh mereka.
Mario: Di sini saya melihat bahwa dia mengakhiri pasal ini dengan mengatakan bahwa mereka tidak hanya harus percaya pada Yahushua, tapi mereka juga harus menderita untuk-Nya.
Doni: Betul. Ini adalah konteks yang menyusun isi Kitab Filipi pasal 2, di mana dia menyuruh orang-orang percaya untuk mengerjakan penyelamatan mereka dengan takut dan gentar. Dia memberitahukan mereka bahwa mereka harus menetapkan prinsip-prinsip tertentu, agr mereka bisa bekerja bersama-sama untuk menyebarkan ajaran Injil.
Dalam ayat 1 hingga 4 dalam pasal 2, Paulus memberitahukan mereka bahwa mereka harus satu pemikiran dan tujuan, dan berniat untuk berendah hati demi kepentingan orang lain. Lalu kemudian dalam ayat 5 hingga 11, dia memberitahukan mereka bahwa mereka harus mengijinkan pikiran Yahushua untuk berada di dalam pikiran mereka. Hal ini akan memberikan mereka hati seorang hamba agar mereka bisa mengorbankan hidup mereka demi Injil, seperti yang Yahushua lakukan.
Mario: Jadi, sebagai ringkasan, di sini Paulus mengatakan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, mereka semua harus bekerja bersama-sama, dan berserah diri sepenuhnya untuk melakukan pelayanan demi Injil, seperti yang dilakukan oleh Yahushua. Apakah saya sudah benar?
Doni: Ya. Jadi, dengan adanya konteks ini, pada Kitab Filipi pasal 2 ayat 12, Paulus kemudian mengatakan bahwa, karena Yahushua telah menyelamatkan mereka, maka, sebagi imbalan, mereka juga selalu bersedia untuk menaati panggilan Yahuwah untuk ‘mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar’. Lalu dia kemudian melanjutkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa Yahuwah Sendiri sedang bekerja bersama mereka dan telah menanamkan keinginan dan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut kepada mereka, karena itu adalah kesenangan bagi Yahuwah.
Atas alasan itulah Paulus menjelaskan, bahwa mereka semua harus bekerja bersama tanpa berdebat dan bertengkar, agar mereka bisa menjadi terang dunia, dan menjadi pedoman bagi orang-orang tidak percaya di sekeliling mereka.
Mario: Jadi, Kitab Filipi pasal 2 ayat 12 tidaklah membahas mengenai pekerjaan baik untuk mendapatkan keselamatan kita semua. Sebaliknya, di dalamnya dikatakan bahwa dengan adanya berkat keselamatan, kita telah diberikan keinginan dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang tentu saja akan digunakan untuk menyebarkan Injil kepada orang lain.
Doni: Tepat sekali. Dengn kata lain, Yahuwah memerintahkan kita untuk ‘mengerjakan’ atau mempraktekkan keselamatan kita. Kita tidak boleh duduk berleha-leha sementara orang lain bekerja keras menyebarkan Injil. Kita juga harus ikut ambil bagian. Kita harus menggunakan keinginan dan kekuatan, yang diberikan oleh Yahuwah kepada kita, untuk menyelamatkan orang lain. Dan kita harus melakukan itu agar orang lain tidak akan mengalami nasib buruk yang sama seperti dengan yang hampir kita alami seandainya dulu berkat Yahuwah tidak menyelamatkan kita.
Semuanya mengenai menggunakan iman kita untuk membantu orang lain. Di dalam diri kita, Yahuwah telah menanamkan sebuah keinginan untuk menyelamatkan orang lain, dan Dia juga telah memberikan kita kekuatan untuk melakukannya, jadi jangan berleha-leha. Bekerjalah dan bantu orang lain mempelajari keselamatan.
Mario: Jadi, seperti apa yang dimaksud dengan ‘mengerjakan keselamatan kita sendiri’ di dalam dunia nyata?
Doni: Paulus telah memberikan jawabannya di dalam Kitab 2 Timotius pasal 4 ayat 2.
Mario: Baiklah, tunggu sebentar, akan saya carikan ayatnya . . .
Ini dia. Di dalamnya dikatakan:
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”.
Doni: Begitulah cara untuk mengerjakan keselamatan kita sendiri. Kita melakukannya dengan cara membagikan kebenaran. ketika kita memiliki celah dalam kehidupan sehari-hari kita untuk menyebarkan kebenaran, untuk menyemangati, untuk mengarahkan seseroang kepada Sang Juruselamat, untuk hidup sesuai dengan kasih Yahuwah yang Maha mengampuni, kita harus melakukannya, dan ketika kita melakukannya, maka kita telah bekerja bersama Yahuwah untuk menyelamatkan nyawa orang-orang lain. Itu berarti kita telah mengerjakan keselamatan kita sendiri.
Mario: Menurut saya, cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan keselamatan kita seniri adalah dengan bersabar terhadap kegagalan orang lain. Membahgikan kebenaran yang kita ketahui, mencari lebih banyak kebenaran, agar ajaran yang kita anut bisa menjadi murni. Itu semua adalah cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan keselamatan kita sendiri dalam menyebarkan ajaran Injil.
Doni: Dan ketika kita melakukannya, sama halnya dengan orang yang melatih tubuhnya dengan disiplin, maka kita juga akan menjadi lebih kuat di jalan kita bersama dengan Yahuwah. kita akan mampu untuk melakukan lebih banyak pekerjaan, mencapai lebih banyak hal untuk menyelamatkan orang lain, dan semua itu karena kasih kita dan rasa syukur kita terhadap Bapa.
Mario: Kita akan mengasihi lebih banyak karena kita telah lebih banyak diampuni, dan kita juga ingin membagikan hal tersebut.
Doni: Tepat sekali. Itulah yang dimaksud dengan mengerjakan keselamatan kita sendiri.
Tolong diingat: setiap kali sebuah ayat nampak seakan itu berlawanan dengan ayat-ayat lainnya di dalam Kitab Suci, maka yang harus kita lakukan adalah mencari penafsiran yang sesuai dengan ayat-ayat lainnya. Kebenaran bukanlah hal yang berlawanan. Akan tampak demikian bila kita tidak memahaminya dengan benar, namun kebenaran itu sendiri selalu konsisten.
Ketika kita mencari topik mengenai keselamatan di dalam Kitab Suci, maka dengan cepat kita akan melihat bahwa, dengan jelas, Kitab Suci mengajarkan bahwa keselamatan adalah sebuah berkat.
Mario: Kitab Efesus pasal 2 ayat 8 dan 9 mengatakan:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Yahuwah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri”
Doni: Tepat sekali! Jadi, ketika kita menyandingkan ayat dalam Kitab Filipi pasal 2 ini dengan ayat-ayat lain di dalam Kitab Suci, kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya di dalamnya ditafsirkan bahwa mengerjakan keselamatan kita sendiri tidak ada hubungannya dengan keselamatan melalui perbuatan. Namun sebaliknya, semua itu ada hubungannya dengan menjadi penuh kasih dan rasa syukur pada keselamatan kita, bahwa kita akan bekerja sama dengan Sorga untuk mengerjakan keselamatan untuk orang lain karena kita telah diselamatkan.
Mario: Itu betul-betul masuk akal dan konsisten. Dan itu pula lah yang harus selalu kita ingat. Bila kita berada dalam sebuah permasalahan yang nyata, maka itu adalah pertanda bahwa kita harus terus menggali karena masih ada hal yang belum kita pahami, atau masih ada kebenaran yang lebih besar yang harus kita temukan.
Baiklah, Bekele, terimakasih atas pertanyaan yang hebat ini. Saya pun mempelajari hal baru.
Nah, para pendengar sekalian, cukup sekian segmen Kotak Surat harian Kita untuk kali ini.Silahkan kirimkan pertanyaan-pertanyaan anda. Kunjungi situs kami di WorldsLastChance.com pilih bahasa Indonesia dan klik Hubungi Kami. Nah, jika kami tidak sempat untuk menjawab pertanyaan anda secara langsung melalui siaran radio ini, maka silahkan melihat bagian Tanya-Jawab di situs kami.
***
Anda menyukai apa yang Anda dengar?
Kunjungi situs web kami di Worldslastchance.com untuk mendengarkan episode-episode lain dari program radio kami.
Radio Worlds Last Chance Mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang segera kembali!
***
Halo! Ini adalah Janji Harian Anda dari Firman Yahuwah.
Salah satu perjalanan paling melelahkan yang pernah saya lakukan adalah ketika melakukan penerbangan pulang-pergi sebanyak tiga kali, yang membawa saya dari satu belahan bumi, ke belahan bumi yang lainnya. Perjalanan itu membutuhkan waktu 23 jam yang terasa sangat lama.
Walaupun perjalanan seperti itu melelahkan, namun saya tidak sampai stres. Benar itu membosankan; tapi saya tidak sampai stres. Anda tahu: Saya harus melakukan banyak reservasi dalam perjalanan itu.
Saat Anda berada di bandara, cobalah luangkan waktu sejenak untuk mengamati perbedaan antara penumpang yang sudah memegang tiket karena sudah melakukan check-in dengan yang belum.
Orang-orang yang sudah memegang tiket karena sudah melakukan check-in akan membaca atau saling berkirim pesan. Mereka mengobrol dengan teman-teman mereka. Beberapa dari mereka bahkan sampai tidur!
Di sisi lain, orang-orang yang belum mendapatkan tiket karena belum melakukan check-in masih gusar disekitar loket tiket. Mereka akan mondar-mandir, menghentak-hentakkan kaki mereka, menggetarkan uang receh di saku mereka, merokok (jika diizinkan), dan masih banyak lagi.
Perbedaan antara kedua kelompok orang ini hanyalah faktor jaminan. Kelompok yang pertama sudah tahu bahwa mereka sudah dapat bepergian ke tempat tujuan yang diinginkan pada waktu yang diharapkan. Sementara kelompok yang lain masih tegang dan stres karena mereka belum tahu kapan penerbangan mereka atau bahkan mereka belum tahu apakah mereka dapat sampai pada tujuan yang mereka inginkan sesuai dengan waktu yang mereka harapkan.
Para pendengar, Alkitab memberikan jaminan yang begitu banyak bagi orang-orang percaya. Walaupun banyak orang yang mudah untuk diyakinkan pada saat mereka baru pertama kali menerima Yahushua sebagai Tuan dan Juru Selamat mereka, sering kali keyakinan itu bisa memudar ketika mereka melakukan kesalahan dan tersandung lagi ke dalam dosa.
Kitab Ibrani pasal 10, ayat 35 dan 36, meyakinkan orang-orang percaya, dengan berkata: “janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Yahuwah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”
Jaminan bagi orang percaya adalah karunia yang luar biasa! Jika Anda tahu bahwa besok Anda akan dipanggil untuk berdiri di hadapan takhta pengadilan Yahuwah, apa reaksi Anda? Apakah Anda akan gugup, mondar-mandir? Apakah Anda takut Dia berkata: "Saya tidak pernah mengenal kamu. Enyahlah dari pada-Ku”?
Atau apakah Anda dapat berdiam dalam damai karena keyakinan bahwa darah Yahushua telah menutupi semua kekurangan Anda dan Anda dapat berdiri di hadapan Yahuwah seolah-olah Anda tidak pernah berbuat dosa?
Itulah anugerah yang ditawarkan Yahuwah kepada Anda. Kitab Filipi pasal 1, ayat 6 mengatakan, ”Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Yahushua.”
Datanglah kepada Bapa. Serahkan semua kerinduan anda kepada-Nya. Mintalah Dia untuk membuat Anda siap dan Dia akan melakukannya!
Kepada kita telah diberikan janji-janji yang besar dan berharga. Majulah, dan mulailah mengaminkannya!
****
Banyak orang dewasa berharap mereka memiliki kesempatan untuk belajar agama, selagi berada di universitas.
Jika anda berada di posisi yang sama, saat ini belum terlambat! Di WorldsLastChance.com, kami memiliki ratusan artikel dan video tentang berbagai topik rohani dan agama dan jumlahnya terus ditambah setiap saat! Ada artikel yang memberikan nasihat tentang bagaimana menikmati kehidupan Kristen yang berkemenangan.
Artikel-artikel lain menyelidiki secara mendalam bagian-bagian Alkitab yang salah dimengerti dan menjelaskan apa arti bagian itu dalam bahasa Ibrani yang asli.
Kami juga menyajikan banyak artikel dan video tentang nubuatan. Paulus berkata kepada Timotius:
"Segala tulisan yang diilhamkan Yahuwah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Yahuwah menjadi sempurna dan diperlengkapi sepenuhnya untuk setiap perbuatan baik." [2 Timotius 3: 16-17]
Jika Anda akan membaca dengan seksama materi di situs web kami, Anda akan memiliki landasan yang menyeluruh bukan hanya pada kebenaran doktrinal, tetapi Anda juga akan mempelajari rahasia-rahasia berdoa yang efektif, dan cara belajar Alkitab, sehingga Anda dapat menemukan kebenaran bagi diri anda sendiri!
Kunjungi situs web kami di WorldsLastChance.com. Tidak ada kata terlambat untuk memulai!
WorldsLastChance.com: Mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang segera kembali!
***
Mario: Saya ingin berterima kasih kepada anda, Doni, karena telah meluangkan waktu untuk membagikan fakta-fakta yang kita bahas pada hari ini. Itu adalah fakta-fakta yang bisa bisa kita cari sendiri. Saya selalu suka mempelajari sejarah, namun inilah sejarah yang belum pernah saya dengarkan sebelumnya.
Doni: Fakta-fakta tersebut telah disembunyikan dengan sengaja. Di sini Iblis telah memainkan sebuah permainan yang panjang. Itu adalah sebuah tipu daya yang telah dibuat dalam satu millenium.
Namun dia mengetahui bahwa bila kita bisa menciptakan sebuah kalender dengan siklus mingguan yang tidak terputus, dan dia bisa membuat kalender tersebut diterima secara luas sehingga orang-orang akan menerimanya begitu saja, dia tahu bahwa mereka bahkan tidak akan pernah berpikir untuk mempertanyakannya. Dan memang itulah yang sedang terjadi.
Seperti yang kita katakan sebelumnya, karena waktu adalah hal yang berkelanjutan dan karena kalender Masehi kepausan memiliki siklus mingguan tujuh hari yang tidak terputus, maka orang-orang pun mengasumsikan bahwa siklus mingguan modern kita adalah siklus yang telah digunakan sejak Masa Penciptaan. Oleh karena itu mereka beribadah di hari Sabtu, mereka ke gereja pada hari Minggu, mengira diri mereka sedang menghormati Yahuwah, sementara kenyataannya, selama ini mereka dengan polosnya menghormati Setan.
Mario: Hal yang paling menghkawatirkan bagi saya mengenai semua ini adalah fakta bahwa Kitab Wahyu telah menjelaskan bahwa pertempuran terakhir adalah pertempuran dalam hal penyembahan.
Dalam kitab Wahyu pasal 14, seorang malaikat akan terbang di tengah-tengah sorga dan mengatakan:
“Takutlah akan Yahuwah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.”
Itulah isi Perintah keempat.
Sementara pada saat yang sama, dalam Kitab Wahyu pasal 13, binatang akan memaksakan penyembahan terhadap patung binatang, dan bila anda tidak tunduk pada perintah tersebut, maka anda tidak akan bisa membeli atau menjual, anda tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan, memenuhi kebutuhan anda—
Doni: Menafkahi keluarga anda.
Mario: Dan bila pada saat itu anda masih belum juga menyerah dan menyembah patung binatang itu, maka mereka akan memberikan hukuman mati kepada anda.
Para pendengar sekalian, ini adalah hal yang sangat serius. Seberapa banyak orang-orang percaya yang ke Mesjid untuk beribadah di hari Jumat, atau berdandan untuk pergi ke gereja atau sinagog pada hari Sabtu; seberapa banyak orang percaya yang pergi ke gereja pada hari Minggu, tanpa sama sekali mengetahui fakta bahwa mereka menghormati hari peribadatan palsu yang dicciptakan oleh iblis itu sendiri?
Doni: Merek tidak mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Dan anda benar, ini sangat serius.
Dengar, para pendengar sekalian, saya tidak akan meminta anda untuk langsung mempercayai kami. Kami tidak akan pernah melakukannya. Faktanya, tiap kali seseorang berkata kepada anda”
“Percayalah kata-kata saya, saya memiliki gelar doktoral keilahian”
“Percayalah kata-kata saya, saya adalah pendeta anda, pastor anda”
“Percayalah kata-kata saya, saya adalah sarjana Alkitab—“
Mario: Anggap itu sebagai sebuah peringatan. Sebuah peringatan untuk mempelajari hal itu sendiri.
Doni: Tepat sekali. Dan itulah yang selalu kami minta kepada anda, para pendengar sekalian. Jangan langsung percaya perkataan kami. Silahkan pelajari sendiri.
Kami memiliki banyak video di YouTube, kami memiliki banyak artikel di situs kami yang menjelaskan bagaimana cara kerja kalender Alkitabiah, menunjukkan bukti yang ada di dalam Kitab Suci bahwa hukum Yahuwah masih berlaku. Anda bisa memulai penelitian anda dari sana, dan jangan berhenti. Teruslah mempelajarinya. Gunakan materi-materi yang ada di situs kami sebagai batu loncatan yang akan membawa anda kepada penelitian yang lebih mendalam lagi.
Mario: Kebanyakan artikel kami memiliki catatan akhir. Silahkan kunjungi sumber-sumber tersebut. Bacakan konteksnya. Kami tidak akan menyembunyikan atau menutup-nutupi apapun. Kami hanya ingin mebagikan hal-hal yang kami anggap sebagai kebenaran.
Doni: Itu bukanlah kebenaran yang populer, namun itu adalah kebenaran bagi hari-hari akhir ini. Mario, bila anda masih memegang Alkitab anda, bisakah anda membacakan Kitab Yesaya pasal 58?
Mario: Tentu saja. Saya sudah membukanya. Di dalamnya dikatakan:
“Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukkanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dsa mereka!”
Doni: Pesan ini ditujukan untuk umat Yahuwah. Pada mereka lah Yahuwah berusaha untuk menunjukkan pelanggaran mereka. Dan bila anda terus membacanya, anda akan melihat bahwa mereka tidak tahu menahu akan dosa-dosa mereka.
Kita tidak memiliki cukup waktu untuk membacakan keseluruhan pasal, namun pasal ini sangat bagus. Silahkan lompati langsung ke ayat 12.
Mario: “Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan ‘yang memperbaiki tembok yang tembus’, ‘yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”.
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat ‘hari kenikmatan’, dan hari kudus Yahuwah ‘hari yang mulia’; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong”
“Maka engkau akan bersenang-senang karena Yahuwah, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi degan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Yahuwahlah yang mengatakannya.”
Doni: Itulah pekerjaan yang harus kita kerjakan di hari-hari akhir ini. Kita akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, untuk memperbaiki tembok yang tembus pada hukum Yahuwah.
Mario: Adam telah diberikan pilihan: untuk memakan buah pengetahuan itu atau tidak. Kita semua juga telah diberikan kesempatan. Bagi kedua belah pihak, itu semua bergantung pada ketaatan. Apakah anda cukup mengasihi Yahuwah untuk menaati-Nya?
Baiklah, para pendengar sekalian, sekian program kita untuk hari ini. Bergabunglah lagi bersama kami besok. Sampai jumpa, dan ingat, Yahuwah mengasihi anda . . . dan Dia aman untuk dipercaya.
* * *
Anda baru saja mendengarkan radio WLC.
Program ini serta episode Radio WLC yang lain, tersedia untuk anda undu di situs kami. Sangat baik untuk dibagikan pada para sahabat anda yang mempelajari Alkitab! Ini juga sumber yang bagus bagi orang-orang yang beribadah kepada Yahuwah sendirian atau di rumah.
Jika Anda ingin mendengarkan program Radio WLC, kunjungi situs web kami di WorldsLastChance.com. Klik ikon Radio WLC di bagian kanan atas beranda. Disini anda dapat mengunduh episode dalam bahasa pilihan Anda. Tersedia juga artikel dan video dalam berbagai bahasa.
Bergabunglah bersama kami besok untuk menerima berbagai pesan kebenaran lain di WBCQ yang mengudara pada gelombang 31meter di frekuensi 9330 kilo hertz.
Radio Worlds Last Chance! Mempersiapkan orang untuk menyambut Sang Juruselamat yang SEGERA kembali!